Share

Bab 19 : Confess Feeling

"Inda apakah kamu marah?" tanya David sambil mencengkram pergelangan tangan wanita bersurai sepanjang dada itu.

Inda belum menyahutnya. Ia kebingungan atas perasaannya sendiri.

Dari arah belakang, Felicia melihat adegan ini dari dalam mobil dengan wajah tak senang. Tangannya terkepal erat menatap Inda.

"Dasar wanita tak tau diri, sudah bersuami saja masih menggoda pria lain," gumam Felicia kesal.

Salah satunya cara ia menjauhkan Inda dari David adalah ibunya David.

"Aku mau ke mansion David," perintah Felicia kepada bodyguardnya.

Mobil Felicia pun melaju pergi dengan hati panas seakan terbakar.

Sementara, David masih menunggu jawaban dari Inda. Sepenting itukah tanggapan Inda tentangnya?

"Aku tidak marah," jawab Inda seadanya.

Inda bukan tidak marah, tapi dia tidak ada hak untuk marah. Dia bukan siapa-siapa, hanya seorang karyawan rendahan saja.

"Tapi wajahmu berkata lain, Inda." David memaksa.

"Aku bilang tidak ada! Untuk apa aku marah, aku tidak punya hak. Kamu bebas mau berd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status