Dan setelah semua orang berkumpul di satu ruangan besar, Bunda Laura menyuruh Fetrin untuk mengumumkan itu, dan kebetulandia baru saja kembali dari mengurus penjaga yang membuat Rain terluka itu.
Bibi Fetrin membuka suara sebagai permulaan, lalu setelah itu dia memulai dengan agak sedikit berpidato sebelum masuk ke inti dari kenapa mereka semua di kumpulkan, dan setelah berpidato sebentar, Bibi Fetrin pun langsung memberitahu ke mereka semua kenapa mereka semua di kumpulkan di ruangan besar ini
Dan setelah itu Bibi Fetrin memperkenalkan aku, Rain Aksara sebagai anak dari Bunda Laura, dan setelah itu mereka semua pun bertepuk tangan segaligus bingung, namun mereka tidak ada yang berani bertanya kenapa tiba-tiba Rain muncul dan menjadi anak Bunda Laura.
Rain pun berdiri malu-malu dengan di dorong oleh Tania, dan setelah itu bunda Laura juga memberitahu mereka semua harus menuruti semua apa yang Rain mau, apa pun itu.
Dan Rain pun kaget dengan itu, dia langs
engga kaya elu, dan dia adalah pacar idaman gua, Rain Aksara, jadi berhenti untuk gangu gua” Ucap Tania memperkenalkan Rain sambil menggandeng lengan Rain dan Rain pun sudah mengerti apa yang di maksud dan dia pun langsung berakting seperti pacarnya Tania“Oh, jadi gara-gara cowok jelek dan ga jelas ini, kamu ninggalin aku” Ucap Kevin dengan nada marah dan dia tidak menyadiri dirinya sendiri yang telah meingalkan Tania demi orang lain“Dia pacar gua dan engga ada urusannya sama elu!” Ucap Tania dengan kesal dan langsung mengajak Rain pergi, namun sebelum pergi tangannya Tania di tarik oleh Kevin.“Kamu engga bisa lepas dari aku, karena aku masih pacar kamu” Ucap Kevin dengan lantang“Elu engga usah mimpi, gua bukan pacar elu lagi, dan sekarang gua sudah punya pacara baru, jadi jangan ganggu hidup gua lagi” Ucap Tania dengan tegas sambil meringis kesakitan karena tangan yang di pegang dengan erat oleh K
Dan Tania pun memaksa Rain untuk memilih sepatu yan di inginkan, Rain menoaknya karena barang-barang yang di sediakan Bunda Laura masih banyak yang belum terpakai dan itu semua masih baru, jadi Rain menolaknya untuk membei sepatu baru lagi, namun Tania tetap memaksa Rain untuk memiih sepatu dan akhirnya Rain memilih satu sepatu yang paling murah di tempat tersebut.“Ya sudah ini saja” Ucap Rain pada Tania“Sepatu apaan ini, kok jelek banget, ganti jangan yang ini” Ucap Tania karena melihat kalau sepatu tersebut sangat jelek dan tidak cocok untuk Rain pakai“Ini sepatu yang paing murah di sini” Jawab Rain dengan santai“Ngapain kamu belanja lihat harga Rain, cari sepatu yang kamu suka, nggak usah melihat harga” Ucap Tania dan lanjut bilang “Aatau aku saja ya yang pilihin buat kamu” Ucap Tania yang berniat ingin mencarikan sepatu yang bagus buat Rain“Terserah kamu deh, aku ikut aja&rd
Tania mengajak Rain ke tempat sesuai apa yang di minta Rain, mereka duduk dengan santai dan ada satu pelayan dengan sopan menghampiri mereka berdua dan bertanya“Siang Kak, Mas, mau pesan apa ?” tanya pelayan tersebut dengan sopan sambil pelayan tersebut memberikan buku menu pada Rain dan juga Tania.Tania tidak tahu makanan apa yag ada di menu tersebut, namun Rain mengetahuinya dan karena Tania tidak tahu makanan apa yang akan dia pesan, jadi dia mengikuti apa yang di pesan Rain, supaya Rain tidak tahu kalau dia sama sekali tidak pernah makan di tempat murah sepert ini.Dan setelah memesan pelayan tersebut pergi untuk membuatkan apa yang di pesan Rain dan juga Tania, Tania melihat sekitar dan di tempat itu sangat ramai, namun dia melihat Rain dan dia pun menikmatinya, Rain melihat ke sekelilingnya dengan senang di tambah lagi di sana ada live musik yang membuat Rain semakin senang, dia mendengarkan perempuan yang nyanyi di atas stage tersebut dengan
“Dia lagi keluar sebentar ada urusan yang harus dia lakukan, kenapa memang ?” tanya Bunda Laura pada Rain dengan penasaran kenapa Rain menanyakan pengurus rumah Abigail itu“Tidak ada Bunda, aku sudah tidak sabar untuk latihan seni bela diri sama Bibi Fetrin” jawab Rain dengan santai“Gi mana kalau latihan sama Bunda” ucap Bunda Laura dengan bercanda dan senyum“Tidak mau, bahkan Bunda saja tidak bisa berkelahi” ucap Rain yang meremehkan Bundanya itu“Di jalanan memang Bunda tidak bisa” ucap Bunda Laura, lalu lanjut berbisik di telinga Rain dengan pelan yang bisa di dengan oleh Rain saja “Tapi di ranjang Bunda sangat jago dalam berkelahi” Bisik Bunda Laura dengan senyum ke Rain yang membuat dirinya kaget karena mendengar Bunda berbisik seperti itu“Bunda” ucap Rain dengan manja sambil memprotesnya pada bunda karena Bunda bicara seperti itu“Apa mau di c
“Ada apa ini ? kok saya di gendong kaya begini ?” tanya Rain yang tidak mengerti karena dia baru saja terbangun dari tidurnya“Kalain itu gi mana sih, kan saya bilang jangan samapi Rain bangun, ceroboh banget sih” ucap Tania dengan memarahi para bodyguardnya di depan Rain, Rain yangbaru saja di turunkan dan berdiri melihat para bodyguard di marahi, dia pun bertanya pada Tania“Tania, kenapa marah-marah ? ada apa ? kasihan loh mereka kamu marahin kaya begitu” ucap Rain mencoba menetralisir kondisinya Tania yang sedang marah-marah kepada bodyguard yang ada di depannya“Ini, aku menyuruh mereka untuk mengangkat kamu ke kamar dan aku pesan sama mereka jangan sampai kamu terbangun, eh malah kamu bangun karena kecerobohan mereka” ucap Tania menjelaskan dan masih kesal sama para bodyguardnya“Sabar, lagian kamu ngapain nyuruh mereka buat ngangkat aku ke kamar, kan kamu bisa bangunin aku Tania” ucap Rain
“Rain” ucap Bunda Laura dengan senyum karena malihat bekas ciuman itu ada di dahi anaknya“Kenapa Bunda ?” tanya Rain dengan polos dan tidak tahu apa yang di maksud Bundanya“Siapa yang habis mencium kamu ?” tanya Bunda Laura mengintrogasi anak laki-lakinya itu“Ha ?” tanya Rain dengan pura-pura tidak tahu“Itu di dahi kamu ada bekas lipstik, jujur sama Bunda siapa yang habis cium kamu ?” tanya Bunda lagi“Kalau itu Bunda bisa tanyakan sama Tania” jawab Rain dengan santai“Kenapa harus sama Tania ?” tanya Bunda Laura“Karena dia yang melakukannya Bunda” jawab Rain dengan polos yang membuat Tania yang berada di sampingnya senyum-senyum sendiri“Tania” ucap Bunda Laura sambil memandang Tania dengan senyum yang membuat Tania senyum dan ingin tertawa namun di tahan“Iya Bunda” jawab Tania“Kena
Dan mereka pun jalan bersama ke arah kamar Rain dengan santai, sesampainya di kamar, Rain dan Tania pun bersama-sama duduk di bawah dengan di alasi kerpet bulu yang cukup tebal dan melihat hujan di luar yang turun dengan derasnya, dan sambil melihat hujan deras Rain pun terbengong dan itu di lihat oleh Tania yang berada di sampingnya, Tania pun bertanya pada Rain“Rain kenapa ?” tanya Tania pada Rain yang bengong tidak tahu kenapa“Engga apa-apa” jawab Rain dengan sesantai mungkin“Jangan bohong sama aku, aku tahu kamu lagi memikirkan sesuatu” ucap Tania yang mengetahui kalau Rain sedang memikirkan sesuatu“Rain ayo jujur sama aku, kamu lagi mikirin apa ?” tanya Tania sekali lagi karena dia sangat yakin kalau Rain terdiam lagi memikirkan sesuatu“Engga ada” jawab Rain berbohong pada Tania“Jangan bohong ayo, jujur sama aku, aku tahu kamu sedang memikirkan sesuatu” ucap T
“Tapi kenapa Bunda ?” tanya Rain yang ingin mengetahui alasan kenapa Rain tidak di perbolehkan untuk pergi ke pernikahan Kak Ara“Bunda nggak mau kamu kembali lagi ke keluarga kamu, mangkanya Bunda nggak izinin kamu pergi ke pernikahan kakak kamu itu” jawab Bunda Laura pada Rain“Bunda aku janji aku akan kembali kok Bunda, tolong izinin aku pergi Bunda” ucap Rain sambil memohon“Bunda nggak bisa jamin kalau kamu akan kembali, bagaimana kamu nggak akan kembali lagi” ucap Bunda Laura yang maish melarang“Pokoknya kamu nggak boleh pergi ke sana” ucap Bunda Laura yang masih kekeh tidak memperbolehkan pergi ke pernikahan kakaknya“Bunda tolong dong, boleh yah izinin aku, Bunda aku janji aku akan kembali lagi kok, aku hanya ingin mneghadiri pernikahan kak Ara aja nggak lebih kok, setelah itu aku akan kembali lagi” ucap Rain memohon pada Bunda Laura yang tidak mengizinkan Rain untuk p