Share

8. Habis kesabaran

Setelah dua malam rawat inap, aku berkeras untuk pulang. Saat badan diistirahatkan namun pikiran harus bekerja keras, maka hasilnya akan lebih parah. Uang pemberian Mbak Aya sebesar 20 juta sedangkan biaya rumah sakit akan membengkak karena tidak ada bantuan sama sekali mengingat aku korban tabrak lari, sehingga aku harus berpikir ulang jika harus tidur nyaman di tempat ini sampai kondisi benar-benar membaik seperti apa kata pihak rumah sakit.

Awalnya, pihak rumah sakit melarang dan menyuruhku untuk tetap tinggal, setidaknya sampai dokter datang, tapi kepalang tanggung, aku sudah berjanji akan pulang pagi ini pada Gendis yang sempat mengirim pesan dan bertanya apa masih lama di kota. Lagi pula lukaku tidak begitu parah, hanya luka di tangan, lecet-lecet di kaki, dan kepala sedikit saja. Untuk apa harus dirawat begitu lama. Ini terlalu berlebihan. Bagiku pihak rumah sakit seringkali tidak berpikir biaya yang harus pasien keluarkan.

Tak mau menunggu atau membuang waktu, aku pun bergega
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Umi Salamah
bahasanya apik,bagus,pilihan kt2 yg digunakan bagus sekali,sy suka ..ini penulisnya mas atau mbak ya?jd penasaran...tp yg pinter olah kt biasanya mbak ya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status