Share

22. Ironis

Perkataan Ibu terus terngiang di kepala, memenuhi pikiran Anne. Membuat wanita itu tidak begitu peduli dengan sekitarnya sekarang. Bahkan ketika perawat tiba-tiba memanggil namanya juga Mara.

“Mbak?” panggil Mara sambil menyentuh lengan Anne. “Mbak Ann?”

“Oh, iya!” seru Anne kaget karena lamunannya diakhiri mendadak. “Kenapa, Mar?”

“Kita udah dipanggil suster buat masuk ke ruangan.”

Anne berpaling, mengikuti arah tunjuk Mara mengarah pada perawat yang berdiri di ambang pintu tengah menunggunya bereaksi. “Oh, cepat banget perasaan,” komentarnya heran.

“Mbak ngelamunin apa?” Mara bertanya sambil memerhatikan raut wajah Anne yang menggambarkan kalau wanita itu tengah memikirkan banyak hal. “Apa ada hal yang mengganggu pikiran Mbak?”

Anne menggeleng. Tak berkenan terbuka dengan isi kepalanya sekarang. Lantaran semua penuh dengan kecurigaannya pada Mara karena omongan ibu mertuanya pagi tadi.

Keduanya pun memasuki ruangan di mana Dokter Mega sudah duduk bersama berkas penting di tangan. Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status