Home / Historical / Ratu barbarku / Alena yang palsu.

Share

Alena yang palsu.

Author: Sela Mulia
last update Huling Na-update: 2023-12-08 21:37:16

"Ratu.."

Aku menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah Victor. Ia datang menemuiku. Entah untuk apa.

"Aku mencarimu kemana-mana. Ternyata kau ada di danau."

Aku menatap Victor penuh curiga. Kenapa sikapnya menjadi sedikit lebih hangat dari biasanya?

"Apa? Kau mau apa?" Tanyaku sinis.

Victor tersenyum.

"Ku dengar, akhir-akhir ini Ratu sering menghabiskan waktu di tempat penjahit kerajaan?"

"Iya. Tidak sepertimu yang menghabiskan waktu di istana Selir." Sindirku.

Lihatlah pria tidak tau malu ini. Dia malah senyum-senyum sendiri.

"Apa Ratu cemburu?" Goda Victor.

Aku melayangkan tatapan tajam.

"Aku tidak punya waktu untuk cemburu! Habiskan saja semua waktumu bersama kekasihmu itu. Aku tidak peduli!"

Victor terkekeh sambil mengangguk-angguk.

"Baiklah jika begitu."

"Cuih! Jadi kau kesini hanya untuk pamer?" Tanyaku memang dengan nada yang sedikit keterlaluan. Maafkan.

"Tentu saja tidak."

"Aku membawa kabar gembira untuk Ratu."

"Benarkah? Apa?" Tanyaku dengan semangat.

"Pembangunan desa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ratu barbarku   Ayam Ratu menghilang.

    "Aaahhh nyamannya.."Aku merebahkan tubuhku di atas kasur. Otot-ototku terasa kaki setelah aku gunakan untuk berjalan seharian."Tidak ada kasur terempuk selain kasur di istana.." "Dasar tubuh lemah!" Cercaku pada diriku sendiri.Aku mengganti posisi tidurku menjadi telentang, kedua tangan dan kakiku ku biarkan terbuka lebar-lebar."Menikmati kasur sendirian adalah yang terbaik!""Baginda Raja datang..""Tunggu, jangan dulu di bu.."Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Victor sudah berada di hadapanku dengan pandangan terkejut. Aku yang kepalang malu, tidak bisa berbuat apa-apa selain mengutuk dalam hati.Aku tertawa menutupi rasa maluku sambil dengan pelan menutup kedua kakiku yang tadi ku biarkan terbuka lebar."Ratu, tidurmu mirip seperti kodok." Sungut Victor segera duduk di sampingku.Aku segera duduk dari tidurku."Apa kau tidak punya waktu untuk mengunjungi selir kesayanganmu? Kenapa kau selalu datang dan tidur di istanaku?" Cerocosku yang tidak di indahkan oleh Victor.Vi

  • Ratu barbarku   Si Kampret dan si Victor.

    "Waaahh lucunyaaa"Aku menyentuh sebuah jepitan rambut yang di hiasi oleh mutiara. Desainnya sederhana namun terlihat mewah."Apa kau ingin itu? Biar ku belikan."Victor mengeluarkan uang dari saku celananya bersiap untuk membayar jepit rambut yang aku sentuh."Tidak terima kasih. Aku sudah memiliki banyak jepit rambut." Aku kembali melanjutkan berjalan untuk melihat-lihat."Tapi kau belum memiliki model jepit rambut yang seperti itu, kan? Biarkan aku membelikannya untukmu."Aku menoleh sebentar. "Memang tidak. Tapi jepit rambutku jauh lebih bagus dan lebih mahal dari jepit rambut tadi." Ungkapku acuh.Victor mengangguk-angguk pelan. "Kau memang seorang Ratu yang memiliki sifat sombong." "Terima kasih atas pujiannya."Victor kini menggeleng-geleng kepala. "Bagaimana bisa seorang yang sombong sepertimu di cintai oleh rakyatmu." Heran Victor.Tidak seperti sebelum-sebelumnya, Victor hari ini lebih banyak berbicara dari biasanya. Aku sebenarnya sedang menahan rasa senangku, hatiku ben

  • Ratu barbarku   Aku menyerah menjadi Ratu.

    "Baginda Raja.. Yang Mulia Ratu..""Apakah kalian sudah bangun?"Suara teriakan dari luar membuat aku terbangun dari tidur. Begitu juga dengan Victor yang nampak menggeliat."Kenapa kau masih di kamarku?" Tanyaku. Posisi Victor tidak berubah dari posisi semalam. Ia tetap berada di lantai tanpa alas apapun."Apa kau gila? Kau bisa sakit jika tidur di lantai!" Cercaku segera mengangkat tubuh Victor ke atas kasur."Kenapa kau peduli?" Tanya Victor dengan santainya."Kau adalah seorang Raja. Bagaimana jika kau sakit lalu meninggal? Semua rakyatmu akan menyerangku karena menuduhku menjadi penyebab kematianmu." Cerocosku.Victor terkekeh kecil. "Apa kau sudah melupakan kemarahanmu yang semalam?" "Aku manusia yang mudah terenyuh saat melihat orang yang menyedihkan. Hari ini kau terlihat sangat menyedihkan jadi ak..""Kau masih peduli pada orang yang mencoba membunuhmu?""Kau memang manusia bodoh." Pangkas Victor."Para Dayang dan Kasimmu akan segera masuk. Setidaknya aku harus berpura-pura

  • Ratu barbarku   Kau akan benar-benar mati di tanganku.

    Victor benar-benar berada tepat di depanku. Ia segera menempelkan pedangnya di leherku.Aku menelan ludah. Keringat panas dingin sudah bercucuran. Dengan nafas memburu, Victor memejamkan matanya lalu mengayunkan pedangnya ke leherku.."ALENA.."Belum sempat pedangnya sampai di leherku suara panggilan dari Willy menghentikan kegiatan Victor. Victor segera mengambil kain yang tadi terjatuh dan menutup wajahnya.Willy segera menghampiriku. Tanpa aba-aba ia mengerluarkan pedangnya dan menyerang Victor. Terjadilah perang pedang antara Victor dan Willy.Aku menatap lurus ke depan. Meskipun aku tidak tau apa yang aku tatap karena pandanganku mulai kabur. Aku syok bukan main. Orang yang harusnya melindungiku malah berusaha membunuhku.Dengan lemas, tubuhku ambruk namun masih dalam kesadaran yang hanya tinggal setengah."Yang Mulia Ratu!.."Willy menghentikan pertempurannya. Ia segera menghampiriku. Victor tidak ambil pusing, ia segera berlari kabur entah kemana."Apa kau baik-baik saja?" Tan

  • Ratu barbarku   Alena yang palsu.

    "Ratu.."Aku menoleh ke sumber suara yang ternyata adalah Victor. Ia datang menemuiku. Entah untuk apa."Aku mencarimu kemana-mana. Ternyata kau ada di danau."Aku menatap Victor penuh curiga. Kenapa sikapnya menjadi sedikit lebih hangat dari biasanya?"Apa? Kau mau apa?" Tanyaku sinis.Victor tersenyum."Ku dengar, akhir-akhir ini Ratu sering menghabiskan waktu di tempat penjahit kerajaan?""Iya. Tidak sepertimu yang menghabiskan waktu di istana Selir." Sindirku.Lihatlah pria tidak tau malu ini. Dia malah senyum-senyum sendiri. "Apa Ratu cemburu?" Goda Victor.Aku melayangkan tatapan tajam."Aku tidak punya waktu untuk cemburu! Habiskan saja semua waktumu bersama kekasihmu itu. Aku tidak peduli!"Victor terkekeh sambil mengangguk-angguk. "Baiklah jika begitu.""Cuih! Jadi kau kesini hanya untuk pamer?" Tanyaku memang dengan nada yang sedikit keterlaluan. Maafkan."Tentu saja tidak.""Aku membawa kabar gembira untuk Ratu.""Benarkah? Apa?" Tanyaku dengan semangat."Pembangunan desa

  • Ratu barbarku   Cerita masa lalu.

    "Dayang Utari, ayo cepatttt" "Tunggu saya Yang Mulia.." Dayang Utari mengejarku dengan napas ngos-ngosan. Aku tidak peduli, aku ingin cepat sampai ke tempat penjahit kerajaan.Setelah berlari sekitar sepuluh menit, aku akhirnya sampai di tempat tujuan.Para penjahit kerajaan sudah menungguku. Mereka memberi hormat saat tau aku datang."Yang Mulia.."Aku tersenyum menyambut hormat mereka."Wawww siapa yang sudah menghias tempat jahitku?" Tanyaku takjub dengan tampilan tempat jahitku yang di penuhi hiasan corak bunga."Kami mendapatkan ide untuk menghias tempat jahit ini dari Pangeran Betrand."Aku mengerutkan alis. "Pangeran Betrand?" Tanyaku tidak faham.Mereka mengangguk."Jarak tempat ini dengan istana Pangeran Betrand bersebelahan. Pangeran Betrand beberapa kali sering menghabiskan waktu disini. Dan ketika Pangeran Betrand tau Yang Mulia akan menjahit disini, Pangeran Betrand menyarankan kami untuk menghias tempat jahit Yang Mulia agar Yang Mulia merasa nyaman.""Waahhh terima k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status