Share

Bab 5 - Kabar Kunjungan Klan Qin

Author: Murlox
last update Huling Na-update: 2025-03-24 03:32:20

Mengetahui anaknya dalam keadaan baik, Zhu Jiang menghela napas lega. Namun, seiring dengan rasa lega itu, tatapannya segera tertuju pada gadis muda yang berdiri di belakang putranya. Matanya menyipit, seolah berusaha menilai keberadaan gadis itu.

"Siapa dia, Nak? Jangan bilang…?" ucap Zhu Jiang dengan nada menggantung, membiarkan putranya sendiri yang mengisi kekosongan itu.

Zhu Long hanya terkekeh pelan. Ia tahu betul apa yang ada di dalam pikiran ayahnya.

"Jangan salah paham, Ayah." jawabnya santai. "Dia hanyalah seorang gadis yang kutemui secara kebetulan. Ia sempat diculik oleh sekelompok berandal, dan aku menyelamatkannya. Namanya Shan Rong. Sayangnya, ia tidak punya tempat tinggal, jadi aku membawanya kemari."

Mata Zhu Jiang menyipit sedikit lebih tajam. Ia menatap putranya penuh selidik sebelum akhirnya menghela napas panjang.

"Baiklah, jika itu memang keinginanmu." ujarnya, meskipun masih menyisakan sedikit keraguan dalam nada suaranya. Namun, sesaat kemudian ia melanjutkan dengan suara lebih tegas, "Tapi, jangan lupa bahwa kau sudah bertunangan dengan seorang gadis dari klan Qin. Ingat itu baik-baik, Zhu Long."

Peringatan itu terdengar halus, namun juga sarat makna. Qin Lan, tunangan Zhu Long, berasal dari klan Qin yang berpengaruh. Klan Qin dan klan Zhu telah menjalin perjanjian pernikahan sejak lama.

Seperti pada umumnya, sebuah pertunangan yang dijalin untuk mempererat hubungan kedua keluarga. Bau-bau intrik.

Zhu Long hanya mengangguk ringan, "Tak mungkin aku melupakannya. Qin Lan ada di sekte yang sama denganku, bagaimana bisa aku mengabaikannya begitu saja?" ujarnya tenang.

Zhu Jiang tersenyum samar. Wajahnya yang semula penuh kewaspadaan mulai melunak. Ia menepuk bahu putranya dengan penuh kebanggaan sebelum berbalik dan melangkah pergi menuju ruang kerjanya.

"Beristirahatlah dulu. Ajak gadis itu makan sesuatu, kalian sepertinya lelah setelah menwmpuh perjalanan jauh." katanya sebelum menghilang di balik pintu kediaman utama.

Sementara itu, Shan Rong hanya berdiri diam, memperhatikan interaksi antara ayah dan anak itu. Bagaimana Zhu Jiang menatap Zhu Long dengan bangga. Bagaimana nada suaranya mengandung kekhawatiran seorang ayah yang lama tak bertemu putranya.

Dan hal itu… membuat hatinya terasa agak iri dan perih.

Ia pun menunduk sedikit, mengingat kembali wajah ayah dan ibunya yang kini tak jelas keadaannya. Andai saja mereka masih bersama, akankah ia mendapatkan tatapan penuh kasih seperti yang diterima Zhu Long dari ayahnya?

Namun, lamunannya segera buyar saat suara Zhu Long memanggilnya. "Shan Rong?"

Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap Zhu Long.

"Ayo ikut. Kau pasti lapar. Memakan buah-buahan liar tak akan mengenyangkan perutmu." ujar Zhu Long dengan senyum lembut di wajahnya.

Ia berbicara seperti itu bukan tanpa alasan. Selama perjalanan menuju Kota Hongli, mereka hanya bertahan dengan buah-buahan liar yang ditemukan di hutan. Meskipun cukup untuk mengisi perut, rasa lapar tetap saja mengintai mereka.

Begitu mendengar Zhu Long membahas "makanan", ekspresi Shan Rong langsung berubah drastis. Dari yang tadinya murung, kini matanya berbinar penuh semangat.

"Benarkah? Benarkah?! Makanan apa yang akan kau berikan?! Apakah itu bakpia yang lezat?!" serunya penuh antusias, bahkan tanpa sadar ia menarik-narik lengan Zhu Long.

Zhu Long sempat tertegun sejenak sebelum akhirnya tertawa kecil. Tingkah gadis ini benar-benar polos.

"Bakpia?" ulangnya dengan nada geli. "Kau benar-benar hanya memikirkan makanan, ya?"

Shan Rong hanya tersenyum malu, tapi tetap tak melepaskan pegangannya.

Zhu Long menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. Bagaimana bisa dia, yang telah hidup sebagai jiwa pengembara selama sepuluh ribu tahun, akhirnya berakhir membawa pulang seorang gadis polos dan lugu seperti ini?

Namun, anehnya, ia tidak keberatan. Bahkan, dalam hatinya, ada sedikit rasa nyaman.

"Ayo, aku akan membawamu ke tempat makan terbaik di kota ini." ucapnya akhirnya.

Mendengar itu, Shan Rong melonjak kegirangan.

Sambil melihat gadis itu bertingkah penuh semangat, Zhu Long tak bisa menahan pikirannya melayang jauh ke depan.

Kelak, jika Shan Rong tumbuh dewasa, apakah dia masih akan sepolos ini? Sebuah aset yang harus di jaga dengan baik.

Saat ini, gadis itu masih berusia sekitar enam belas hingga tujuh belas tahun, sementara Zhu Long sendiri hampir menginjak usia dua puluh lima tahun.

Perbedaan usia mereka tidak terlalu jauh, tapi tetap saja… ia tahu batasnya sendiri.

Untuk sekarang, ia hanya ingin memastikan Shan Rong bisa makan dengan layak. Gadis ini sepertinya sudah lama tinggal di wilayah terpencil dan jarang menemukan makanan enak.

---

Di salah satu restoran ternama di Kota Hongli, meja panjang dipenuhi lusinan hidangan lezat yang disusun dengan rapi. Aroma makanan yang menggugah selera memenuhi ruangan, mengundang siapa saja untuk mencicipinya.

Di seberang meja, Shan Rong menatap hidangan-hidangan itu dengan mata berbinar-binar. Baginya, makanan semewah ini adalah kemewahan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Makanlah sepuasnya." ujar Zhu Long dengan nada tenang, tersenyum melihat ekspresi gadis itu yang dipenuhi antusiasme.

Tanpa ragu, Shan Rong langsung meraih makanan di depannya. Ia mengambil satu suapan besar, lalu satu lagi, lalu satu lagi. Setiap kali mengunyah, pipinya menggembung seperti tupai yang menyimpan makanan, membuatnya terlihat semakin menggemaskan.

Zhu Long hanya menghela napas, lalu mulai makan dengan santai. Ia sadar, menghabiskan makanan sebanyak ini pasti memerlukan banyak uang. Tapi sebagai putra kepala klan Zhu, kekayaan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Di sela-sela menikmati hidangan itu ketenangan dalam ruangan tampaknya tak bertahan lama.

Di lantai dua restoran itu, seorang pria paruh baya tiba-tiba muncul. Pada awalnya, Zhu Long tak terlalu memedulikannya. Ia tak punya urusan dengan setiap pelanggan yang datang ke tempat ini.

Pria paruh baya itu tampak tergesa-gesa hingga ia akhirnya muncul di hadapan Zhu Long dengan ekpresi agak cemas.

"T-tuan Muda." ujar pria itu dengan nafas tersengal.

Zhu Long seketika menghentikan gerakan sumpitnya dan beralih menatap pria yang mengenakan pakaian khas klan Zhu.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat tergesa-gesa?" tanya Zhu Long pada pelayan klannya itu.

"Tenangkan dirimu dulu dan katakan apa masalahnya." ucap Zhu Long santai sambil menyeruput teh di cangkirnya.

Pria itu pun mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia membuka mulutnya kembali.

"Begini tuan, rombongan tamu dari klan Qin datang ke klan kita, dipimpin oleh kepala klan Qin serta tunangan anda, nona Qin Lan. Selain itu aku dengar juga klan Qin membawa seorang murid senior dari sekte Linjian, itulah mengapa aku datang ke sini atas perintah kepala klan." ungkap pria paruh baya itu.

Mendengar pemberitahuan tersebut ekspresi Zhu Long sedikit berubah, alisnya berkerut tipis.

'Klan Qin datang berkunjung? Selain itu untuk apa mereka membawa seorang murid senior dari sekte Linjian? Aku rasa situasi semacam ini agak sedikit aneh.' batin Zhu Long.

Ia pun menoleh ke arah pelayan itu dan berkata: "Baiklah, aku akan segera kembali setelah urusanku selesai." ucapnya.

"Baik, tuan." balas pelayan itu sebelum akhirnya pergi dengan ekspresi sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mulai menarik
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 227 - Kekacauan Di Klan Mu II

    Tapi mereka semua, dari Mu Hongyun hingga Mu Nier dan seluruh murid klan Mu, tak menyadari bahwa pemuda yang tampak sederhana namun angkuh itu bukanlah sosok yang bisa mereka tangani sedikit pun. Mereka tidak tahu betapa jauhnya jurang kekuatan yang memisahkan mereka.Saat ini, sebagian besar para tetua dan kepala klan Mu tidak ada di kediaman, melainkan masih terjebak di wilayah Laut Mati, sebuah fakta yang menggelikan bagi Zhu Long. Karena kesempatan emas ini, Zhu Long akan memastikan klan Mu akan hancur, atau setidaknya tak bisa berdiri kembali, sebelum pria tua Mu Xiong itu, kepala klan Mu, muncul kembali."Sayangnya, hari ini kalian akan menyaksikan bagaimana klan Mu hancur," ucap Zhu Long, suaranya rendah namun menggema di seluruh halaman, sarat akan penghinaan. Sebuah senyum tipis, dingin dan berbahaya, terukir di bibirnya. "Bahkan jika kalian semua maju sekaligus, itu tak akan menjamin kalian bisa menghentikanku. Kalian tak lebih dari sekelompok lalat di hadapan seekor naga."

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 226 - Kekacauan Di Klan Mu

    Akibat benturan itu, gerbang kokoh tersebut retak di beberapa bagian dan bahkan terlepas dari engselnya, roboh ke dalam dengan suara gedebuk yang memekakkan telinga. Suara keras tersebut menggema hingga ke bagian terdalam klan Mu, mengejutkan para pelayan dan anggota klan yang tengah berlatih di pelataran dalam.Seorang tetua yang tengah mengajar di pelataran dalam, Mu Nier, seorang pria paruh baya dengan cambang abu-abu dan aura yang berwibawa, segera melangkah keluar dengan ekspresi berkerut, merasakan getaran dan suara keras yang datang dari gerbang utama. Begitu Mu Nier tiba di halaman utama, ia langsung disambut oleh kerusakan yang luar biasa: debu beterbangan tebal dari pintu gerbang utama yang tampak roboh, puing-puing kayu berserakan di mana-mana."Siapa yang berani membuat kekacauan di klan Mu yang agung ini!?" serunya dengan nada keras, suaranya dipenuhi amarah yang membara dan otoritas yang tak terbantahkan. Beberapa murid klan tampak sigap mengikuti di belakangnya, pedan

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 225 - Berkunjung Ke Klan Mu

    Zhu Long tak menjawab pertanyaan penasaran Shan Rong itu. Ia hanya membalasnya dengan senyum tipis, sebuah seringai samar yang tersirat di bibirnya, namun tatapan matanya menyiratkan sesuatu yang licik, penuh perhitungan, dan sedikit kejam. Aura misteriusnya seolah berkata: kau akan segera tahu, dan itu akan menarik.Melihat reaksi itu, Shan Rong menjadi semakin bingung. Ia memiringkan kepalanya, rambut hitamnya bergoyang lembut. Namun, ia tidak bertanya lebih lanjut. Ada kepercayaan mendalam yang tumbuh di hatinya terhadap Zhu Long. Ia yakin apa yang Zhu Long lakukan pasti bukan hal yang buruk, dan bahwa pemuda itu memiliki alasan kuat untuk setiap tindakannya. Shan Rong hanya mengangguk kecil, menerima isyarat Zhu Long.Mereka berpisah di persimpangan jalan kota Baidu yang ramai. Zhu Long memberikan Shan Rong sebuah kantung kecil berisi koin emas dan instruksi singkat: "Pergilah ke Paviliun Daozun Zhan. Belilah beberapa tanaman herbal esensial dan ramuan obat yang tercantum di daft

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 224 - Beberapa Urusan Lagi?

    "Sayangnya takdir berkata lain... Aku sadar klan Ye ini bukanlah tempat yang cocok untukku, Kakak Xin. Hatiku sudah memilih jalan lain, dan kalian pasti menyadari ikatanku dengan Tuan Muda Zhu. Karenanya aku memutuskan untuk pergi... Dan terima kasih atas kebaikan kepala klan serta yang lainnya sudah merawatku selama beberapa tahun ini. Aku akan selalu mengingat kebaikan kalian."Ucapan itu membuat Ye Xin terdiam dengan mata terbuka lebar. Harapannya kini musnah seketika setelah mendengar keputusan Shan Rong itu, hancur berkeping-keping. Ada rasa pengkhianatan yang samar, bercampur dengan kebingungan dan kekecewaan yang mendalam."A-adik Rong, ke-kenapa...?" bisiknya, suaranya tercekat di tenggorokan, tidak mampu memahami mengapa Shan Rong akan memilih jalan ini, pergi bersama seorang pria asing yang baru ia temui, meninggalkan klan yang telah memberinya segalanya. Mata Ye Xin berkaca-kaca, merasakan perpisahan yang mengecewakan sekaligus dipenuhi amarah terpendam. Ia menatap Shan Ro

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 223 - Mendengar Keputusan

    Namun, sebelum itu Shan Rong mengajukan sebuah permintaan sebagai syarat, sebuah permohonan tulus yang terus terngiang di benaknya: yaitu agar Ye Xiu mau membantunya menemukan seorang pemuda bernama Zhu Long. Ye Xiu saat itu menganggap permintaan itu tidak penting dan mengabaikannya, fokus pada potensi Shan Rong yang akan menguntungkan klan. Tatapan Ye Xiu beralih menatap pemuda itu—Zhu Long. Ia mencoba menghubungkan titik-titik rumit yang kini mulai terbenahi dalam pikirannya yang kacau. Nama itu... permintaan itu... kekuatan yang luar biasa ini. "Ja-jangan bilang..." ucapnya, suaranya tercekat oleh keterkejutan yang tak terduga, matanya membelalak lebar, memandang Zhu Long dengan campuran tak percaya dan rasa gentar. "...pemuda yang Rong'er maksud... adalah dirimu!?" Sebuah kebenaran yang mengejutkan, sebuah pengungkapan yang mengubah seluruh dinamika di aula. Seketika, Ye Xiu diselimuti rasa bersalah yang menyeruak, sebuah beban berat menghimpit hatinya. Matanya melirik Sha

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 222 - Hak Atas Dirinya Sendiri

    "Ugh!" Tetua Ye Hong merintih kesakitan, tubuhnya menekan lantai marmer di aula utama klan Ye. Tekanan kuat dari niat membunuh Zhu Long begitu luar biasa, seolah gunung tak kasat mata menghimpit setiap inci keberadaannya. Begitu pula beberapa tetua lainnya; wajah mereka pucat pasi, anggota badan mereka bergetar tak terkendali, dan mereka dipaksa berlutut, bahkan beberapa di antaranya mencium lantai di bawah kaki mereka, tak mampu menahan kekuatan yang mencekik itu. Keangkuhan mereka luntur, digantikan oleh ketakutan yang mendalam.Kejadian itu berlangsung selama beberapa menit yang terasa seperti tak berujung, setiap detik adalah siksaan murni. Para tetua terengah-engah, berjuang mencari udara di bawah tekanan yang menghimpit. Hingga akhirnya, dari luar pintu aula utama klan Ye, sebuah seruan melengking dari seorang wanita muda memecah keheningan yang menakutkan itu, bagaikan sebuah simfoni harapan di tengah kehancuran."Berhenti! Tolong jangan sakiti mereka!" seru Ye Xin, wajahnya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status