Share

Bab 7

Natalie Russo tidak menyangka bahwa pemuda di hadapannya berani berbicara dengan nada seperti itu, yang membuatnya merasa agak kesal.

Gadis itu kemudian menunjukkan senyuman palsu. "Hehe, obat apa yang kamu berikan pada kakekku sebenarnya? Apakah aku tidak boleh tahu? Ini pertama kalinya aku mendengar bahwa setelah menderita pendarahan otak, seseorang bisa disembuhkan cukup dengan beberapa tusukan sembarangan dan memakan pil!" protes Natalie.

Sambil berbicara, Natalie mengangkat tangannya dengan ekspresi meragukan. "Lalu, apakah kamu seorang dokter? Apakah kamu memiliki izin praktik medis? Tunjukkan padaku!" lanjut Natalie.

Namun, Julius hanya menggelengkan kepala. "Tidak, tapi sejujurnya, menurutku semua itu tidak begitu penting. Yang terpenting adalah aku berhasil menyelamatkan nyawa seseorang. Bukankah aku sudah menyelamatkan kakekmu? Atau jangan-jangan, kamu ingin melihat kakekmu mati?" balas Julius.

Julius melihat Natalie sebentar, kemudian melanjutkan, "Aku malas untuk menjelaskan padamu. Terkadang, ada hal-hal yang mungkin belum pernah kamu lihat dan itu hanya menunjukkan keterbatasan pengalamanmu."

"Kamu ...."

Amarah Natalie mencapai puncak, dia menggigit bibirnya dan membalas, "Apa kamu sadar kamu sedang berbicara dengan siapa?"

“Aku tidak mengenalmu sama sekali!” lanjut Natalie.

Namun, pemuda di hadapannya hanya tersenyum sinis dan membalas, "Aku sedang berbicara dengan seorang wanita yang sepertinya tidak bisa diajak berbicara dengan baik!"

"Ahh!"

Natalie sangat marah, dia mengepalkan tangannya dan menatap tajam ke arah Julius. "Apakah kamu ingin aku memanggil pengawal-pengawalku untuk memberimu pelajaran? Kamu sangat tidak sopan! Kamu memberi kakekku obat yang tidak jelas dan aku bahkan tidak diperbolehkan untuk bertanya?"

"Itu adalah obat penyelamat nyawa. Apakah kamu sudah mengerti sekarang?"

Julius membalas dengan tegas. Hari ini, suasana hatinya sudah terlalu buruk untuk menjelaskan pada orang tersebut. Dia berpikir sejenak dan melanjutkan, "Kalau aku tahu setelah menyelamatkan nyawa seseorang akan mendapat tuduhan seperti ini, aku mungkin tidak akan melakukan apa pun. Kalau saja kamu menelepon ambulans untuk membawa kakekmu ke rumah sakit, kemungkinan besar dia akan meninggal sebelum sampai!"

"Natalie, terlepas dari apakah pemuda ini memiliki izin praktik medis atau apa obat yang dia berikan, yang pasti dia telah menyelamatkan nyawaku! Dia adalah penyelamatku, jadi berbicara dengan lebih sopan!"

Pada saat itu, Kakek Stewart akhirnya bersuara.

"Kakek ...."

Natalie hanya bisa menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Anak muda, siapa namamu?" Kakek Stewart bertanya sambil tersenyum.

"Namaku Julius Warren."

Julius berkata dengan tenang, "Sebenarnya, penyebab pendarahan otak yang tiba-tiba tadi mungkin karena emosi yang kuat saat bermain catur. Kamu memiliki tekanan darah tinggi, sebaiknya periksa ke rumah sakit dan minta dokter memberikan obat penurun tekanan darah. Jika tidak, aku tidak bisa menjamin bahwa kamu tidak akan mengalami serangan lagi karena kegembiraan yang berlebihan."

"Terima kasih atas peringatannya, Julius, nama yang bagus!"

Kakek Stewart berterima kasih sambil membungkuk sopan. Kemudian, dia berkata kepada Julius, "Anak muda, kamu telah menyelamatkan nyawaku dan itu membuatmu menjadi pahlawan penyelamatku. Jika kamu memerlukan bantuan apa pun di masa depan, silakan katakan padaku! Oh ya, Natalie, berikan dua milyar rupiah pada anak muda ini sebagai biaya pengobatan."

"Ah, tidak perlu. Aku tidak menyelamatkanmu karena uang."

Julius tersenyum dan melirik ke arah Natalie yang berdiri di sana. "Selama aku tidak dianggap seabagai penipu oleh orang lain, itu sudah cukup."

Ekspresi Natalie terlihat heran. Bagaimana mungkin pemuda di depannya, yang tampaknya mengenakan pakaian lusuh, bisa begitu tenang menghadapi tawaran dua milyar?

Jangan-jangan, Natalie memang salah menilai pria ini?

"Ya sudah, kalau tidak mau."

Mengingat sikap yang ditunjukkan Julius sebelumnya, Natalie tidak bisa menahan diri untuk merespon dengan marah.

"Natalie, kenapa kamu berbicara seperti itu pada pemuda ini?"

Kakek Stewart mengerutkan kening pada Natalie, lalu dengan senyum ramah berkata kepada Julius, "Anak muda, bagaimana kalau begini? Jika kamu tidak ingin uang, bagaimana jika aku mengundangmu untuk makan siang? Aku berharap kamu tidak akan menolak tawaran ini."

Melihat ekspresi tulus Kakek Stewart, Julius tahu bahwa menolak lagi akan terkesan tidak sopan. Akhirnya, dia mengangguk dan berkata, "Baiklah."

"Sekarang masih pagi, mari kita bertemu di Hotel Grand Paradise pukul 12 nanti. Kalau kamu sudah tiba di sana, cukup katakan kepada resepsionis bahwa itu adalah ruangan VIP yang dipesan oleh Stewart Russo!"

Kakek Stewart menjelaskan sambil tersenyum

"Baiklah, sampai jumpa nanti!"

Julius mengangguk dan meninggalkan tempat itu.

"Kakek, apakah kamu yakin pemuda itu adalah seorang ahli? Apakah para ahli biasanya mengenakan pakaian lusuh seperti itu?"

Melihat Julius yang sudah beranjak pergi, Natalie bertanya dengan nada curiga.

"Jika dia menerima dua milyar tadi, aku mungkin tidak akan menganggapnya sebagai seorang ahli, mungkin hanya orang yang memiliki sedikit keterampilan medis dan bisa mengobati penyakitku. Tapi, orang yang bahkan tidak peduli dengan uang dua milyar pasti memiliki sesuatu yang istimewa!"

Kakek Stewart menjelaskan sambil tersenyum dan melanjutkan, "Selain itu, dalam situasi seperti tadi, apakah kamu berani mempertaruhkan nyawaku? Bagaimana jika apa yang dia katakan itu benar dan aku sudah meninggal ketika ambulans datang?"

"Ditambah lagi, kemampuan orang ini sangat kuat!"

Pada akhirnya, Kakek Stewart berkata dengan penuh keyakinan, "Ketika dia menekan titik akupunturku tadi, aku merasakan ada sedikit energi vital!"

"Energi vital!"

Natalie terkejut saat mendengarnya.

Seorang pria paruh baya yang sebelumnya bermain catur bersama Natalie juga kaget mendengarnya. Akhirnya, dia mengerti mengapa Kakek Stewart begitu sopan dengan pemuda itu.

"Baiklah, Kakek, sebaiknya kita tidak bermain catur dulu. Aku akan membawamu ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut."

Natalie berkata pada kakeknya dengan nada khawatir.

Kakek Stewart mengangguk setuju dan mereka segera pergi ke rumah sakit swasta terbaik di Kota Carazon.

Setelah pemeriksaan, Natalie bertanya kepada Dokter Freddy, yang memiliki keterampilan medis yang sangat tinggi, "Dokter Freddy, otak kakekku tidak ada masalah, ‘kan?"

Dokter Freddy memeriksa dengan cermat gambar-gambar hasil pemindaian dan berkata dengan nada bingung, "Ini aneh, dari gambar ini terlihat bahwa pembuluh darah di otak Kakek Stewart telah mengalami kerusakan sebelumnya. Ada pendarahan kecil di sini, tapi hanya sedikit dan tidak berdampak besar pada otak. Tapi, bagian pembuluh darah ini masih dalam keadaan utuh!"

"Apa artinya ini?"

Natalie bertanya dengan panik.

Dokter Freddy menjawab, "Ini menunjukkan bahwa setelah terjadi perdarahan otak, pembuluh darah ini tiba-tiba sembuh dengan cepat seperti mukjizat! Aku tidak bisa menjelaskannya, ini benar-benar ajaib!"

Dengan berpandangan satu sama lain, Natalie dan Kakek Stewart teringat pada pil yang diberikan oleh Julius kepada Kakek Stewart sebelumnya.

"Apakah ada yang perlu diperhatikan lagi, Dokter? Apakah kakekku perlu dirawat inap?"

Natalie bertanya kepada Dokter Freddy setelah berpikir sejenak.

Dokter Freddy tersenyum dan berkata, "Tidak perlu dirawat inap. Jumlah darah yang sedikit itu tidak memengaruhi saraf Kakek Stewart. Karena Kakek Stewart memiliki tekanan darah tinggi, aku akan memberikan obat penurun tekanan darah. Selain itu, datanglah untuk pemeriksaan ulang setelah satu bulan, seharusnya tidak ada masalah besar."

"Dokter Freddy, jika ada kasus terjadi perdarahan otak mendadak dan pasien harus segera dibawa ke rumah sakit dari Taman Ocarina, apakah waktunya cukup?"

Natalie kemudian bertanya lagi dengan penasaran.

“Kalau dari sana, meskipun dibawa ke rumah sakit terdekat, mungkin sudah terlambat. Bahkan jika berhasil diselamatkan, kemungkinan besar akan menjadi penderita koma, apalagi jika ada kendala atau kejadian tak terduga dalam perjalanan dengan ambulans.”

Dokter Freddy menjawabnya dengan begitu yakin.

Setelah mendengar penjelasan Dokter Freddy, Natalie merasa ketakutan hingga mengeluarkan keringat dingin.

“Sepertinya kita benar-benar bertemu dengan seorang ahli.”

Saat keluar dari rumah sakit, Kakek Stewart merasa sangat terharu dan berkata, “Natalie, mengenai Julius ini, jangan sampai kamu membuatnya tersinggung. Kita berutang budi besar padanya, ini tidak akan bisa dibayar hanya dengan sebuah makan siang. Apalagi, pemuda ini, selain memiliki keterampilan medis yang luar biasa, dia juga seorang ahli yang merahasiakan dirinya!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status