Share

Bukan Pria Biasa

Author: minaya
last update Last Updated: 2025-02-10 14:14:15

Elena, Damian dan Rico sampai di apartement sementara Damian, tempatnya biasanya tidur sementara karena dekat dengan perusahaannya.

Elena berjalan mengikuti kedua pria itu dengan wajah pucat. Saat sampai di ruangan, Elena memberanikan dirinya membuka suara. “T-tuan, bagaimana dengan papaku apa dia akan dilindungi?” tanya Elena.

Damian bersandar sambil menyilangkan kakinya. Tatapan matanya sangat intens mentap Elena dari ujung kepala sampai ujung kaki seakan dia bisa menelanjangi Elena hanya dari tatapannya itu.

Elena menelan ludahnya, merasa gugup karena dia tahu betul makna dari tatapan pria itu. “Anak buahku sudah mengurus itu semua, yang perlu kau pikirkan sekarang hanya aku, Elena,” ujar Damian dengan santainya.

Elena bahkan tidak tahu sejak kapan pria ini tahu namanya tapi mengingat semua hal ini mulai dari pengawal, asistem pribadi, pelanggang utama di club dan semuanya sepertinya Damian ini memang bukan orang sembarangan.

Elena tak membalas setelah itu, dia hanya duduk kaku menunggu apa yang harus dia lakukan sekarang. Sebelum akhirnya Rico menyerahkan sebuah map kepada Damian dan pria itu menyerahkannya pada Elena.

“Ini kontrak perjanjian kita selama 1 tahun ini.”

Elena terdiam. Apakah semua orang kaya membuat kontrak untuk setiap kesepakatan? Elena bahkan tidak punya keberanian untuk membantah Damian saat ini apa dia berpikir Elena akan kabur seperti sebelumnya?

Tanpa berpikir panjang, Elena mengambil kontrak itu. Namun, diluar dugaan Damian, Elena malah membuka dan membacanya dengan detail bukan langsung menandatanganinya.

Tatapannya sangat serius saat membaca isinya membuat Damian dan Rico saling tukar tatapan satu sama lain. “Jadi aku harus membayar duakali lipat jika melanggar kontrak?” tanya Elena. Damian yang terkejut karena Elena paham isi kontrak yang sangat rumit dengan istilah istilah hukum itu berdehem sebelum menjawab.

“Benar,” jawab Damian singkat.

Elena kembali membaca. “L-lalu bagaimana dengan imbalan yang akan tuan berikan? Nominalnya tidak ada disini,” ucap Elena.

Damian terkekeh pelan. Dia merasa sudah cukup salah memandang Elena sejak awal. Wanita ini jauh lebih menarik dari bayangannya. “Tarifmu untuk 1 kali tidur denganmu itu 100 juta akan aku tambah sesuka hati jika aku sedang dalam suasana hati yang baik,” jawab Damian.

Elena mengangguk paham. Dia tidak ingin menyinggung tuan muda ini jadi dia langsung mengambil pulpennya setelah memastikan tidak ada yang aneh dikontrak itu.

“Bagus!” ucap Damian dengan senyuman tipisnya. Dia terlihat sangat puas. Setelahnya, pria itu menyerahkan sebuah map yang jauh lebih tebal lagi kepada Elena hingga membuatnya kebingungan.

“I-ini apa lagi Tuan?” tanya Elena.

Damian menegaknya tubuhnya. “Sebelumnya kau sudah tahu kakekku mengancam dan tidak membiarkanku menyewa wanita lagi jadi aku tidak bisa pergi ke club lagi oleh karena itulah aku melakukan ini tapi dengan latar belakangmu kakekku tetap tidak akan setuju. Jadi, kau harus masuk sebagai pelayan di mansion keluargaku sehingga kau bisa berada di dekatku dan dibawah pengawasanku sehingga aku bisa menemuimu kapanpu aku mau,” ucap Damian.

Elena terdiam. Jadi bukan hanya sebagai penghangat ranjang tetapi Elena harus bekerja sebagai pelayan di rumah pria ini? “T-tapi itu tidak ada dalam kon—

“Jangan memotong saat aku berbicara, Elena.” Suara bariton pria itu otomatis membuat Elena terdiam. “Pelajari semua file ini sehingga kau bisa lolos sebagai pelayan di mansion utama keluargaku dan aku akan membantumu diam diam tetapi kau tetap harus bisa bekerja karena seleksinya sangat ketat.”

Mendengar itu membuat Elena teringat satu hal. Mansion utama dan proses seleksi yang ketat di seluruh kota di negeri ini hanya dimiliki oleh satu keluarga konglomerat dimana semua wanita kelas bawah bahkan menengah sepertinya ini berbondong bondong untuk menjadi pelayan di mansion itu karena gaji yang sangat tinggi.

Bahkan Elena sudah berusaha mengesampingkan latar belakang pendidikannya yang tidak bisa memberikannya uang yang cukup untuk melamar pekerjaan menjadi pelayan di rumah konglomerat itu tetapi Elena selalu gagal entah kenapa.

Dengan gerakan cepat, Elena menyambar berkas-bekas itu dan betapa terkejutnya dia ketika melihat nama mansion itu adalah mansion milik Keluarga Falcone, konglomerat paling berkuasa dan ditakuti di seluruh kota ini.

Elena menatap Damian yang ada di depannya. “J-jadi anda adalah Tuan Damian Alexander Falcone?” bibir Elena bergetar saat mengucapkan nama itu.

Damian tersenyum tipis. “Bagus kalau kau langsung paham. Besok, kau harus sudah diterima karena malam harinya kau harus memulai tugasmu diatas kasurku,” ujar Damian sembari membenarkan jasnya dan meninggalkan Elena sendirian mematung disana.

Rico langsung mengikuti Damian dengan cepat. “Tuan, kau yakin ini aman?” tanya Rico dengan wajah sedikit khawatir.

Damian berjalan tanpa menoleh. “Kakek jarang ada di mansion utama dan aku tahu bisa mengatur tata letak cctv supaya tidak ada yang curiga. Dengan begini kakek tidak akan bisa melacak semuanya karena aku selalu berada di mansion,” ucap Damian.

Rico hanya bisa menghela napas mendengar rencana matang dan penuh perhitungan Damian walau sebenanya sangat beresiko.

“Dia melarangku untuk keluar bersenang-senang? Oke, aku akan membawa kesenanganku ke dalam mansion kalau begitu.”

Mendengar itu Rico hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Damian yang tidak ada habisnya setelah sakit hati karena ditinggal oleh tunangannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Pelayanan Lain?

    Langit malam itu penuh kembang api untuk menyambut pesta besar keluarga Falcone. Ulang tahun Thomas Falcone digelar di taman depan mansion yang sangat luas dan telah disulap menjadi istana malam dengan lampu gantung kristal, karpet beludru, dan musik klasik dari orkestra ternama.Para tamu VVIP hadir dalam balutan jas dan gaun mahal, wajah-wajah elit yang biasa tampil di sampul majalah, di televise, bahkan presidenpun turut hadir untuk merayakan orang paling berpengaruh di negeri itu.Semua maid malam itu mengenakan gaun berpotongan klasik berwarna marun tua dengan renda keemasan, membuat mereka tampak seperti dayang kerajaan. Elena merasa canggung dalam gaun ketat tersebut, terlebih saat ia harus melayani tamu-tamu penting di bawah pengawasan ketat Mira, kepala pelayan. Tapi tugas tetap tugas, dan malam ini tak boleh ada kesalahan.Damian berdiri dengan jas hitam sempurna, dasi satin, dan postur tenang seperti raja muda di singgasananya. Beberapa wanita muda dari keluarga pengusaha b

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Diselamatkan

    Kerumunan itu kini memadat, memenuhi lorong menuju ruang ganti maid seperti kawanan lebah yang mengendus madu. Elena berdiri di tengah mereka, wajahnya pucat dan tubuhnya menegang dalam keheningan yang menusuk. Semua mata tertuju padanya, menunggu satu kata yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan hidupnya di mansion ini.Apa yang terjadi sebenarnya? Apa Miranda yang menuduhnya?Elena benar-benar tidak tahu kenapa cincin Damian bisa ada di baju maidnya. Rasanya tidak mungkin Miranda berani bertindak sejauh ini hanya untuk menuduhnya.Lalu apa jangan-jangan….Wajah Elena semakin pucat, tatkala dia mengingat adegan saat dia sedang bergelut dengan Damian didalan mobil. Dia memang melihat Damian selalu memakai cincin itu dan kini ada di baju maidnya.Apa jangan-jangan tidak sengaja tersangkut?Ah, tamat sudah riwayat Elena kali ini. Siappaun tidak akan bisa menyelamatkannya karena mencuri adalah tindak kejahatan besar di mansion i

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Ketahuan?

    “Apa kau pikir aku tidak tahu apa yang sedang kau lakukan dengan Tuan Muda?” Suara Miranda melengking seperti cambuk, membuat Elena membeku di tempat, napasnya tertahan di tenggorokannya.Apa ini? Apa Miranda melihat semuanya dan memata-matainya selama ini? Apakah semuanya akan berakhir saat ini juga?Elena benar-benar ketakutan setengah mati jika sampai hal ini membuatnya sampai dipecat dan diusir paksa dari mansion ini. Karena Elena tahu Miranda tidak akan membiarkan ini lewat begitu saja.“A-apa yang sedang kau bicarakan kita sedang bekerja,” ucap Elena dengan nada yang bergetar, sangat kentara terlihat seperti orang yang tertangkap basah melakukan sesuatu.Miranda menatap Elena dengan tatapan tak percaya. “Jadi kau masih mau mengelak hah? Aku sudah melihat bagaimana tingkahmu selama ini berusaha menjadi pelacur di mansion ini.”Jantung Elena berdebar begitu kencang hingga rasanya ia dapat mendengarnya j

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Tugas Utamamu

    Langit malam di kota dipenuhi cahaya lampu, tapi suasana di dalam mansion Falcone jauh lebih sibuk daripada biasanya. Para pelayan berlarian membawa nampan, memasang dekorasi mewah, dan menyusun logistik untuk perayaan ulang tahun salah satu orang terpenting dan paling berpengaruh di kota –Thomas Falcone.Perayaan ulang tahun Thomas selalu menjadi ajang yang sangat elite dan penting di mansion bahkan kota karena ini menjadi ajang kesempatan untuk bisa mencari relasi dan memperluas bisnis.Undangannya juga bukan orang sembarangan. Seluruh pebisnis muda yang ingin memasuki kancah bisnis baru akan diakui jika mereka mendapat undangan ke acara Thomas Falcone. Saking esklusifnya undangannya ada yang terang-terangan sengaja mencari pehatiann anggota keluarga Falcone hanya untuk mendapat kehormataan itu.Tak heran lagi seluruh maid yang ada di mansion kini bekerja 2 kali lipat lebih keras dari biasanya. Semuanya harus dipastikan tidak ada kesalahan bahkan sekecil

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Belum Puas

    “T-tuan tapi—“Shttt!” Damian mendaratkan telunjuknya di bibir Elena. “Kau pasti menikmatinya,” jawabnya seakan membuat Elena terhipnotis sehingga dalam sekejap mata Elena tidak sadar kedua tangannya sudah diborgol diantara ranjang itu.Kini dia benar-benar tidak bisa bergerak kemana mana, selain pasrah dan mengikuti permainan dari Damian.“Pastikan kau mendesahkan namaku sepanjang malam ini,” peringat Damian dengan mata tajamnya membuat Elena secara tak sadar mengangguk paham.Memangnya nama siapa lagi yang bisa dia ucapkan saat Damian selalu memenuhi pikirannya seperti ini?“Ahhh….” Eranagn Elena kembali terdengar saat Damian kembali mengubur wajahnya diantara payudara sintal Elena. “Ah..tuan….” Elena benar-benar tidak taham jika Damian terus memainkan putting payudaranya seperti itu.Entah kenapa rasanya sangat geli, nikmat dan panas secara bersamaan Ele

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Menikmatimu

    Dada Elena seketika bergetar, hatinya melambung karena kata-kata itu terdengar seperti pengakuan. Apalagi cara Damian menatapnya dengan dalam membuat Elena merasa dia tidak sedang berhalusisasi.Apa mungkin efek dari suasana malam itu yang terasa begitu tidak nyata atau karena Damian yang sedikit mabuk?“B-bagaimana itu bisa menjadi masalah untuk kita tuan? Bukankah tugasku hanya melayani tuan?” Elena kembali bertanya membuat Damian kembali berpikir keras.Wajahnya benar-benar menimang-nimang apa yang akan dia katakana. “Jadi kau akan membiarkanku menikah dengan wanita lain?”Elena terdiam sepenuhnya. Tapi di dalam hatinya dia berteriak sekencang-kencangnya. Tapi Elena tidak akan jatuh dalam jebakan Damian. “Memangnya apa hakku untuk melarang tuan menikah dengan wanita lain?”Damian yang terdiam kali ini. Cukup kecewa dengan jawaban Elena. Tapi sebelum sempat Elena berucap lagi, Damian menambahkan dengan dingin,

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Kita?

    Jalanan kota malam itu basah dan licin, hujan baru saja reda, tapi Damian tetap melajukan Rolls-Royce-nya seperti pria yang dikejar maut. Damian benar-benar ugal-ugalan mengendarai mobil mahalnya itu tapi untung saja keahlian pria itu mencari celah di tengah kemacetan tidak perlu diragukan lagi.Panggilan dari kakeknya dia abaikan begitu saja. Pokoknya mala mini, tidak akan ada yang bisa menganggu Damian, tidak seekor nyamuk sekalipun.Damian sudah bekerja sangat keras seminggu ini dan sampai tidak ada waktu untuk melancarkan hasratnya. Dan sudah sangat jelas sekali rasanya sesuatu di bawah sana sudah sangat sesak meminta untuk dipuaskan.“Ah…lampu merah sialan ini,” keluh Damian sembari memukul setirnya pelan ketika dia terpaksa harus berhenti karena lampu merah di depan sana.Jemari tangannya diketuk-ketukkan diatas setir mobil itu saking tidak sabarnya dia pergi menemui Elenanya. Entahlah apa yang membuat Damian sekuat itu menahan hasratnya hingga seminggu karena biasanya jika tidak

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Trik Murahan

    Restoran Le Céleste, terletak di puncak menara tertinggi di kota, berkilau dengan lampu kristal yang memantulkan cahaya malam. Interiornya mewah, dengan langit-langit kaca yang memperlihatkan panorama kota.Di meja paling mahal yang berada di tempat termewah disana, Damian duduk sendiri di meja untuk dua orang, satu tangannya menggenggam gelas wine merah, tatapan tenang menatap gedung-gedung tinggi kota di bawahnya."Pastikan paparazi tahu aku ada di sini malam ini." Perintahnya pada Rico terdengar tenang, tapi penuh perhitungan. "Untuk meredam berita sialan itu,” lanjut Damian saat Rico menunjukkan tanda-tanda kebingungan sebelum akhirnya dia mengangangguk paham."Baik, Tuan," sahut Rico cepat, lalu keluar untuk menelepon salah satu koneksinya di media. Damian bersandar di kursinya, menyilangkan kaki dengan ekspresi yang datar. Entah kenapa akhir-akhir ini harinya terasa sangat panjang, bahkan menunggu belum sempat 5 menit Damian sudah tidak sabar ingin pulang.Entah sampai kapan dia

  • Ranjang Panas Presdir Posesif   Malam Yang Panjang

    Minggu pagi datang dan Damian berdiri di depan jendela lantai tiga puluh sembilan, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung, sementara layar monitornya menampilkan grafik saham yang perlahan stabil.Sudah enam hari ia menghabiskan waktu di kantor. Sejak kekacauan akibat pembatalan dinas, Damian mengubur dirinya dalam pekerjaan. Dia belum kembali ke mansion, bahkan belum menatap wajah Elena sejak malam itu.Rindu? Seorang Damian tidak akan pernah merindukan siapapun. Tapi disaat dia dengan keras berusaha menyangkalnya disanalah dia mulai terjebak, dengan perasaannya sendiri.Damian sengaja menahannya. Semenjak sindiran dari Rico beberapa hari lalu tentang pembatalan dinasnya secara tiba-tiba hanya untuk menghampiri Elena di rumah sakit membuat Damian terasa ditampar.Ini jelas bukan dirinya dan Damian membenci itu.Memangnya siapa wanita itu harus mendapat perhatiannya sekeras ini? Damian berusaha membuktikan kalau Rico salah besar akan tetapi saat setiap malam dia merindukan sen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status