Share

Bab 4

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2024-07-26 22:27:32

David Longman bahkan masih ingin mengucapkan beberapa kalimat hinaan kepada Calvin, tetapi tentu saja mulutnya kini sedang tersumpal oleh keterkejutannya sendiri.

“Tidak mungkin…” gumam David Longman pelan, “pemuda itu bahkan hanya meraba-raba tubuh Emily, tetapi, bagaimana bisa?”

Dua asisten David Longman juga sama terkejutnya dengan sang dokter. Mereka juga yakin jika Emily sudah tak mungkin bisa disembuhkan. Apalagi hanya dengan diraba-raba dengan tangan kosong.

Mustahil!

“Siapa tadi yang berkelakar ingin memohon kujadikan sebagai murid?” tanya Calvin, tentu saja dengan senyum lebar penuh kemenangan.

David Longman tercekat diam. Dengan diliputi rasa penasaran, ia berjalan menghampiri Emily yang kini tengah berada di pangkuan Edward.

David mencoba menyentuh pembuluh nadi di tangan Emily sembari mengobservasi keadaan Emily secara menyeluruh. Rasa keterkejutan David kian membesar. Emily bukan hanya sembuh dari keracunan, tetapi, ia bisa memprediksi jika Calvin ternyata juga telah memperlancar aliran darah Emily.

“Teknik apa yang sudah kau lakukan, anak muda?” tanya David Longman kepada Calvin, kini ia tak mampu menutupi rasa kagum dan terkejutnya. “Anak muda, siapa namamu? Bolehkah… Bolehkah… Bolehkah di lain waktu kita berbincang-bincang? Ah, maksudku, bolehkah aku berguru padamu?”

Dua asisten David Longman juga dibuat tercekat kaget ketika mereka melihat senior mereka saat ini tampak sangat menghormati Calvin Reed.

Calvin Reed tersenyum ramah lalu mengajak David Longman berjabat tangan. “Calvin Reed. Jika aku tak sibuk, tentu kita bisa berbincang-bincang.”

David Longman merasakan bulu kuduknya meremang saat ia menjabat tangan Calvin. Entah itu adalah sensasi emosional atau memang Calvin memiliki aura khusus, ia kesulitan membedakannya. Namun yang pasti, David Longman kini menampakkan ekspresi hormat yang begitu besar kepada Calvin.

“Terima kasih atas kemurahan hati anda, Tuan Reed,” ucap David kepada Calvin.

Calvin Reed mengangguk, lalu beralih menoleh ke arah Edward Miller.

“Putri anda sudah sehat, dia hanya butuh istirahat yang cukup untuk mengembalikan tenaganya yang terkuras selama proses pengobatan,” gumam Calvin kepada Edward.

Edward Miller mengangguk dengan mata sembab, ia mengucap terima kasih berkali-kali seraya memeluk tubuh putrinya yang lemas. Yang jelas, Emily memang sudah siuman tetapi gadis itu memang terlihat lemas tak bertenaga.

“Tuan Reed, seperti janjiku sebelumnya, tolong ucapkan permintaanmu, dan aku akan memenuhinya, kuharap permintaanmu berada dalam batas kemampuanku.”

Saat itu, Calvin Reed baru saja akan mengucapkan sesuatu. Tetapi, terdengar teriakan dari arah pintu gerbang mansion.

“Ayah… Bagaimana keadaan Emily?!” 

Terdengar ada seorang gadis yang sedang berlari terengah-engah menghampiri semuanya.

Calvin menoleh ke belakang, betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang datang.

“Kau?!” ucap Calvin terkejut.

“Kau?!” ucap gadis itu tak kalah terkejut. Gadis itu lantas mengamati sekeliling, beberapa waktu lalu ayahnya menelepon, mengabarkan jika adiknya dalam keadaan buruk dan dia dengan tergesa-gesa pulang ke rumah. Namun, betapa terkejutnya dia karena kini ia bertemu lagi dengan pria yang semalam tidur dengannya.

“Pria cabul kurang ajar! Kau bahkan mengikutiku hingga ke rumahku?!” bentak gadis itu kepada Calvin.

Calvin mengerutkan kening dan menjawab, “lihat baik-baik, aku datang duluan di sini. Bukankah ini lebih mirip kau yang mengikutiku?!”

“Bajingan! Aku akan melaporkanmu ke polisi!”

“Dahlia!” bentak Edward Miller kepada putri sulungnya. “Tunjukkan rasa hormatmu pada Tuan Reed!”

Dahlia Miller mengerutkan kening. “Tuan Reed?”

“Ya. Tuan Calvin Reed yang sudah menyembuhkan adikmu! Minta maaflah kepadanya atas kelancangan sikapmu!” bentak Edward lagi. “Aku bahkan sudah bersumpah untuk menuruti permintaan Tuan Reed sebagai balas budi, bagaimana bisa kau datang-datang langsung membentaknya?!”

Dahlia Miller terdiam. Adiknya baru saja disembuhkan oleh pria cabul yang semalam tidur dengannya.

“Aku? Minta maaf kepadanya?” tanya Dahlia kepada ayahnya, ia masih kesulitan mencerna keadaan.

“Tak perlu. Lagi pula aku tak menginginkan permintaan maaf darinya,” gumam Calvin menengahi ketegangan di antara Edward dan putri sulungnya. 

Dengan menarik napas dalam, Calvin bergumam lagi, “Karena, sebenarnya ada hal lain yang kuinginkan.”

Dahlia Miller menelan ludah, ia bergidik ngeri membayangkan keinginan apa yang akan diucapkan oleh Calvin. Ia khawatir Calvin akan menyebut kejadian semalam lalu memeras ayahnya agar Calvin tetap tutup mulut.

“Sebutkan keinginan anda, Tuan Reed,” ucap Edward.

“Tuan, saya tak membutuhkan imbalan apa pun terkait dengan kesembuhan putri anda. Tetapi, ada satu hal yang saya inginkan. Saya ingin membatalkan pertunangan saya dengan cucu keluarga Miller.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 49

    William Jones menjemput Calvin Reed pukul lima sore hari di Enigma Fusion. Tak lupa, William juga telah membawakan setumpuk berkas yang sebelumnya telah dipesan oleh Calvin.“Semua informasi yang berkaitan dengan keluarga Maxim, kota Ravenswood, dan Whitestone Mansion telah saya rangkum ke dalam berkas itu, Mr. Reed. Tak lupa, saya juga telah membuat daftar nama keluarga-keluarga berpengaruh yang ada di kota Maplewood ini,” ucap William Jones tatkala menyerahkan berkas kepada Calvin yang tengah duduk di jok belakang.Calvin mengangguk dan berterima kasih. Seperti halnya ketika Calvin mengetahui banyak informasi tentang Enigma Fusion, termasuk ketersediaan air langka bernama Aether Spring, itu semua ia dapatkan dari informasi-informasi yang berhasil dirangkum oleh William Jones. Sudah menjadi kebiasaaan Calvin jika ia hendak pergi ke suatu tempat atau menghadiri acara tertentu, ia sebelumnya akan mempelajari banyak hal sebab memiliki pengetahuan luas selalu memberi keuntungan lebih bes

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 48

    Sepulang dari Enigma Fusion Restaurant, Davis Moore hanya bisa diam membisu di dalam mobil. Wajahnya masam sementara telapak tangan dan kakinya terasa dingin akibat terlalu lama menahan amarah dan gelisah. Tak jauh berbeda dengan Davis Moore, Dahlia juga menampakkan wajah masam. Itu adalah untuk pertama kalinya Dahlia merasa tersinggung akibat diabaikan oleh seorang pria. Calvin Reed benar-benar tak menganggapnya ada. Pria itu sama sekali tak berbicara kepadanya sepanjang makan siang berlangsung. Jangankan berbicara, melirik saja tidak.‘Apa itu bentuk dari kecemburuannya?’ Dahlia membatin, lebih tepatnya mencari-cari alasan untuk menenangkan hatinya. ‘Ah, dia pasti sedang cemburu melihatku bersama Davis, dan begitulah sikapnya saat ia cemburu!’ batin Dahlia lagi, kali itu terbesit senyuman manis di bibirnya.“Dahlia, mengapa tiba-tiba kau tersenyum? Kau menertawai kesialan kita?!” tanya Davis yang duduk bersebelahan dengan Dahlia di jok belakang.“Eh?” Dahlia menoleh, sedikit terkej

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 47

    Lanny dan Rose segera menunduk hormat ke arah pria tua yang baru datang, memperlihatkan sikap hormat yang mendalam. Sementara itu, Davis Moore menyipitkan mata, mencoba mengingat-ingat wajah pria tua parlente itu. Dahinya mengernyit sesaat, sebelum akhirnya ingatannya terpaku pada sosok Brandon Lee—pemilik Enigma Fusion.Davis Moore segera mengangkat kepalanya dan tersenyum ramah. Dengan cepat ia melangkah sedikit ke depan, seolah ingin lebih dekat dengan pria berpengaruh itu. "Anda adalah Mr. Lee, iya kan? Wah, aku sedang sangat beruntung bisa bertemu langsung dengan Anda siang ini," ucap Davis dengan semangat yang berlebihan, matanya berbinar penuh antusiasme.Dia tentu tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan seseorang dari kelas sosial tinggi seperti Brandon Lee. Bagi orang kaya, memperbanyak koneksi adalah cara yang baik untuk mempertahankan kekuasaan.Brandon Lee mengerutkan kening, menyapu pandangan ke sekeliling ruangan sebelum menatap Davis dan Calvin

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 46

    ‘Sial! Sial! Sial!’Davis Moore kembali meraung dalam hati. Ia benar-benar berada dalam situasi yang sangat merugikan reputasinya. Tetapi sejenak dia berpikir, bukankah harga dirinya kali ini sudah hancur?Dan ditambah lagi, dia masih harus menanggung beban biaya dua botol anggur yang harganya tak masuk akal. Maka, ketimbang dia hancur dua kali, Davis memilih untuk mengesampingkan harga dirinya.Dengan napas berat, ia mengepalkan tangan dan melirik ke arah Calvin. Bibirnya sedikit gemetar saat ia akhirnya memanggil nama pria itu dengan nada suara serak seperti tertahan di tenggorokan, “C– Calvin,...”Sedikit malas, Calvin menoleh ke belakang sambil menaikkan satu alis. “Eh?” Alisnya bertaut, senyum kecil tersungging di sudut bibirnya. “Kau sudah sangat putus asa dan mengharapkan uluran tanganku, begitu?”‘Bangsat sialan!’ Davis Moore mengumpat dalam hati tetapi tetap saja ia memaksa kepalanya untuk mengangguk perlahan. Dengan rahang mengeras, ia menarik napas panjang sebelum akhirnya

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 45

    Davis melotot tajam, rahangnya mengatup kuat menahan emosi. "Tutup mulutmu rapat-rapat. Telingaku sakit jika harus terus-menerus mendengar suara rakyat miskin!"Davis Moore mengibaskan jasnya dengan angkuh, bersiap berlalu pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika Lanny melangkah ke hadapannya dengan tenang. "Tunggu, Mr. Moore. Anda bisa pergi, tetapi tentu saja setelah Anda menyelesaikan pembayaran untuk dua item yang sudah kami antarkan."Kening Davis bertaut, ekspresinya berubah dari angkuh menjadi kesal. Ia mendengus, menatap Lanny dengan tajam. "Aku bahkan belum mencicipinya, berani-beraninya kau memintaku untuk membayar anggur yang tak kuminum!"Lanny tetap mempertahankan sikapnya yang sopan. Dengan tangan terlipat di depan tubuhnya, ia menggeleng pelan. "Anda diwajibkan untuk membayar item yang Anda pesan, Mr. Moore. Terlepas apakah Anda meminumnya atau tidak, itu di luar urusan kami. Tolong kerja samanya."Davis Moore menggeleng dengan sinis, kemudian bersedekap, menatap Lanny

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 44

    Kebodohan Davis Moore terpampang sempurna, membuat Calvin lagi-lagi ingin meledakkan tawa. Namun, alih-alih menertawai Davis, Calvin menunjukkan sikap yang berlawanan. Ia menyilangkan tangan di depan dada, lalu mengangguk kecil dengan ekspresi serius seakan menimbang-nimbang sesuatu.“Kau benar-benar bijak, Mr. Moore. Air putih memang sangat menyehatkan. Dan aku tersanjung kau bersedia mentraktirku minuman mewah itu,” ucap Calvin dengan senyum tipis, nada suaranya sedikit lebih rendah seolah memberi kesan mendalam.Davis mengerutkan kening, menatap Calvin dengan ragu. Lalu, seketika tawanya meledak, bahunya terguncang saat ia menepuk meja dengan ringan. “Kau memang aneh! Sebahagia itukah orang miskin saat ditraktir air putih di restoran mewah? Menyedihkan sekali!”Calvin tidak segera menjawab. Ia menarik napas pelan, lalu berdehem santai sembari merapikan lengan bajunya dengan sikap tanpa beban. “Maksudku, kau pasti tahu jika Enigma Fusion memiliki produk air putih yang diburu banyak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status