Share

Bab 5

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-26 22:27:55

Setelah Calvin Reed mengucapkan maksudnya, Edward Miller segera menyadari jika pemuda yang baru saja menyembuhkan putrinya itu bukanlah pemuda biasa. Segera, Edward mengajak Calvin dan Dahlia ke ruang tamu sekaligus meminta dokter David mengurusi Emily.

Kini, Calvin, Dahlia, dan Edward Miller telah berada di ruang tamu.

“Anak muda, benarkah kau adalah murid dari Immortal Rhovan?” tanya Edward sekali lagi demi memastikan semuanya.

“Ya, akulah satu-satunya murid Master Rhovan.”

Rhovan Romanov, adalah sosok terkenal yang sangat disegani para War Gods di seluruh dunia. Ia mendapat julukan Immortal Rhovan karena nyaris selalu lolos dari ancaman maut dalam semua misi dan perang yang ia pimpin.

Uniknya, hanya ada segelintir orang yang mengetahui keberadaan Immortal Rhovan karena selain lihai dalam memimpin perang, sosok tersebut juga pandai bersembunyi dan menyamar.

“Ayah, sejak kapan ayah menjodohkan putri ayah dengan pria asing itu?” tanya Dahlia di tengah-tengah kebingungannya.

Calvin menoleh ke arah Dahlia lalu menjelaskan situasinya dengan singkat. “Guruku memiliki hutang budi dengan kakekmu. Kakekmu meminta guruku menjodohkanku dengan cucunya, kemungkinan besar, yang ia jodohkan denganku adalah kau.”

Dahlia refleks menjerit histeris. “Wanita normal mana yang mau menikahi pria cabul sepertimu?!!”

“Kau kira dirimu normal?” ledek Calvin, tentu saja tak meninggalkan ekspresi tengilnya yang membuat Dahlia semakin kesal.

Melihat putri sulungnya dan Calvin Reed tampak seperti memiliki hubungan yang rumit, Edward Miller mula-mula penasaran kemudian bertanya.

“Sebenarnya, apakah kalian berdua sudah pernah saling bertemu sebelum hari ini?” tanya Edward kepada keduanyan.

Calvin melirik ke arah Dahlia lalu beralih memandang ke arah Edward Miller. “Kami berdua telah tidur bersama, semalam.”

“Tutup mulutmu!” bentak Dahlia yang tak terima dengan kejujuran Calvin.

“Dahlia, apa itu benar?” tanya Edward pada putrinya.

Dahlia merasa gugup, takut, dan khawatir, tetapi karena ia tak mau membohongi ayahnya, maka ia memilih untuk menganggukkan kepala.

“Syukurlah jika demikian! Bagus sekali, Dahlia! Kau melakukan langkah yang brilliant!” Seketika itu juga, Edward Miller berteriak bersemangat. Bagaimanapun, sosok murid dari sang legenda Immortal Rhovan pastilah bukan sosok yang sembarangan, sehingga memiliki menantu seperti Calvin Reed akan memberi keuntungan besar bagi keluarganya.

“Ayah, bagaimana bisa kau berkata demikian?!”

Di saat yang sama, Calvin tampak menggaruk kepala sembari bergumam, “Maaf, Tuan Miller. Sepertinya anda melupakan kata-kataku beberapa waktu lalu.”

Edward Miller terdiam. Ia merasa seperti tersambar petir saat ia teringat jika Calvin Reed berencana membatalkan pertunangan.

“Tuan Reed, jika Dahlia kurang memuaskan anda, oh, kami akan mendidiknya lebih keras lagi. Dia adalah salah satu perempuan tercantik yang terkenal di Maplewood. Dia tidak akan mengecewakan anda,” ucap Edward Miller seolah berjuang keras meyakinkan Calvin agar tetap meneruskan pertunangan.

Meski Dahlia Miller berteriak-teriak memprotes, Edward seolah menulikan telinganya. Ia terus berusaha mempromosikan kelebihan-kelebihan putrinya di hadapan Calvin.

Tetapi tentu saja, Calvin tetap menggelengkan kepala. Ia memiliki alasan yang kuat mengapa ia harus membatalkan pertunangan tersebut.

“Aku tidak akan lari dari tanggung jawab. Maksudku, aku akan tetap membalas budi guruku dengan cara yang lain. Hanya saja,” ucap Calvin lalu menoleh ke arah Dahlia dengan tatapan malas, “aku tak mau menikah dengannya.”

“Kau!!!” Dahlia semakin frustrasi, ia ingin menjambak rambut Calvin tetapi di saat yang sama, ia teringat jika Calvin baru saja menyelamatkan nyawa adiknya. Maka, secara diam-diam Dahlia menjambak rambut Calvin lalu menamparnya beberapa kali, tetapi adegan itu hanya terjadi di kepala Dahlia saja.

Melihat suasana kembali menegang, Edward menengahi, “Tuan Reed, anda tak perlu terburu-buru membuat keputusan. Lihat, Dahlia juga tidak sedang terburu-buru menikah. Kami harap anda berkenan menarik kata-kata anda,” pinta Edward dengan wajah memelas.

Calvin menggeleng. “Mr. Edward, kembali ke topik awal. Anda bersumpah untuk memenuhi keinginanku dan aku sudah mengungkapkan permintaanku. Jadi, kurasa aku akan pergi sekarang,” ucap Calvin seraya membalikkan badan lalu pergi.

Edward Miller tak bisa berkata-kata. Ia tak mungkin mengingkari janjinya tetapi ia juga tak mau kehilangan calon menantu potensial seperti Calvin Reed. Untuk sementara, ia membiarkan Calvin pergi selagi dia merencanakan sesuatu.

*** 

Ketika baru saja melangkah keluar dari mansion keluarga Miller, telepon genggam Calvin berdering, ada telepon masuk dari William Jones.

“Hallo,” sapa Calvin kepada William Jones.

“Tuan Reed, akhirnya kami berhasil menemukan identitas perempuan yang selama ini anda cari!” lapor William Jones kepada Calvin dengan penuh semangat.

Calvin Reed menelan ludah, setelah sekian lama ia ingin bertemu lagi dengan perempuan itu, kini akhirnya ia akan benar-benar mendapat kesempatan tersebut.

“William, apa kau yakin? Apa kau telah memastikan semuanya?” tanya Calvin.

“Ya. Tuan Reed. Kami benar-benar yakin jika Nona Dahlia Miller adalah perempuan yang anda cari selama ini. Oh, maksud saya, namanya adalah Dahlia  Miller.”

Calvin Reed merasa kepalanya seperti tersengat lebah.

Dahlia Miller?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 79

    “Masuklah, Xavier,” balas Calvin dari dalam.“Dan kalian berdua,” ujar Calvin kepada Dahlia dan Jill. “Simpan senjata racun kalian. Xavier bukanlah orang bisa kalian serang menggunakan racun.”Xavier adalah tangan kanan dari Eldran King. Dan itu cukup membuat Calvin memahami mengapa William tak berkutik di hadapan sosok ini. Pria ini memiliki julukan Raja Neraka di antara para War God, berurusan dengannya sama saja mengambil tiket berangkat ke neraka.Krek…Pintu kamar belakang terbuka bersamaan dengan lampu seluruh vila menyala kembali. Sosok Xavier muncul dari balik pintu dengan mengenakan pakaian serba hitam. Xavier menunduk dalam, memberi hormat kepada Calvin Reed.“Maaf karena telah membuat sedikit kekacauan di tempat anda, Mr. Reed,” ucap Xavier dengan nada datar, membuat Dahlia dan Jill sulit menebak apakah Xavier berada di pihak Calvin atau musuh.“Bagaimana keadaan William?” tanya Calvin tak kalah datarnya.Xavier menarik napas dalam. “Dia hanya kehilangan kesadaran. Jika tub

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 78

    Beberapa saat berselang, lampu kamar belakang padam seketika. Gelap total menelan ruangan, seolah semua cahaya ditarik keluar begitu saja. Yang tersisa hanya suara napas tiga orang yang terjebak di dalamnya. Napas Dahlia tercekat dan terburu, terdengar jelas di keheningan. Jemarinya mencengkeram botol racun hingga buku-buku jarinya memutih, rasa dingin dari kaca botol meresap ke kulitnya. Jill berdiri di dekat pintu, bahunya kaku, otot-ototnya tegang seperti busur yang ditarik terlalu lama. Di balik genggamannya yang rapat, botol racun lain bersembunyi, siap digunakan kapan saja.Waktu berjalan lambat. Lima menit yang dijanjikan William terasa seperti penantian tanpa akhir. Setiap detik menyeret seperti menit, dan setiap menit terasa seperti satu jam penuh siksaan.Tiba-tiba terdengar letupan.DORR!Suara itu memecah udara, tajam dan menusuk. Kaca dari arah ruang tamu pecah, serpihannya berderak jatuh menghantam lantai marmer, menimbulkan gema getir. Bau debu halus ikut terbawa bersa

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 77

    Matahari sudah semakin menanjak, sinarnya menembus tirai tipis Regal Ridge Villa. Calvin Reed duduk bersandar di sofa, wajahnya pucat. Efek New Moon kian nyata. Tubuhnya bergetar tipis, seperti orang yang sedang berjuang keras melawan maut. Meski matanya tetap terbuka, sorotnya tak lagi setajam biasanya.Di sisi sofa, Lucius Black mulai siuman. Kedua tangannya terborgol di belakang kursi besi, tubuhnya diikat erat dengan tali tambahan di dada dan kakinya. Kursi itu sengaja diposisikan menghadap William Jones yang berdiri tegap, wajahnya dingin bagai batu.Lucius tersenyum samar, bibirnya masih berlumur darah. “Begini caranya kalian memperlakukan tamu?” tanyanya dengan nada meremehkan. “Aku kira Dewa Perang punya tangan kanan yang lebih pantas. Ternyata hanya anak kecil dengan wajah kotor.”William hanya menatap lurus, tidak terpancing. Sorot matanya tajam, seolah menembus kebanggaan kosong Lucius.Lucius mendengus geli. “Jangan menatapku seperti itu. Kau bahkan tak punya kuasa menentu

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 76

    Tubuh Lucius Black tergeletak di lantai, napasnya berat dan tak beraturan. Bau samar serbuk racun masih menggantung di udara. Jill Maxim berdiri terpaku, jantungnya berdegup kencang.Calvin Reed mundur perlahan, bahunya goyah, lalu dipapah oleh Dahlia hingga kembali duduk di sofa. Keringat dingin menetes dari pelipisnya, wajahnya pucat. Meski matanya tetap tajam, jelas tubuhnya berada dalam kondisi lemah.Dahlia menoleh pada Jill. “Jangan terlalu dekat dengan serbuk tadi,” katanya tegas. “Itu racun. Calvin memberikannya padaku sebelumnya, berjaga-jaga untuk situasi seperti ini.”Mata Jill membelalak. Dalam sekejap, perasaan malu menusuk dadanya. Ia sempat meragukan Calvin, mengira pria itu menyerah begitu saja dan tak memiliki rencana cadangan. Kini ia sadar, Calvin sudah mempersiapkan jalan keluar sejak awal. Ia menggenggam erat tangannya, menahan rasa bersalah.“Calvin, apa yang harus kulakukan terharap orang ini? Haruskah aku membunuhnya selagi ia lemah?” tanya Jill berharap ia bis

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 75

    Calvin Reed berdiri perlahan dari sofa. Gerakannya sederhana, namun cukup untuk membuat seluruh ruangan berubah. Udara yang semula penuh dentuman pertarungan Jill dan Lucius kini seakan terkunci dalam hening yang berat.Lucius Black merasakan dingin merayap di punggungnya. Wajahnya masih menyeringai, tetapi kakinya sedikit gemetar. Kharisma Calvin yang muncul tiba-tiba membuat pikirannya goyah. Informasi yang ia terima sebelumnya menyebutkan bahwa hari ini Calvin berada dalam keadaan lemah, sekarat, karena pengaruh New Moon. Namun jika informasi itu bohong, jika Calvin masih memiliki kekuatan penuh, ia tahu satu hal pasti: dirinya tidak akan keluar dari Regal Ridge Villa dalam keadaan hidup.Calvin melangkah maju. Setiap langkahnya terdengar mantap di lantai marmer. Jill Maxim menatapnya dengan napas tercekat, matanya berkilat penuh harapan. Dahlia bahkan mencondongkan tubuhnya, seolah siap menyaksikan Calvin memusnahkan pria asing yang berani masuk ke rumah mereka.Lucius merasakan j

  • Raja Naga Yang Berkuasa   Bab 74

    Calvin Reed duduk waspada di sofa, jemarinya mengetuk sandaran lengan seirama dengan detak waktu. Wajahnya tetap tenang, meski telinganya jelas menangkap bunyi gesekan halus dari gagang pintu. Dahlia melirik panik, sementara Jill meluruskan punggungnya, seolah sudah siap menghadapi sesuatu.Pintu villa berderit terbuka perlahan. Bukan dengan keras, bukan pula terburu-buru. Justru gerakannya pelan, penuh kesengajaan, seperti seseorang yang tahu bahwa setiap detik keheningan adalah pisau yang bisa menusuk saraf penghuni rumah.Seorang pria masuk, langkahnya ringan namun berirama mantap. Ia mengenakan turtleneck hitam yang menempel erat di tubuh rampingnya, dipadu celana hitam rapi. Rambut pirang keemasan tersisir rapi, kontras dengan tatapan mata abu-abu yang dingin dan menghujam. Rahangnya tegas, dan senyum samar di bibirnya seperti ejekan yang sudah disiapkan.“Hmm… tempat yang nyaman,” ucapnya, suaranya rendah tapi cukup untuk memenuhi ruangan. Tatapannya bergulir dari Calvin, lalu s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status