Sahara menyingkirkan kantong kertas yang berisi segala macam obat herbal pendukung kesuburan yang dibawakan Raina untuknya. Ada juga beberapa helai jubah tidur berbahan sutera, Sahara bahkan tidak berani melirik untuk kali kedua, apalagi untuk memakainya.“Nyonya, nyonya besar menyuruh saya untuk membuatkan obat herbal dan meminta Nyonya agar meminumnya satu kali sehari, apakah tidak apa-apa?” Sahara menoleh saat Naina berdiri di depan pintu kamarnya. Dia membiarkan gadis pelayan itu menyimpan obat-obat tersebut di ruang dapur, dan menyimpan yang lain di dalam kamarnya. “Aku tidak akan meminum obat pahit itu lagi.” Sahara mengernyit, masih tertinggal rasa pahit dan asam yang beberapa saat lalu bersentuhan dengan lidahnya. Sahara memperhatikan saat Naina tampak ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu. Dia meletakan bingkisan terakhir ke dalam lemari sebelum menoleh ke arah Naina sekali lagi.“Apa ada hal lain yang ingin kamu katakan?”Sahara tidak bisa tidak mengingat apa yang terjadi ke
“Berpakaian begitu tertutup, apakah kamu takut aku akan memakanmu?”Keith yang baru saja keluar dari kamar mandi, tersenyum miring pada Sahara yang berdiri kaku di depan pintu kamarnya.“Di mana aku harus tidur?” tanya Sahara, mengalihkan pandangan ke arah lain dari setengah tubuh Keith yang terbuka. Setelah kejadian tempo hari, Sahara telah kehilangan satu perempat bagian rasa gugupnya saat berhadapan dengan Keith. Namun, dia tetap akan rakut jika pria itu mulai mendekat dan mengintimidasinya dengan sentuhan.Keith melangkah ke arah ruang ganti, melepaskan handuknya begitu saja, dan dengan santai memilih piama untuk dikenakan. Tatapannya tertuju pada selimut yang terlipat rapi di kolong paling bawah, memikirkan sesuatu, tapi tidak memutuskan apa-apa.“Tidur saja di atas tempat tidurku, kecuali jika kamu ingin tidur di sofa atau bahkan di lantai dingin itu.” Keith menunjuk kedua tempat tersebut dengan ujung matanya, dia sendiri berjalan menuju tempat tidur dan duduk bersandar di sana
Hingga terdengar debuman pintu kamar mandi yang dibanting tertutup, baru saat itulah Sahara berani membuka mata dan perlahan-lahan bangkit berdiri dengan gemetar. Sahara merasa jijik luar biasa, dia berlari keluar kamar dan kembali ke lantai utama menuju kamarnya. Di sana, dia tidak sengaja berpapasan dengan Naina, Sahara bahkan tidak ingin tahu apa yang membuat gadis itu bangun pagi-pagi buta.Sahara bahkan membuang jilbabnya sembarangan ke tempat sampah. Tiba di kamar mandi, hal pertama yang dilakukan adalah mengisi penuh bak mandi dengan air dingin, lalu mencelupkan seluruh kepalanya ke dalamnya.Menjijikkan!Keith sangat menjijikkan!Dengan semua kebencian yang bergumul di dalam dada, Sahara mengabaikan rasa sakit di kulit kepala saat berusaha mengenyahkan semua bekasan milik Keith yang membuat seluruh tubuhnya mati rasa.Sahara melupakan peringatan Eve soal bekas luka di pergelangan tangannya yang tidak diperbolehkan menyentuh air. Saat ini, di balik lengan panjang sweater yang
“Ulang tahun pamanmu? Maaf, Kayla, aku benar-benar lupa.” Keith memegang tangan Kayla, keduanya berdiri berhadap-hadapan di depan cermin rias. Mata Keith jatuh pada kalung permata yang istrinya kenakan, lantas bertanya, “Aku pernah memberikan kalung secantik ini untukmu?” Kayla tersenyum tipis, kemudian menggeleng pelan. “Kamu menjadi semakin pelupa, Keith. Kamu memesan kalung ini untukku saat kamu pergi ke luar kota satu tahun lalu dan menitipkannya pada Naina. Kamu tidak secara langsung memberikannya padaku.” Keith seketika terbahak, suara tawa yang bernada rendah, yang apa bila Kayla tidak berhati-hati saat mendengar, maka dia akan menemukan dirinya terperangkap di dalamnya. Tawa yang jarang terlihat, yang dipenuhi sihir dan jaring yang menyesatkan. Tentu saja, Kayla tidak bersedia diperangkap. “Maaf, aku sungguh minta maaf karena melupakan banyak hal akhir-akhir ini.” Jemari Keith mengelus sebentar kalung yang lekat di antara perpotongan leher istrinya, disusul wajahnya yang p
Sahara menyembunyikan dirinya seperti yang diperintahkan, dia tidak ingin memancing amarah Keith. Terakhir kali dia mendengar perkataan Naina, tidak ada hal baik yang terjadi.Lehernya masih terasa sakit, bekas luka di pergelangan tangannya baru mulai berkeropeng, Sahara takut akan mendapatkan luka baru, karena itu dia sebisa mungkin untuk membuat dirinya dan Keith agar tidak bertemu.Keith tidak mengatakan dengan pasti, kapan tepatnya dia akan membawa Kayla pulang. Sahara hanya pernah bertemu sekali dengan perempuan itu, di acara reuni sekolah secara kebetulan.Karena begitu banyak masalah yang dihadapi akhir-akhir ini, Sahara kehilangan banyak berat badan. Dia tidak memiliki selera makan, dan hanya akan lapar di waktu yang tidak beraturan.Seperti malam ini, Sahara sudah berusaha menutup matanya agar tertidur, tapi kantuk tak juga datang menjemputnya. Perutnya mengeluarkan bunyi nyaring, Sahara benar-benar tidak bisa merasa nyaman.Sahara mencoba mengingat-ngingat, semenjak beberapa
“Nyo-Nyonya, saya mohon–” Naina terlihat sangat ketakutan saat dia meraih lengan baju Sahara. “Tolong jangan ganggu mereka sekarang, jangan menghampiri nyonya Kayla, atau tuan Keith akan marah.” Permohonan dan ketakutan Naina yang terlihat jelas membuat Sahara bertambah curiga, sepasang matanya mengerling sekali lagi ke arah Keith dan Kayla, kemudian ingat hubungan ambigu yang terjadi antara pria itu dan Naina. “Kenapa kamu terlihat sangat gelisah?” Sahara menepis tangan gadis itu dan menjauh darinya beberapa langkah. “Saya hanya khawatir tuan Keith akan marah dan seperti terakhir kali–” Naina tampak kehilangan kata-kata, iris matanya bergerak-gerak tidak fokus dan tidak bisa memusatkan atensi ke arah Sahara yang menatapnya dengan banyak prasangka. “Apa yang terjadi terakhir kali? Apa yang kamu tahu tentang hubunganku dengan Keith?” Sahara melangkah maju, jika dia menjadi kucing penakut saat berhadapan dengan Keith, maka saat ini dia adalah seekor kucing yang ekornya diinjak. Se
“Kamu ingin Keith agar menceraikanmu?” Kayla bertanya setelah sekian lama terdiam.Di sisi lain, Naina bertukar pandang dengan Keith, tidak ada yang tahu apa yang diam-diam terbesit dalam benak mereka. Satu hal yang pasti, raut wajah Keith sama sekali tidak terlihat baik. Pria itu mengencangkan rahangnya hingga urat-urat di dahinya tampak berdenyut-denyut menyeramkan.“Kamu ingin bercerai dan tidak ingin memberikan calon pewaris untuk suamiku?”Kayla sekali lagi bertanya.Sahara mengangguk, meskipun wanita itu bertanya padanya dengan sorot mata normal dan nada yang wajar, tapi Sahara merasa ada sesuatu yang tidak benar tentang semua itu.Seperti burung pipit yang terkena hujan, Sahara berdiri di sana di bawah tatapan dua pasang mata yang mendominasi dengan penampilan buruk dan terlihat sangat menyedihkan.“Aku tidak tahu alasan apa yang kamu miliki hingga mengizinkan Keith menikah denganku.” Sahara berjuang menahan nada suaranya agar tetap stabil tanpa gemetaran. “Karena kalian berdu
Sahara sudah kehabisan akal dalam mencari cara untuk melarikan diri dari Keith. Dia sudah memberanikan diri untuk berbicara langsung dengan Kayla, tidak berharap reaksi wanita itu begitu tenang, bahkan dengan jelas mengatakan bahwa dia tidak diizinkan berpisah dengan Keith sebelum Sahara melahirkan seorang calon pewaris untuk mereka.“Tolong aku, kak Farhan. Aku tidak bisa lagi tinggal di sisi Keith. Pria itu sangat jahat,” Sahara menangis saat berbicara dengan kakaknya. Dia duduk sambil memeluk lutut di atas karpet, bersandar pada sisi kayu kerangka ranjang.“Bukannya kakak tidak mau menolong, Sahara-” Suara Farhan terdengar serba salah di seberang sambungan saat dia dengan hati-hati membalas perkataan adiknya. “Kamu tahu sendiri bagaimana hubungan ayah denganku. Ayah pasti akan melakukan sesuatu jika tahu aku ikut campur dalam masalahmu ini.”“Lalu, apakah aku harus bertahan di rumah ini? Apakah kakak tahu seberapa tidak masuk akalnya Keith? Kak, dia laki-laki bajingan! Dia menyalah