Share

7. Dua Wanitanya Gaga

Gaga mempercepat langkah kakinya, koridor rumah sakit serasa seperti lorong kematian untuknya. Semalam Brenda memberiakan kabar jika mamanya masuk rumah sakit karena serangan jantung. Tetapi Gaga terlalu pulas tidur dipelukan Beryl, sehingga dia mengabaikan pesan penting dari Brenda.

ICU adalah ruang yang dituju Gaga saat ini, karena Cecilia harus dirawat intensif disana. Elena dan ibunya juga terlihat sudah ada disana.

"Kamu sudah pulang?" tanya Gaga agak heran, kenapa Elena lebih cepat sampai dibanding dirinya. Pria itu mengecup kening Elena, hanya untuk basa-basi didepan mertuanya.

"Kebetulan masih ada penerbangan malam," jawab Elena

"Bagaimana Mommy?" tanya Gaga

"Masih sama seperti seperti malam, Tuan," jawab Brenda, "Kata dokter memang orang dengan riwayat stroke bisa saja terjadi serangan jantung mendadak."

Gaga lalu masuk kedalam ruang perawatan Mommynya, terlihat wanita tua itu sudah dipasang berbagai macam alat.

"Mom, kenapa Mommy seperti ini lagi?" tanya Gaga sambil mencium kening Cecilia, kemudian menggenggam tangan yang terasa dingin itu.

Anak laki-laki mana yang tidak hancur hatinya, melihat wanita yang sangat dia sayangi selama ini tengah terbaring lemah diranjang rumah sakit.

"Mom. Bangun, Mom. Aku belum membahagiakan Mommy," kata Gaga dengan suara lirih, "Mommy ingin cucu kan!? Akan aku berikan, Mom. Asal Mommy sehat lagi."

Namun wanita itu tetap dalam diam, bahkan tanda emergency justru berbunyi menandakan kondisi Cecilia semakin memburuk. Dokter segera memberikan penanganan pada Cecilia, namun Tuhan tetap berkehendak lain. Cecilia menyerah pada penyakitnya dan meninggalkan Gaga, anak laki-laki satu-satunya yang sangat dia sayangi.

Gaga tampak hancur, dia menangis dalam pelukan Elena, meski dia tidak berharap Elena ada bersamanya, namun wanita yang menemaninya saat ini adalah Elena. Beryl tidak muncul sebagai kekasihnya, mana mungkin mereka mengumbar kemesraan di depan banyak orang sementara status Gaga adalah suaminya Elena.

"Sayang, kamu harus kuat. Mommy sudah tenang diatas sana," kata Elena, bersandiwara menenangkan suaminya.

"Aku belum siap, El," balas Gaga, "Kenapa mommy pergi disaat aku belum bisa memenuhi keinginan terakhirnya?"

Elena terdiam, dia sendiri tidak berharap untuk memiliki anak bersama Gaga. Justru dia ingin segera lepas dari Gaga dan melanjutkan hidup bersama Farhan, kekasih gelapnya selama ini.

Beryl datang ke pemakaman Cecilia sebagai sekretaris Gaga, bersama dengan karyawan-karyawan lain. Hatinya berdesir ketika melihat Gaga menunduk lemah dalam dekapan Elena.

"Harusnya aku yang mendekapmu, sayang. Kamu pasti ingin aku yang ada disana," kata Beryl dalam hati, "Tapi situasi tidak memungkinkan."

Satu minggu sudah kematian Cecilia, Gaga sudah kembali bekerja setelah seminggu ini sibuk menerima tamu pelayat. Elena juga tidak pergi kemana-mana untuk menemani Gaga di rumah.

"El, kamu ada job kerja lagi setelah ini?" tanya Gaga

"Tidak ada, aku sudah berhenti menerima job kerja lagi," jawab Elena

"El, kalau kita penuhi permintaan Mommy, meski memang terlambat bagaimana?" tanya Gaga

"Maksudnya? Kita punya anak?!" tanya Elena, dan dijawab dengan anggukan kepala Gaga.

"Sekali ini, El. Setelah itu kamu mau hidup seperti apa aku tidak akan mengganggumu, kamu bebas melakukan apapun diluar sana," jawab Gaga

Elena terdiam, namun baginya ini adalah kesempatan.

"Aku mau, tapi ada syaratnya," kata Elena, "50 persen saham perusahaan menjadi hak milikkku."

Gaga tersenyum, dimana-mana wanita memang suka sekali dengan uang, "Oke. Akan aku berikan 50 persen saham perusahaan."

Elena hanya tahu jika Gaga hanya memiliki satu perusahaan besar, padahal Gaga memiliki 3 perusahaan, 2 perusahaan lain dijalankan oleh anak buah kepercayaannya.

Elena cukup takjub, bagaimana bisa Gaga langsung mengabulkan permintaannya. Sore itu Gaga datang menemui Beryl di apartemen.

"Sayang, aku kangen," bisik Gaga

"Aku juga," balas Beryl sambil menyambut ciuman Gaga. Mereka berciuman cukup lama.

"Aku butuh bicara penting sama kamu," kata Gaga

Keduanya lalu duduk bersama di sofa, Beryl seperti biasa bermanja di dada pria itu.

"Sayang, aku merencanakan memiliki anak dengan Elena. Demi memenuhi permintaan mama yang terakhir," kata Gaga

Beryl tentu saja terkejut mendengar perkataan Gaga. Dia tentu saja merasa cemburu dengan perkataan Gaga, tapi dia sadar posisi, dua hanyalah wanita simpanannya Gaga saat ini.

"Kamu tahu apa syarat yang dia ajukan?" tanya Gaga

"Tidak,"

"Setengah saham perusahaan," kata Gaga

"Hah! Kok bisa?!" teriak Beryl tidak percaya, "Memang benar-benar wanita cuma butuh uang kalau itu."

"Aku iyakan, tenang saja. Hanya satu perusahaan kok," balas Gaga, "Dan setengahnya lagi sudah aku rencanakan, untuk kamu. Karena kamulah wanita yang tetap akan aku ajak hidup bersama sampai kita menua nanti."

"Lalu kalau anak kalian lahir bagaimana?" tanya Beryl

"Dia tidak akan mungkin merawatnya, kamu tahu sendiri bagaimana dia kan!?" jawab Gaga, "Aku yang akan merawatnya. Kamu mau jadi Mommynya kan?"

"Asal dia tidak bersama kamu lagi, aku mau," kata Beryl

"Tentu saja, karena setelahnya, aku akan melepasnya," balas Gaga

"Jadi, kamu akan bercinta dengannya?" tanya Beryl

"Kenapa? Cemburu?"

"Kalau boleh jujur iya, membayangkan kamu tidur dengan dia, tapi aku bisa apa," kata Beryl

"Maaf, sayang. Ini semua demi memenuhi keinginan terakhir Mommy yang belum tercapai," balas Gaga

"Iya, aku tahu," kata Beryl

"Tapi aku lebih suka bercinta dengan kamu," bisik Gaga, "Tempat ini adalah saksi bisu percintaan kita kan!?"

Memang benar, apartemen adalah saksi bisu besarnya cinta Gaga pada Beryl, mereka bahkan sudah bercinta dihampir setiap sudut ruangan apartemen itu, dan Beryl paling suka setiap bercinta didapur.

"Sayang, aku mencintaimu," bisik Gaga dan memulai aksinya

Sore itu suasana apartemen kembali membara dengan percintaan Gaga dan Beryl, seakan tidak ada lagi rintangan diantara keduanya, memadu kasih, beradu peluh, saling mendesah dan saling memuaskan hingga nirwana mereka gapai bersama.

Malam itu, Gaga pulang kerumah, dia mendapati Elena tengah berada di kamarnya. Sebenarnya kalau dilihat secara jeli, Elena juga wanita yang cantik, sayangnya wanita itu lebih menyukai harta dibandingkan kesetiaannya pada Gaga. Justru memilih Farhan yang jelas-jelas tidak apa-apanya dibandingkan Gaga, baik dari segi ketampanan maupun kekayaan.

"El, apa kamu sudah siap?" tanya Gaga

"Aku siap, Ga," balas Elena

Gaga kemudian memeluk Elena dari belakang, Elena berusaha tenang. Sejak menikah, baru kali ini Gaga menyentuhnya. Ternyata Gaga bisa juga bersikap lembut terhadapnya, dia pikir selama ini Gaga hanyalah pria dingin yang sulit diraih hatinya.

Gaga memberikan rangsangan-rangsangan lembut disetiap jengkal tubuh Elena yang entah sejak kapan sudah tidak mengenakan sehelai pakaianpun, Gaga begitu mudah membuainya.

Gaga memang pemain ulung, akhirnya Elena mengakuinya, berbeda jauh dengan Farhan yang selalu kasar setiap kali bercinta dengan dirinya.

"Berteriak, panggil namaku, sayang," bisik Gaga ketika menelusuri setiap jengkal dibagian selangka wanita itu, dari pemandangan awal Gaga, pria itu sudah tahu jika Elena sudah tidak virgin lagi.

Gaga memaklumi, kehidupan Elena sebagai model tentu tidak jauh-jauh juga dengan urusan ranjang, hanya saja selama ini Elena memang pintar menyembunyikan skandalnya, memang seharusnya begitu menjadi istrinya Gaga Dirgantara, demi nama baik suaminya juga.

"Akh... Gaga..."

Begitulah sedari tadi Elena mendesah dan berteriak, sampai akhirnya pada menu utama. Ternyata Gaga benar-benar pria jantan dambaan banyak wanita, Elena tentu saja terkejut dengan permainan Gaga. Tidak menyangka jika suaminya pandai membuai wanita hingga puncak nirwana.

Akhirnya Gaga mampu menyemburkan jutaan sel spermanya ke dalam liang terdalam Elena, sampai membuat Elena menggelinjang kuat.

"Terima kasih," kata Gaga sambil mencium kening Elena.

Elena hanya memejamkan mata, merasakan sikap lembut Gaga sedari tadi. Elena terbuai, bahkan masih menginginkan lebih, tapi malu.

"Sayang, tidurlah," kata Gaga sambil menarik Elena dalam pelukannya

Sementara itu, seorang pria didalam apartemennya juga tengah menghisap rokoknya.

"50 persen saham perusahaan sudah ditangan Elena, aku akan mudah mendapatkan dari Elena, wanita bodoh itu pasti akan memberikannya padaku," desisnya

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status