Share

41. Rencana Lain

last update Last Updated: 2025-07-09 19:48:56

Entah berapa lama aku pingsan. Waktu terbangun, ruangan sangat gelap. Dari jendela kamar hotel, aku bisa melihat bias cahaya lampu yang membias masuk ke kamar.

“Aduh, sakit…” Aku merintih waktu sadar pelipisku mengeluarkan banyak darah. Sepertinya gara-gara terantuk meja, aku sampai pingsan gara-gara terlalu syok dengan kelakuan Gio.

“Sialan kamu, Gio,” desisku sambil mencoba berdiri. Dengan terseok-seok, kucari saklar lampu agar lampu ruangan menyala.

Setelahnya, kucari tisu dari dalam tas. Setelah menemukannya, kutekan tisu itu ke pelipisku. Aku bergegas ke kamar mandi untuk memeriksa apa yang terjadi padaku.

Benar saja, pelipisku mengeluarkan banyak darah. Aku segera menekannya dengan tisu. Memang darahnya sudah berhenti mengalir. Tapi efeknya belum juga hilang, yaitu pusing yang mendera kepalaku.

“Lebih baik aku istirahat dulu sambil mengobati lukaku,” pikirku dalam hati. Pandanganku sudah tak sekabur sebelumnya. Aku bisa melihat dengan jelas. Hanya saja aku tak mungkin keluar den
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rahasia Suami dan Ibu Mertua   49. Menutupi Kebohongan

    Sofi langsung mematikan panggilan dari dari wanita bernama Kemal itu. Prak! "Aduh!" Wanita itu sengaja menjatuhkan ponselnya agar benda pipih itu mati total, sehingga suaminya tidak perlu langsung mencari tahu kontak wanita yang baru saja meneleponnya. "Yah, HP kamu jadi mati gini!" Aji memegang ponselnya istrinya dari lantai. Bagian layarnya retak, rusak parah. "Mas, maaf, itu tadi... jadi gini, rumah lama saya itu yang saya kontrak, masih nunggak bayar dua tahun. Setahunnya dua puluh enam juta. Jadi dua tahun lima puluh dua juta, Mas. Maaf ya, Mas, saya jadi diuber-uber sama pemilik rumah.""Oh gitu, ya ampun, saya gak tahu rekening saya ada berapa jumlahnya. Pin nya juga lupa. Biar saya yang bayar saja. Besok pagi kita ke bank. Sekarang tidur, gak usah pikirin utang kamu." Sofi mengangguk pelan sambil mengucap syukur dalam hati. Suaminya benar-benar tidak ingat apapun dan ini sangat menguntungkannya. Keduanya masuk dalam selimut yang sama. Namun, wanita itu tidak langsung meme

  • Rahasia Suami dan Ibu Mertua   48. Pulang Ke mana?

    "Ternyata ketemu istri adalah obat paling mujarab untuk Pak Aji, he he.... " Dokter Hasan, spesialis jantung itu tertawa. Usianya hampir sama dengan pak Aji dan papa dari Bunga itu adalah pasien langganan dari beliau, sehingga jika bercanda saat konsultasi tidak aneh lagi. "Iya, langsung bisa lari kayaknya. Bisa langsung jos ha ha ha.... " Wajah Sofi tampak tak senang. Membayangkan berada di bawah lelaki tua yang nyawanya saja hampir melayang, sudah tidak sudi lagi, tapi apa mau dikata. Setelah uang di dalam tas hilang, maka ia tidak punya tujuan lain selain pulang ke rumah suaminya. "Jangan nekat pakai obat kuat lagi ya.""Iya, Dok, saya mau yang alami saja.""Boleh kalau seminggu sekali. Saya gak masalah, Dok," sambung Sofi sambil mengedipkan sebelah matanya pada suaminya. "Mbak gak masalah, tapi masalah bagi kesehatan jantung suami Mbak.""Enak banget kalau strong gitu, Dok, maunya minta terus ha ha ha... aduh, ayo, langsung pulang aja, biar langsung eksekusi di rumah!" Ucapan S

  • Rahasia Suami dan Ibu Mertua   47. Wanita Ular

    Bunga ingin sekali mencakar wajah wanita penuh kepura-puraan bernama Sofi itu. Bagaimana bisa wanita itu muncul kembali setelah yang ia lakukan pada keluarganya? Sungguh ajaib, sang Papa yang tadinya berada di ruang ICU, berkat kehadiran Sofi, langsung sehat dan sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Menurut cerita salah satu perawat, kontak mata pak Aji dan seluruh anggota tubuhnya merespon cepat gerakan saat Sofi datang dan menggenggam tangan pria dewasa itu. "Kamu baik-baik saja, Bunga?" tanya Sofi berpura-pura manis. Wanita itu masih menggenggam tangan suaminya dengan erat. Seolah-olah tengah menunjukkan pada Bunga, bahwa anak sambungnya itu tidak bisa melakukan apapun selagi papanya berada dalam pengaruh Sofi. "Kenapa baru sampai? Saya udah dengar semuanya dari dokter perawat tentang amnesia yang diderita papa kamu. Mama turut prihatin ya. Mama jadi gak enak sama kamu, masa Mama aja yang diingat papa." Sofi tersenyum licik. Wanita itu mendaratkan ciuman di kening suaminya.

  • Rahasia Suami dan Ibu Mertua   46. Terus Mencari

    "Apa yang terjadi dengan papa saya, Dok? Kenapa yang beliau ingat hanya istrinya saja? Saya anaknya sama sekali tidak ia ingat." Bunga hampir saja menangis di depan dokter yang memeriksa papanya. "Pak Aji ditemukan oleh petugas hotel dalam keadaan jatuh di lantai. Memang ada memar di belakang kepala sedikit, kami masih periksa dulu apakah amnesia pak Aji ini karena benturan di belakang kepalanya? Kami juga akan memeriksa separah apa amnesia yang diderita papa Mbak Bunga. Secepatnya kami akan berikan laporan.""Saya mohon dengan sangat, Dok, bantu papa saya untuk dapat mengingat semua." Bunga menghela napas gusar saat dokter pergi dari hadapannya. Wanita itu terduduk lemas di sofa yang berada di ruang tunggu utama. Di sampingnya ada Helmi yang tidak berani berkomentar karena khawatir malah salah. "Bagaimana ini, Helmi? Aku tidak akan bisa memenjarakan Sofi jika papa hanya ingat wanita jahat itu? Kenapa yang ia ingat hanya istrinya saja? Jelas perbuatan Sofi dan Gio bisa membahayakan

  • Rahasia Suami dan Ibu Mertua   45. Pak Aji Ditemukan

    Penulis"Aku mau ke rumah sakit, Helmi. Aku mau lihat bagaimana keadaan papaku." Helmi berjalan ke dapur untuk mengambil air minum. "Ini sudah sangat malam. Gak baik untuk kesehatan bayi kamu. Tunggu besok pagi ya.""Tapi papaku!" Bunga terus saja berjalan mengekor ke mana langkah Helmi beranjak. "Justru aku pulang sampai malam gini, setelah memastikan papa kamu aman. Sudah ada petugas kepolisian yang berjaga. Ada masalah dengan jantungnya, tetapi semua sudah aman. Papa kamu udah lewat dari masa kritis. Besok pagi-pagi sekali, aku janji akan antar kamu. Sekarang kita istirahat saja ya. Aku juga ngantuk banget." Helmi tersenyum pada Bunga sebelum ia masuk ke kamar mandi. Ingin sekali aku langsung pergi saja, tetapi lebih baik menurut dari pada membantah di saat seperti ini. Percuma juga aku di sana jika nanti aku malah bingung mau tidur di mana. Malah semakin menyusahkan Helmi. Batin Bunga. Akhirnya wanita hamil itu masuk ke kamar. Mulai malam ini, mama Diah tidur bersama dengan Bu

  • Rahasia Suami dan Ibu Mertua   44. Mual Muntah

    POV BungaPagi ini untuk kedua kalinya aku tidak bisa mengangkat kepala. Mual, pusing, dan terus saja muntah-nuntah. Padahal aku sama sekali belum makan apapun sejak semalam. Jangankan makanan, menciun aroma bawang saja bagiku, serasa mencium aroma musuh yang siap menyerang. Aku tidak enak hati, total sudah lima hari menginap di rumah Helmi dan dua hari ini aku sangat menyusahkan. "Kamu gak bisa nginep di kosan atau di hotel dalam keadaan kayak gini," kata Helmi saat membawakan potongan buah pepaya untukku. "Aku gak enak udah nyusahin kamu dan mama," kataku sambil berlinang air mata. Helmi duduk di bawah, lalu mulai menyodorkan potongan pepaya ke mulutku. "Gak mau makan, baunya gak enak." Aku menggelengkan kepala. Uek! Uek! Dan terjadi lagi. Aku muntah tanpa isinya yang ada sakit kepala yang semakin luar biasa. "Sudah, kamu di luar dulu, biar Mama yang urus Bunga." Mama Diah masuk sambil membawa piring kecil. Aroma kayu putih, bawang, dan juga entah rempah apa lagi membuatku sed

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status