Beranda / Romansa / Rahim Sewaan / Bab 31 - (Hampa)

Share

Bab 31 - (Hampa)

Penulis: Nkpurna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-02 09:57:57

“Jadi, kapan kita akan pindah kemari?” Tanya Arini dengan antusias.

“Bisa secepatnya. Lagipula kan kamar sudah aku siapkan, hanya tinggal mengambil barang-barang yang penting saja. “

“Aku mau lihat bagaimana dekorasi kamar kita, kamu tahu sendiri kan, aku nggak suka menempati kamar yang bukan selera aku.“ Ujar Arini dengan manja.

“Oke, tidak masalah. Biar nanti jika kamu merasa kurang cocok bisa diperbaiki lagi “ Ujar Reno.

Lalu, Arini dan Reno pergi ke lantai atas, untuk melihat kondisi kamar yang akan mereka tempati.

Laura semakin merasa dirinya hampa. Reno bahkan tak memperdulikannya. Akhirnya ia memilih pergi ke halaman belakang, daripada berdiam diri namun tak ada yang peduli.

Laura masih memikirkan hal yang baru saja terjadi, terngiang terus dalam ingatannya saat Tari berbicara bahwa Arini akan tinggal di villa. Dan hal yang semakin tidak mengenakkan hatinya karena Reno mulai tak menggubrisnya lagi setelah perbincangan itu.

Laura merenung dengan perasaan gundah. Ia d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Rahim Sewaan   Bab 36 -( Perkara Susu)

    Bi Ijah dengan segera memberikan kotak susu ibu hamil beserta gelas kosong ke Nek Harni.   "Nek, ini susunya." Ujar Bi Ijah sambil menyodorkannya pada Nek Harni.   "Oh, iya Bi, terima kasih. " Ujar Nek Harni dengan pandangan masih tetap pada gelas Laura.   Bi Ijah sadar Nek Harni masih terlihat penasaran dengan Laura sehingga ia buru-buru mencari alasan untuk membantu Laura. "Nek, mau bibi yang buatkan saja? Laura hanya minum susu biasa, katanya dia sejak kecil belum bisa tidur kalau tidak minum susu." Ujar Bi Ijah beralasan. Laura sedikit merasa geli dengan alasan itu karena ia merasa seperti anak kecil tapi ia tetap diam di samping Bi Ijah.  "Oh begitu, baiklah. Kamu lanjutkan saja pekerjaanmu, ini biar aku yang buatkan. Ini kan untuk cicitku juga." Sahut Nek Harni dengan tersenyum kemudian beranjak dari dapur..   Laura kembali menghembuskan napas lega setelah Nek Harni pergi keluar dapur.   "Hampir saja, Bi." Ucap Laura sambil mengelus dadanya. 

  • Rahim Sewaan   Bab 35 -( Keteledoran)

    Nek Harni semakin mendekati Laura dengan perlahan, membuat Laura diam mematung dengan perasaan cemas. "Kamu,," Ujar Nek Harni perlahan. Laura memejamkan matanya sejenak, tak sanggup jika Nek Harni mengatakan kelanjutannya, yang mungkin akan membongkar rahasianya selama ini. "Kamu tidak suka wangi sop iga? Atau makanannya sudah basi ya? Jadi mengeluarkan bau yang tak enak." Ujar Nek Harni sambil mengambil paperbag itu dari tangan Laura. Laura tampak menghembuskan napas lega, begitu pun dengan Reno dan Arini yang menyaksikannya dengan perasaan was-was sejak tadi. Nek Harni tampak mengendus pelan untuk memastikan keadaan makanan itu lalu ia hendak membuka sop iga yang masih tertutup rapi dalam sebuah kotak makan, tapi dengan cepat Bi Ijah datang dan mencegahnya. "Nek, biar bibi saja yang mengeceknya, Nek Harni pasti cape." Ujar Bi Ijah cepat, ia daritadi sudah memperhatikan kejadian itu di belakang semua orang. "Baiklah, kamu cek kembali. Jika memang sudah mulai bas

  • Rahim Sewaan   Bab 34 - ( Prank Nek Harni)

    Arini dan Reno tengah menikmati makan malamnya sementara Laura hanya duduk di dapur bersama bi Ijah. Laura akan makan bersama bi Ijah setelah Reno dan Arini selesai, hal itu Laura lakukan setiap hari untuk tetap menjaga jarak. Meskipun setiap hari Reno akan mengajaknya makan, ia akan menolaknya dan berdalih telah makan duluan. Bunyi bel membuyarkan fokus Laura yang sedang bermain ponsel di dapur. "Bi, ada tamu, tolong bukakan pintu!" Teriak Arini saat dirinya masih duduk di meja makan. Bi Ijah tak menyahut karena sedang berada di toilet. Laura dengan sigap berinisiatif untuk membantu bi Ijah. "Biar aku saja." Ujar Laura dengan datar saat melewati Arini dan Reno. Arini tampak mengedikkan bahu tak acuh dan kembali melanjutkan makan. Sementara itu, Reno menatap Laura ketika wanita itu melewati dapur. Laura berjalan untuk membukakan pintu utama yang diketuk beberapa kali. Setelah pintu ia buka, nampak seorang wanita paruh baya dengan tampilan berkelas bersama seorang gadi

  • Rahim Sewaan   Bab 33 - ( Menghindar)

    Satu minggu telah berlalu. Laura mulai bisa kembali beradaptasi dengan hidupnya yang baru. Ia terbiasa untuk menghindar, berusaha agar tak bertemu Reno dan Arini yang sudah benar-benar menetap di villa. Laura lebih sering mengurung diri di dalam kamar, ia akan keluar dari kamarnya saat Reno dan Arini keluar villa. Apalagi beberapa hari ini ia baru mengalami gejala morning sickness, membuatnya lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar untuk rebahan agar menghilangkan rasa mual yang sering melanda. Tok Tok Tok Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Laura tak menyadari itu karena di telinganya terpasang earphone. Setelah selesai sarapan tadi, ia memilih merebahkan dirinya di kasur sambil mendengarkan lagu-lagu klasik dengan melodi yang menenangkan. Hal itu juga atas rekomendasi dokter agar membuatnya lebih rileks dan dipercaya bisa merangsang perkembangan janinnya. Setelah beberapa kali ketukan tak kunjung mendapat sahutan, orang itu yang tak lain adalah Reno akhirnya memilih m

  • Rahim Sewaan   Bab 32 - ( Rapuh)

    Laura masih diam mematung di tempat yang sama setelah Arini pergi meninggalkan ruangan itu. "Non, Non Laura, Non Arini memanggil." Ujar Bi Ijah mengagetkan. Seketika Laura tersadar, sejak tadi dia melamun, hingga tak menyadari Bi Ijah masuk dan mendekatinya, padahal pintu ruangan berada di depan matanya. "Eh, iya Bi, dimana Mbak Arini sekarang?" "Di ruang depan, Non." Laura menarik napas dalam, ia seperti sedang bersiap menunggu persidangan. Rasa gugup bercampur rasa cemas tiba-tiba menghampiri. Sudah beberapa kali ia berbicara dengan Arini dan dia selalu mendapatkan hal yang tidak mengenakkan hati. Laura menyunggingkan sedikit senyuman pada Bi Ijah saat ia akan beranjak pergi, "Aku ke depan dulu, Bi." Bi Ijah mengelus pelan pundak Laura, seolah menyalurkan tanda untuk bersiap menghadapi apa pun yang terjadi nanti. Dengan langkah berat, Laura berjalan perlahan untuk menemui Arini. Setelah tiba di ruangan depan, terlihat Arini sedang duduk manis di sofa yang ber

  • Rahim Sewaan   Bab 31 - (Hampa)

    “Jadi, kapan kita akan pindah kemari?” Tanya Arini dengan antusias. “Bisa secepatnya. Lagipula kan kamar sudah aku siapkan, hanya tinggal mengambil barang-barang yang penting saja. “ “Aku mau lihat bagaimana dekorasi kamar kita, kamu tahu sendiri kan, aku nggak suka menempati kamar yang bukan selera aku.“ Ujar Arini dengan manja. “Oke, tidak masalah. Biar nanti jika kamu merasa kurang cocok bisa diperbaiki lagi “ Ujar Reno. Lalu, Arini dan Reno pergi ke lantai atas, untuk melihat kondisi kamar yang akan mereka tempati. Laura semakin merasa dirinya hampa. Reno bahkan tak memperdulikannya. Akhirnya ia memilih pergi ke halaman belakang, daripada berdiam diri namun tak ada yang peduli. Laura masih memikirkan hal yang baru saja terjadi, terngiang terus dalam ingatannya saat Tari berbicara bahwa Arini akan tinggal di villa. Dan hal yang semakin tidak mengenakkan hatinya karena Reno mulai tak menggubrisnya lagi setelah perbincangan itu. Laura merenung dengan perasaan gundah. Ia d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status