Share

Bab 89 - Topeng Kepedulian

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-21 19:16:36

Xiao Han berdiri perlahan dari sisi ranjang ayahnya, sorot matanya beralih kepada sosok muda yang berdiri diam tak jauh di belakangnya. Wajahnya tenang, tapi penuh makna. Ia lalu menoleh pada adiknya, Xiao Yu, dan berkata dengan suara yang mantap namun lembut:

"Orang yang kumaksud adalah dia."

Xiao Yu refleks mengikuti arah pandang kakaknya, matanya menangkap sosok asing yang sejak tadi berdiri tanpa bicara. Baru kini ia benar-benar menyadari kehadiran Zhu Long.

Pandangannya sempat naik turun, menilai penampilan pemuda itu—pakaiannya sederhana, tubuhnya tegap namun tidak mencolok, dan matanya... memancarkan sorot tenang, terlalu tenang layaknya seorang yang telah hidup ratusan tahun.

Alis Xiao Yu terangkat, ragu mulai menggerogoti benaknya. Ia menoleh kembali ke Xiao Han dengan sorot tidak percaya.

"Kakak..." ucapnya pelan, nyaris berbisik. "Siapa dia? Kenapa kamu membawanya kemari?"

Nada suaranya tak sepenuhnya menuduh, tapi jelas terselip kekhawatiran dan skeptisisme. Sudah terlalu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 89 - Topeng Kepedulian

    Xiao Han berdiri perlahan dari sisi ranjang ayahnya, sorot matanya beralih kepada sosok muda yang berdiri diam tak jauh di belakangnya. Wajahnya tenang, tapi penuh makna. Ia lalu menoleh pada adiknya, Xiao Yu, dan berkata dengan suara yang mantap namun lembut:"Orang yang kumaksud adalah dia."Xiao Yu refleks mengikuti arah pandang kakaknya, matanya menangkap sosok asing yang sejak tadi berdiri tanpa bicara. Baru kini ia benar-benar menyadari kehadiran Zhu Long. Pandangannya sempat naik turun, menilai penampilan pemuda itu—pakaiannya sederhana, tubuhnya tegap namun tidak mencolok, dan matanya... memancarkan sorot tenang, terlalu tenang layaknya seorang yang telah hidup ratusan tahun.Alis Xiao Yu terangkat, ragu mulai menggerogoti benaknya. Ia menoleh kembali ke Xiao Han dengan sorot tidak percaya."Kakak..." ucapnya pelan, nyaris berbisik. "Siapa dia? Kenapa kamu membawanya kemari?"Nada suaranya tak sepenuhnya menuduh, tapi jelas terselip kekhawatiran dan skeptisisme. Sudah terlalu

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 88 - Kediaman Klan Xiao

    Langit di atas kota Cheng diselimuti awan kelabu ketika dua pemuda itu melangkah memasuki gerbang luar kota. Aroma debu dan asap dari perapian rumah-rumah penduduk bercampur dalam udara yang lembab. Meski tak sebesar ibu kota provinsi Zhenyu, kota Cheng tetap menyimpan kemegahan dalam kejayaannya, terutama di distrik timur tempat berdirinya kediaman klan-klan terpandang. Namun, begitu memasuki wilayah kediaman klan Xiao, suasana berubah drastis. Jalanan yang berlapis batu bata kini dipenuhi debu dan lumut. Beberapa bangunan tampak reyot, ditinggalkan dalam kesunyian. Zhu Long mengamati sekeliling dengan mata tajamnya, dalam diam menilai betapa besar penurunan yang menimpa klan ini. Di gerbang utama kediaman klan Xiao, dua penjaga berseragam lusuh berdiri dengan tubuh twgap. Begitu melihat kedatangan Xiao Han, mereka segera membungkuk dalam-dalam. "Tuan Muda, anda sudah kembali." sapa salah satu dari mereka, suaranya berat namun menunjukkan rasa hormat yang tulus. Xiao Han menga

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 87 - Menuju Kota Cheng

    “Bantuan untuk apa?” tanya Zhu Long dengan nada tenang namun sorot mata yang memancarkan rasa ingin tahu. Alisnya sedikit mengernyit saat memandang Xiao Han yang tiba-tiba terlihat sangat berbeda dari biasanya.Xiao Han tak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang, menunduk sejenak seolah mencoba mengatur emosinya. Angin pagi berembus pelan di antara pepohonan halaman kediaman Zhu Long, dan dalam kesunyian itu, suara Xiao Han akhirnya terdengar lirih namun mengandung kepedihan mendalam."Kau pasti sudah tahu… aku berasal dari Klan Xiao di Kota Cheng," katanya, suaranya bergetar halus. "Dulu, klanku adalah salah satu pilar kota itu. Klan kami sangat disegani, memiliki banyak ahli kuat dan relasi politik yang solid. Tapi… semua itu berubah setelah ayahku mengalami musibah. Beberapa tetua dan anggota klan mulai menunjukkan wajah aslinya. Mereka membelot, berpindah ke klan lain yang lebih kuat, dan menghianati kami. Semua relasi yang klan kami jalin seketika runtuh, kekuatan klan menur

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 86 - Maksud kedatangan

    Beberapa hari kemudian di kediaman Zhu Long. Angin lembut berembus pelan, menggoyangkan daun pepohonan yang menjulang di sisi kediaman sederhana, sementara aroma samar tanah dan rumput basah menyebar di udara. Di tengah dalam ruangan, Zhu Long duduk bersila di tengah-tengah, tenggelam dalam fokus meditasi mendalam. Aura spiritual yang mengelilinginya membentuk pusaran kabut emas yang perlahan berdenyut, seolah menari mengikuti irama napasnya. Udara di sekeliling tubuhnya terasa hangat dengan desiran lembut yang mengandung intensitas energi langit dan bumi yang padat. Tubuh Zhu Long tampak tenang, tapi jika seseorang yang cukup peka melihatnya, mereka akan menyadari bahwa kekuatan spiritual mengalir dalam setiap serat otot dan meridiannya. Ia baru saja menembus tahap delapan ranah Pemadatan Inti—sebuah kemajuan signifikan yang luar biasa cepat. Bagi kultivator biasa, kecepatan kultivasi seperti ini sungguh di luar akal sehat, dan mereka mungkin akan memakan waktu yang cukup lama

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 85 - Memborong Ramuan

    Zhu Long sempat terdiam sejenak, matanya menatap cincin ruang yang kini ada di tangannya. Meski dari luar wajahnya terlihat tenang, dalam hatinya ia tak bisa menahan rasa heran dan sedikit kagum. Jumlah batu roh yang diberikan jauh melebihi harga sebenarnya. Ia tahu, tak banyak murid sekte manapun, terlebih dari sekte Yunzhou bagian dalam—yang memiliki kemurahan hati seperti itu. Namun sebagai penjual, dan lebih dari itu, sebagai seseorang yang menjunjung kehormatan diri, ia tetap mengangkat wajahnya dan berkata, "Senior, apakah ini tak masalah? Kau membayar lebih dari harga seharusnya." Yan Hui, yang baru saja memutar tubuhnya hendak pergi, menoleh kembali. Sebuah senyum tipis tergambar di wajahnya—senyum yang tak dibuat-buat, tapi mengandung wibawa tenang dari seseorang yang terbiasa berada di atas. "Tak perlu dipikirkan terlalu jauh, anggap saja sebagai bonus dariku. Kau tahu... sudah lama aku tak mencium aroma ramuan sehalus itu dari seorang alkemis muda. Dan aku bukan tipe o

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 84 - Tuan Muda Yan Hui

    Xiao Han yang berdiri di samping Zhu Long, nyaris menjatuhkan botol ramuan yang sedang ia pegang. Matanya melebar. Sosok pria muda dengan jubah merah dan bordiran emas itu melangkah anggun, disertai aura percaya diri yang menekan sekeliling. Rambutnya berwarna merah tua, diikat ke belakang dengan ikat perak yang mencolok.'Tidak salah lagi…' batin Xiao Han, nyaris tak terdengar. Matanya membulat saat menyadari siapa yang tengah berdiri di hadapannya.'B-bukankah ini… Tuan Muda Yan Hui dari klan Yan di kota Lingyi?! Dia adalah murid sekte bagian dalam… salah satu jenius hebat di antara para generasi muda!'Jantung Xiao Han berdebar lebih kencang. Ia pernah mendengar cerita tentang Yan Hui—bagaimana pemuda itu mampu memasuki sekte bagian dalam hanya dalam beberapa minggu setelah bergabung dengan sekte. Dan bagaimana dia mengalahkan tiga murid senior sekte bagian dalam dalam satu duel. Tapi ia tak pernah menyangka akan melihatnya langsung… di hadapan kios kecil mereka yang bahkan belum l

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 83 - Masih Tak Percaya?

    "Kau pikir aku bego, hah!?" serunya lantang, suaranya nyaring menembus kerumunan dan menarik perhatian beberapa murid yang lalu lalang. Xiao Han terlonjak kaget. Kepalanya menoleh cepat ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis berpakaian merah muda berdiri di depan kios darurat mereka, matanya menatap tajam ke arah Zhu Long. Harga di luar dugaan itu benar-benar membuatnya tak terima. "Apa yang kau lakukan saudara Zhu? Ramuan itu… bukan pil kelas menengah atau tinggi, kan?" bisik Xiao Han, nyaris tak percaya. Sementara keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, Zhu Long tetap duduk santai, bahkan tak tergoyahkan oleh nada tinggi si gadis. Gadis itu kembali bersuara, kali ini lebih tajam dari sebelumnya, "Bahkan di Paviliun Alkemis, ramuan kelas rendah seperti ini dijual hanya sepuluh sampai dua puluh batu roh! Apa kau pikir bisa menipuku seenaknya? Lima puluh batu roh?! Kalau mau menipu, setidaknya lakukan dengan cara lebih cerdas! Dasar bodoh!" Umpatan itu menggema, da

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 82 - Membuka Kios

    Zhu Long kemudian mendekati Tetua Ye Zheng yang masih berdiri di sana, "Tetua, apakah barang yang kuminta sebelumnya sudah selesai?" tanyanya. Ye Zheng mengangguk pelan sebelum mengeluarkan sebuah kotak kayu seukuran kepalan tangan. "Ini adalah ramuan Jin Gusan (Serbuk Tulang Emas) seperti yang kau minta. Dengan teknik pemurnian tingkat tinggi, aku bahkan bisa memurnikan beberapa butir sekaligus. Aku yakin khasiatnya jauh lebih ampuh dari ramuan seperti ini pada umumnya." ujarnya bersemangat. Zhu Long mengambil kotak kayu itu dan menilai kualitas ramuan di dalamnya. Walaupun tak mencapai 90% tapi itu sudah cukup untuknya. Ramuan Jin Gusan adalah ramuan obat tingkat tinggi, di buat dengan bahan-bahan langka dan mahal. Karenanya Zhu Long meminta Tetua Ye Zheng untuk memurnikannya, dengan begitu ia tak perlu membayar dengan batu roh. Secarik kertas berisi metode pemurnian itu sudah cukup. "Baiklah Tetua Ye, terimakasih banyak." ujarnya. Ye Zheng mengangguk pelan, mengelus janggut

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 81 - Dilema Shin Tian

    Shin Tian merupakan tuan muda dari klan Shin di kota Cheng. Sebuah klan memiliki reputasi tinggi di Provinsi Zhenyu. Klan Shin sendiri merupakan salah satu klan besar dan kaya, dengan pengaruh yang menjangkau hingga ke berbagai wilayah Negara Zhang. Ketika Shin Tian mendapati dirinya kalah dalam sebuah taruhan terbuka, harga dirinya seperti dicabik-cabik. Matanya terbuka lebar penuh kemarahan, dan rahangnya mengeras seolah ingin menghancurkan apapun di sekitarnya. "Hmm? Apakah kau lupa siapa yang sedang kau hadapi, Xiao Han? Jangan sekali-kali bertindak angkuh di hadapanku. Jika tidak, aku mungkin akan menganggap sikapmu ini sebagai bentuk penghinaan terhadap klan Shin." gumam Shin Tian, suaranya mengandung hawa dingin yang menusuk. Kata-katanya seperti cambuk yang melayang di udara, namun Xiao Han sama sekali tidak bergeming. Ia hanya mendengus pelan, bibirnya tersungging dalam senyum mencemooh. "Kau sudah kalah bertaruh, Shin Tian," balasnya tajam. "Apa kau pikir dengan membawa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status