Home / Romansa / Rahim Sewaan / Istri kelima

Share

Istri kelima

Author: Ombak Lautan
last update Last Updated: 2022-09-21 22:53:10

Saat Ivana hendak berkata, ponsel Carlos berdering dan lelaki itu langsung menerima panggilan itu. Tidak berapa lama, wajah Carlos berubah panik dan langsung meninggalkan Ivana seorang diri di ruangannya.

"Tuan, aku bagaimana?" tanya Ivana yang tidak lagi terdengar oleh Carlos.

Ivana tidak berani bergeser dari tempatnya berdiri, hanya mata dan ke[alanya yang leluasa bergerak untuk meliat sekitar. Gadis itu tidak mau menambah masalah dengan dirinya kabur atau melakukan tindakan yang bisa membaayakan nyawa ayahnya.

Sudah tiga jam Ivana berdiri, kakinya mulai gemetaran dan tubuhnya mulai berkeringat dingin. Gadis itu sudah melewatkan makan malam, sarapan dan makan siangnya. Sekuat-kuatnya Ivana, daya tahan tubuhnya tidak bisa lagi menolongnya untuk mampu berdiri tegak. Ivana ambruk seketika.

***

Setelah urusannya selesai, Carlos memutuskan untuk ke rumah sakit tempat ayah Ivana dirawat. Carlos ingin memastikan sendiri keadaan ayah Ivana yang sempat kritis, setidaknya supaya rencananya berjalan dengan mulus. Namun, tiba-tiba Carlos merasakan jantungnya berdebar mendadak dan dadanya terasa sesak. Dia pikir mempunyai penyakit baru, yaitu jantung. Dengan cepat Carlos meminta Eiwa membawanya ke dokter spesialis jantung, karena masih berada di rumah sakit.

 "Jika seperti ini terus, aku akan mati muda dan tidak memiliki seorang penerus!" gerutu Carlos dan hanya ditanggapi kekehen oleh Eiwa, karena hasil pemeriksaan semuanya normal.

"Apakah tuan akan langsung membawa gadis muda itu ke mansion utama?" tanya Eiwa yang membuat Carlos tiba-tiba mematung.

"Shitte!" pekik Carlos, dia langsung mengambil ponselnya dan melihat sesuatu di dalamnya. Di mana CCTV ruang kerja terhubung dengan ponselnya.

Eiwa terkejut karena Carlos tiba-tiba teriak, mengira dirinya salah berbicara sehingga membuat Carlos panik. Eiwa langsung bertanya pada Carlos ada apa dia berteriak dan menghentikan langkahnya secara mendadak.

"Gadis bodoh itu masuk rumah sakit!" Carlos terlihat panik, dia langsung menekan nomor di ponselnya dan meminta seorang pelayan untuk menyimpan berkas yang tadi dipegang oleh Ivana.

Dengan tergesa-gesa Carlos berbalik arah, tentu saja Eiwa mengikutinya dengan cepat. Mereka berdua jadi pusat perhatian, selain karena wajah mereka yang tampan, juga karena jalan mereka yang terlalu cepat.

"Enggak jadi bertemu dengan nona Helena, Tuan?" tanya Eiwa, mengingat tadi Carlos sempat memintanya untuk mengosongkan jadwal kerjanya hari ini, untuk menemui gadis yang akan dijodohkan oleh BIbik dari Carlos.

Carlos hanya berdecak kesal dan kembali fokus menatap jalanan, memikirkan kehidupannya yang akan datang seperti apa. Termasuk memikirkan penerusnya kelak dan apakah Ivana mau menerima semua keputusan yang sudah dia ajukan. Bukannya ingin berbuat kejam, Carlos hanya ingin menhindari masalah dikemudian hari.

Baru saja masuk ke lorong, Carlos membalikkan tubuhnya dan melangkah berbalik arah lagi. Tentu saja Eiwa menjadi bingung dengan tingkah bosnya ini.

"Loh, kita enggak jadi nemui Nona Ivana, Bos?" Eiwa mengerutkan dahinya.

"Temuilah dia, dan tanyakan tentang kontrak perjanjian itu. Aku tidak mau tau dia harus menyetujuinya dengan ikhlas!" ujar carlos dengan menekankan kata ikhlas di belakang kalimatnya.

"Aku curiga, bos jatuh cinta dengannya!" Eiwa memicingkan matanya, memindai Carlos dari kaki hingga ujung rambutnya.

Carlos hanya berdecih dan meminta Eiwa segera mengurus Ivana sebelum keluarganya menemukan gadis itu dan menghancurkan semua rencana yang sudah dia rancang dengan sempurna.

-

Di kamar rawat sebuah rumah sakit besar di kota, Ivana hanya bisa menatap kosong. Ivana ragu dengan tawaran yang diberikan oleh lelaki yang bernama Carlos, tapi dia juga tidak bisa menghindar karena ibu tirinya sudah mendapatkan sebagian uang yang dijanjikan oleh Carlos untuk pengobatan ayahnya.

"Aaa!" teriaknya dengan suara tertahan dan bersamaan dengan seseorang yang masuk ke dalam kamar rawatnya.

"Permisi!" Seseorang mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Ivana tanpa persetujuan dari gadis tersebut.

Ivana hanya menatap sekilas lelaki yang ada di depannya. Gadis itu tau maksud kedatangan Eiwa, pastinya akan membahas masalah perjanjian yang tadi belum selesai dibicarakan oleh Carlos.

"Baiklah, aku akan menandatanganinya!" ketus Ivana, tanpa mau mendengar penjelasan dari Eiwa.

Dengan emosi, Ivana melepas selang infus yang ada di tangannya dan melangkah mendekati Eiwa dan bertanya di mana berkas yang harus dia tanda tangani.

"Tunggu, berkas sedang dikirim ke sini," ujar Eiwa.

"Aku istri keberapa dari Tuan Carlos?" tanya Ivana dan Eiwa hanya berdeham keras, bingung dengan jawaban yang harus diberikan.

"Untuk apa kamu bertanya seperti itu?" Suara seseorang membuat Ivana diam dan menahan rasa kesalnya.

Eiwa menatap ke arah belakang, dan mendapati bosnya berdiri dengan tangan dilipat di dadanya. menatap tajam ke arah Ivana yang menekuk wajahnya dalam. Namun, Ivana tidak ada rasa takut, hanya rasa hutang budi.

"Di dalam perjanjian sudah tertulis jelas, jangan suka ikut campur dengan urusan pribadi saya!" ketus Carlos.

Kemudian Carlos duduk di kursi, tanpa dipersilahkan. Menyilangkan kaki, dan menatap pongah ke arah Ivana yang masih setia menunduk. Lelaki itu seakan tidak jemu memandang wajah ayu gadis yang terpaksa menerimanya, sebenarnya Carlos kesal dengan hal itu. Entah apa yang membuat dirinya memiliki perasaan itu.

"Kamu istri kelima saya, dan akan menjadi istri pertama yang sah di mata hukum. Hanya sebatas itu tidak lebih! Jangan pernah berharap untuk bisa mencuri perhatianku!" Meski tadi nada bicara menolak memberitahu Ivana, tapi kini Carlos menjelaskan sendiri apa yang Ivana tanyakan.

"Aku hanya bertanya, jadi santai saja menjawabnya!" ketus Ivana.

Ivana kembali duduk ke atas ranjangnya, menghadap ke arah Carlos dengan meniru kepongahan lelaki di depanya. Tentu saja membuat Carlos geram dengan tingkah gadis yang dalam kekuasaannya.

"Jika anda sudah empat kali menikah, tidak mungkin salah satu dari istri anda tidak bisa hamil kan?!" Ivana menjawab, tak kalah datar. "Bukankah anda hanya ingin keturunan saja!" sambung Ivana yang membuat Carlos makin meradang.

Mata Carlos membulat dan rahangnya mengeras, tidak menyangka Ivana berani menjawab ucapannya dengan sindiran yang telak. Carlos mendekati ivana dengan mengepalkan kedua tangannya, matanya sudah memerah menahan amarahnya sejak tadi.

"Karena aku tidak ingin menyentuh wanita-wanita matre seperti kalian! Dan mereka menikamku dari belakang secara diam-diam, maka kali ini aku harus memastikan sendiri, jika kamu tidak akan berbuat sembarangan dan menuruti isi dalam kontrak itu. Atau aku akan menghabisimu seperti mereka terdahulu!" Carlos memegang dagu Ivana dengan sangat erat, membuat gadis itu mengaduh, tapi matanya tidak menyiratkan ketakutan sama sekali.

"Berarti anda yang tidak normal!" ketus Ivana.

Tidak ada rasa takut mengatakan hal itu, membuat amarah Carlos berada di ubun-ubun. Tangan lelaki itu sudah terangkat ke atas, membuat Ivana memejamkan matanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rahim Sewaan   Tidak percaya

    Eiwa meminta si kembar untuk membuka ikatan di tangan dan kakainya dan meyakinkan dua gadis itu, jika dirinya tidak akan pergi dan menepati janjinya.Setelah saling melirik, untuk meyakinkan diri. Davina membuka ikatan yang ada pada tubuh Eiwa. Namun, untuk berjaga-jaga, gadis manis itu, tetap mengikat tangan Eiwa dan membuat lelaki itu berdecak kesal."Sudah kubilang! Aku tidak akan pergi atau pun kabur, sebelum memberitau kalian!" Nada bicara Eiwa nampak sekali kekesalan, tapi tidak membuat dua gadis itu mengubah keputusannya."Lebih aman dan nyaman!" seru Davida.Kembali, Eiwa berdecak dan akhirnya menhela napas beratnya. Mungkin saja tindakkan dua gadis ini demi menyelamatkan harga diri seorang wanita yang mereka sukai sejak pertama melihatnya. Sama halnya dengan dirinya, yang sempat terpana pada keluguan dan juga kejutekan Ivana."Ya, sudah!" Eiwa mengalah dan memenarkan posisi duduknya agar lebi nyaman. "Carlos hanya akan bersama Ivana selama dua tahun saja, dan setelah proram b

  • Rahim Sewaan   Pasrah

    Cukup lama Eiwa tertidur akibat obat yang diberikan oleh si kembar dalam minuman yang diberikan padanya, membuat si kembar merasa bosan. Beberapa kali mereka memainkan game, dan juga menonton banyak judul drama drakor, tapi tetap saja Eiwa masih pulas. "Apa harus kita siram saja?!" tanya Davida yang sudah sangat kesal dan juga bosan. "Jangan, kasurnya jadi basah dong!" larang Davina. "Dosis yang aku berikan sangat sedikit, loh! Kenapa bisa sampai berjam-jam efeknya?" keluh Davida, dengan menopang dagunya. Matanya menatap sayu ke arah Eiwa yang terbaring. "Lebih baik kita tinggal saja dulu, nanti kita kena omel kanjeng mami!" saran Davina. Davida menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan kembarannya. Jika suda marah, mamanya itu sangat menakutkan. Seperti reog ponorogo, itulah yang didefinisikan oleh keduanya untuk sang mama. Namun, baru saja mereka akan meninggalkan kamar, suara bas Eiwa menahan langkah kaki mereka. Tentu saja, senyum manis tersunging lebar di wajah keduanya. Me

  • Rahim Sewaan   Menculik Eiwa

    Ivana melihat ke arah kembar dan memberikan senyuman manisnya pada dua gadis yang mulai mengisi hari-harinya, mungkin tanpa mereka berdua, Ivana akan benar-benar terpuruk. Meskipun dia berusaha untuk tegar, kenyataannya, dia tidak sekuat yang terliat oleh orang sekitar. "Aku pergi dulu," ujar Ivana dengan lirih. Kembar D membalas senyum Ivana, dan pandangan mereka terus tertuju pada wanita yang sudah resmi menjadi kakak ipar mereka. Raut wajah mereka berubah sendu, saat pintu kamar tertutup. Memikirkan cara, agar kakak mereka --Carlos bisa merubah sikapnya yang angkuh menjadi bucin pada Ivana dan mereka butuh tenaga dan kerjasama yang ekstra. "Aku tetap pada pendirianku, untuk menculik Kak Eiwa yang sama menyebalkannya dengan Kak Carlos!!" ujar Davina dengan nada kesal yang sangat kentara. "Biar Kak Eiwa tidak sembarangan mengikuti perintah Kak Carlos!" tambah Davida, yang juga merasakan kekesalan saudari kembarnya. Davina memberikan dua jempol di depan wajah Davida, kemudian mere

  • Rahim Sewaan   Akses pembatalan bulan madu

    "Ayo!" ajak Davina, menarik tangan kembarannya. Mereka menuju ke kamar, untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang tertunda, karena sedang menguping pembicaraan kakaknya dan sang asisten. Takut rencana mereka bocor, membuat mereka berhati-hati dalam bersikap dan berkata untuk menentukan rencana apa yang akan di jalankan selanjutnya. "Kita susun rencananya sekarang saja, ya. Kita buat beberapa option, agar ada rencana cadangan ke depannya, jika rencana sebelumnya gagal!" ujar Davida, dengan mengambil alat tulis. Dengan teliti, dua kembar itu beradu pikiran, membuat rencana yang terbaik menurut mereka. Tentu tidak ada yang membantu mereka, hanya cukup mendapatkan dukungan orang tuanya dan juga Tante Arleta yang akan dengan senang hati membantu apapun yang mereka butuhkan. Di ruangan lain, Carlos sedang memandangi wajah istri pertamanya yang terbingkai indah di dinding berwarna cream, wanita itu pergi meninggalkan Carlos di saat cinta dalam hatinya sedang bersemi sangat indah, bahkan

  • Rahim Sewaan   Ingin mencekik

    Carlos dan Eiwa masih asik membahas tentang proses bayi tabung, tanpa disadari oleh keduanya ada dua pasang telinga sedang mendengarkan rencana kepergian Carlos, berkedok bulan madu. "Brengsek," gumam salah satu orang yang sedang menguping. "Huust! Jangan bicara, atau mereka akan mendengar dan kita tidak bisa mengagalkan ide gila lelaki tidak punya otak itu!" geram yang lainnya. "Kakakmu itu!" sindir Davina. "Kamu!" sahut Davida sengit. Keduanya kemudian terkekeh geli, karena mereka berdua kembar dan Carlos adalah kakak mereka berdua. Meski geram, kembar D tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini. Agar bisa melawan kakaknya, mereka harus mempunyai strategi yang mumpuni. Memberitahu orang tua mereka memang cara terbaik, tapi lebih baik mereka maju terlebih dulu, jika mereka tidak sanggup, maka mereka akan melambaikan tangan dan meminta pertolongan pada orang tuanya. "Padahal meminta pertolongan mama dan papa, semua akan beres," ujar Davina lirih. "tapi enggak ada seninya!" seruny

  • Rahim Sewaan   Tiket bulan madu

    "Apa yang kamu katakan?!" hardik Ranti kesal, dan tangannya makin kuat menarik telinga anaknya yang sudah sangat keterlaluan, menurutnya.Carlos hanya bisa mengaduh, dan memijat telinga yang tadi di tarik oleh Ranti--ibunya dan rasa kesal itu kembali hadir. Carlos berpikir, karena Ivana-lah dirinya ditindas oleh keluarga yang selama ini tidak ada yang berani masuk ke ranah pribadinya. Ingin rasanya dia menguliti Ivana dan menelannya hidup-hidup, tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini. Keputusannya bertolak belakang dengan semua rencana yang dia susun dengan baik."Rasakan! Semua ini karma untukmu, Kak!" bisik Davina.Carlos langsung mendelik, kesal dengan ucapan adiknya. Namun, dalam sudut hatinya terdalam memikirkan apa yang tadi dibisikkan ke telinganya. Apa benar ini karma, bukankah dia mengganti rugi sesuai dengan nominal yang diminta oleh mereka yang pernah dekat dengannya. Lalu, salahnya dimana?Selesai sarapan, Ivana kembali ke kamar dan membereskannya dengan perlahan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status