kamar Rain, Bunda Laura menyempatkan mencium kening Rain dan mengusap rambut Rain dengan lembut dan setelah itu dia keluar dengan perlahan agar Rain tidak terbangun dari tidurnya, setelah dari kamar Rain, Bunda Laura menuju kamarnya Tania, setelah di kamar Tania dan melihat kalau dia sudah tertidur bersama Alana, Bunda Laura pun melakukan hal yang sama pada Tania seperti apa yang dia lakukan pada Rain di kamar tadi, setelah itu dia keluar dan berjalan menuju kamarnya sendiri untuk istirahat.
Sesampainya di kamar, Bunda Laura ke kamar mandi bersih-bersih dulu sebelum tidur dan setelah bersih-bersih barulah dia tidur, nemun sebelum dia tidur dia masih sempat mengambi foto almarhum suaminya dan memandanginya dengan seksama hingga membuat air matanya mengalir, namun dia segara menghapusnya dan menaruh foto tersebut lalu segera tidur dan istirahat.
Ke esokan paginya Rain yang masih tertidur di bangunkan oleh Bunda Laura dengan lembut, dan perlahan Rain pun terbangun “
“Sini” ucap Tania dengan santai dan Tania pun mendekat ke Rain dan setelah itu merapihkan rambut Rain dengan santai dan lembut dan Rain pun hanya bisa diam saja dan menungu Tania selesai merapihkan rambutnya.Setelah menrapihkan rambut Rain, mereka bertiga pun akhirnya berangkat ke puncak menggunakan mobil, namun sebelum mereka bergegas pergi, Rain mengambil snak yang ada di rumah Bunda Laura, dia membawanya untuk perjalanan ke puncak“Kamu bawa apaan ?” tanya Tania yang menungu di mobil“Snak, buat cemilan di jalan” jawab Rain dengan santai dan setelah itu mereka bertiga berpamitan sama Bunda Laura, dan Rain naik ke mobil dan mereka bertiga pergi menuju puncakSementara Bunda Laura yang berada di rumah dia pun siap-siap karena dia harus ke kantor untuk mengontrol kerjaannya, setelah Bunda Laura sudah siap, dia pun pergi ke kantornya dengan di kawal oleh Bibi Fetrin yang menjadi pengawal pribadi Bunda Laura.Bund
“Halo, kenapa sayang ?” tanya Bunda Laura pada Rain dengan santai “Engga ada apa-apa Bunda,” jawab Rain dengan santai dan lanjut bilang “Aku Cuma mau minta tolong Bunda, kalau Anna telefon Bunda dan bertanya tetang tujuan kita, jangan di kasih tahu ya Bunda” ucap Rain pada Bunda Laura dengan di dengar oleh Tania dan juga Alana “Bunda ini aku, bisa kan Bunda, aku nggak mau ada dia saat kita bertiga di vila B
“Kalau memang seperti tidak apa-apa, karena nyawa Rain lebih penting dari pada aku katahu hal tersebut” ucap Bang Ari yang merasa tidak apa-apa setelah mendengar penjelasan Kak Ara “Makasih ya, kamu udah ngertiin aku” ucap Kak Ara dengan senyum dan setelah itu dia memeluk Bang Ari dengan erat “Iya sama-sama, asalkan kamu sama Mira bahagia itu udah cukup buat aku, tapi kamu harus tetap hati-hati yah” ucap Bang Ari
“Oh iya, apa kalian hanya berempat aja ?” tanya Rain pada anak-anak kecil tersebut dengan santai “Iya kak, kita hanya berempat aja” jawab salah satu anak kecil itu Namun dari mereka semua tiba-tiba saja ada yang berhenti makan yang membuat Rain bingung dan karena bingung Rain pun bertanya pada anak kecil itu “Dek, kenapa nggak lanjutin makannya ?” tanya Rain dengan bingung karena anak kecil itu berhenti makan, se
“Nyebelin banget sih kalian, kenapa harus seperti itu di depan orang jomlo” ucap Tania pada Rain dan Alana dan itu membuat Rain dan Alana tertawa bersama dengan santai “Tania, aku kepikiran sama anak-anak tadi deh” ucap Rain pada Tania dengan santai “Kepikiran bagaimana ?” tanya Tania dengan bingung pada Rain
“Siap Non, akan saya pastikan semua aman dan terkendali dan juga tidak ada masalah” ucap Penjaga tersebut dengan hormat pada Tania Dan setelah itu Tania melajukan mobilnya tepat di depan vila dan Alana mengambil dua payung untuk mereka pakai karena hari masih hujan deras, setelah mendapatkan payung Alana turun dan dia membuka pintu mobil Rain dan mengajaknya satu payung bersamanya, sementara Tania menggunakan payung yang satunya lagi, mereka bertiga berada di luar mobil, dan saat mereka ingin masuk ke dalam vila, Rain melihat pemandangan yang sangat indah dari atas itu, karena mereka berada di puncak paling atas yang la
“Di kunci gi mana nih” ucap Rain karena dia bingung harus apa karena pintunya terkunci dan tidak bisa di buka “Kita dobrak aja, aku penasaran banget” ucap Alana yang juga semakin penasaran “Oke” ucap Rain dan lanjut bilang “Baregan yah, hitungan ketiga” ucap Rain pada Alana dan Alana pun mengangguk.
“Iya sayang, kalian jangan sampai masuk ke dalam kamar itu, karena pemilik sebelumnya melarang siapa pun masuk ke dalam kamar itu, mangkanya kamar itu di kunci oleh pemilik sebelumnya” ucap Bunda Laura dengan serius dan lanjut bilang “Bahkan Bunda aja belum pernah masuk ke dalam kamar itu” ucap Bunda Laura dengan serius pada Tania “Bunda ini aku, apa Bunda tahu siapa pemilik sebelumnya ?” tanya Rain pada Bunda Laura dengan serius