Share

Bab 6 Gosip kabur dari Pernikahan

Penulis: Cayllaza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-14 13:34:14

Suara musik pengiring yang semula meriah, mendadak terasa janggal. Bisikan-bisikan kecil mulai menyelinap di antara deretan kursi tamu. Beberapa orang bangkit, menoleh ke arah pintu tapi sang mempelai wanita tak kunjung muncul.

“Pengantinnya… kabur?”

Berita itu menyebar cepat, lebih cepat dari api yang menjilat kertas kering. Hanya beberapa saat, bisik-bisik sudah bergema di antara para tamu dan kerabat keluarga.

Dan sumbernya? Yuilan sendiri.

Dengan wajah penuh kepura-puraan, ia duduk di antara beberapa tamu wanita yang penasaran. Air mata dibuat-buat menetes di sudut matanya, suara gemetar seolah menahan pilu.

“Kakak… Kakak Senian tidak mau menikah,” katanya lirih, seakan berusaha membela.

“Dia meninggalkan kamar pagi tadi. Aku sudah mencoba mencarinya, tapi… dia benar-benar pergi.”

“Mungkin, mereka akan memaksaku untuk menggantikan kakak. Aku bingung, aku hanya tidak ingin keluarga ini dipermalukan. Aku akan menggantikannya jika mereka memaksa.” lanjut Yuilan seolah dia adalah korban.

Wanita-wanita itu saling pandang, lalu berbisik-bisik dengan nada terkejut. Ada yang kasihan, ada pula yang mencibir. Ada pula yang menutup mulut tak percaya, ada yang tertawa getir, bahkan ada yang langsung berdiri hendak pulang.

Dalam sekejap, nama Senian menjadi bahan gunjingan, pengantin yang kabur di hari pernikahan.

***

Pintu ruang keluarga tiba-tiba terbuka lebar. Seorang pemuda tinggi dengan wajah lelah karena perjalanan jauh masuk dengan langkah tergesa. Matanya menyapu ruangan, dan seketika dia terhenti melihat pemandangan yang membuat dadanya mencelos.

“...Mama?” suara Marco tercekat.

Dia melihat ibunya duduk lemas di kursi, wajahnya sembab basah oleh air mata. Sementara ayahnya masih mondar-mandir dengan wajah merah padam, marah-marah tanpa henti. Pelayan-pelayan menunduk ketakutan, dan Yuilan berdiri di sudut dengan ekspresi murung pura-pura prihatin.

Marco buru-buru menghampiri mamanya, berlutut di samping kursi.

“Mama, ada apa? kenapa Mama menangis begini? bukankah hari ini… hari bahagianya kak Nian?”

Camila menatap putranya dengan mata berkaca-kaca, tangannya gemetar meraih tangan Marco. “Nak… kakakmu… kakakmu menghilang…” suaranya bergetar, sulit keluar dari tenggorokannya.

“Apa?!” Marco terbelalak.

“Menghilang? bagaimana bisa?! Ini… ini kan hari pernikahannya! siapa yang membiarkannya hilang?!”

Ayahnya menoleh cepat, suaranya masih meledak-ledak.

“Jangan tanya lagi, Marco! kakakmu itu sudah mempermalukan kita! dia lari di hari pernikahannya dan membuat seluruh keluarga jadi bahan tertawaan! semua tamu sudah menunggu, dan kita tidak bisa berbuat apa-apa!”

Marco membeku, hatinya bergejolak antara kaget, marah, dan tak percaya.

Dia menatap ibunya yang masih terisak, lalu memandang ayahnya yang dipenuhi amarah, dan akhirnya pandangannya jatuh pada Yuilan.

Gadis itu menunduk dengan wajah seolah-olah turut berduka, tapi Marco menangkap sekilas senyum samar yang nyaris tak terlihat di sudut bibirnya. Jantungnya berdebar.

Ada sesuatu yang tidak beres di sini.

Dalam hati, Marco bersumpah. “Aku harus menemukan kakak. apa pun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan semua orang menjelekkan namanya tanpa bukti

Marco berdiri perlahan, tubuhnya masih bergetar menahan emosi. Pandangannya menyapu seluruh ruangan hingga berhenti pada barisan pelayan yang berdiri menunduk, wajah pucat mereka jelas penuh ketakutan.

Dia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah mendekat. Suaranya tenang, tapi tegas, menyiratkan amarah yang ditahan.

“Kalian semua… jangan hanya diam. hari ini adalah hari pernikahan kakakku. bagaimana bisa kalian kehilangan pengantin wanita dari kamarnya?!”

Beberapa pelayan saling pandang, bingung harus menjawab apa. Salah satu dari mereka memberanikan diri membuka suara, meski suaranya gemetar.

“Tuan Muda, pagi tadi kami masih melihat Nona di kamarnya. gaunnya sudah disiapkan. tapi… saat kami kembali untuk memanggilnya, Nona besar sudah tidak ada.”

Marco menyipitkan mata. “Tidak ada? apa ada yang keluar-masuk kamar kakakku pagi itu? katakan yang sebenarnya!”

Pelayan itu makin gugup, melirik sekilas ke arah Yuilan yang berdiri tidak jauh dari sana. Sekejap wajahnya pucat pasi. Dia menelan ludah, lalu buru-buru menunduk.

“T-tidak… tidak ada, Tuan Muda. tidak ada siapa-siapa.”

Marco menatap tajam, jelas tidak percaya.

“Kalian berani bersumpah? kamar itu dijaga, bukan? bagaimana bisa seorang pengantin menghilang begitu saja tanpa seorang pun melihat?!”

Hening menyelimuti ruangan. Pelayan-pelayan itu menunduk makin dalam, seolah menyembunyikan sesuatu.

Andrian mendengus keras, melambaikan tangan dengan marah.

“Percuma kau tanya-tanya begitu, Marco! anak itu jelas kabur! pelayan-pelayan ini tidak berani mengakuinya! sudah, biarkan saja! kita sudah dipermalukan habis-habisan!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 200 Masa lalu yang terungkap I

    Senian menatapnya dengan mata berkilat dengan amarah yang telah lama dia kubur.“Kamu ingin tahu kebenarannya?” Senian mendekat setengah langkah, suaranya rendah tapi tajam seperti pecahan kaca. “Cinta itu Xieran, cintamu membunuhku.”Xieran mengerjap, seolah pukulan tidak terlihat menghantam dadanya.“Aku dulu mencintaimu sampai aku lupa diriku sendiri,” lanjut Senian, suaranya bergetar karena luka yang terbuka lagi.“Aku mencintaimu sampai aku kehilangan harga diriku, kebahagiaanku, bahkan masa depanku. Tapi akhirnya, Cinta itu… menghabisi nyawaku.”Dia menarik napas gemetar, lalu menatap Xieran lurus, tanpa belas kasihan.“Dan sekarang? Cinta itu sudah mati. Tidak ada lagi yang tersisa untukmu.”Xieran memucat. Kata-kata itu menampar lebih keras dari kebencian mana pun.Kata-kata Senian menggema di kepala Xieran seperti gema di ruang kosong.“Cinta itu membunuhku.”Bukan kiasan. Bukan ungkapan patah hati biasa. Ada sesuatu yang lebih gelap, lebih nyata.Xieran menatap Senian dengan

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas    Bab 199 Cerita masa lalu

    Xieran berhenti beberapa langkah dari pintu keluar hotel. Ada dorongan di hatinya, entah apa yang membuatnya menoleh kembali.Di kejauhan, dia melihat Senian berjalan berdampingan dengan Emilia.Senian berbicara sambil tersenyum tipis, anggun dan percaya diri. Cara dia berdiri, cara dia berjalan, sangat berbeda. Aura itu tenang namun berwibawa, jelas bukan lagi sosok yang dulu selalu menunduk di sisi dirinya.Dia berubah, dan bukan sekadar berubah.Dia berkembang.Cahaya lampu lobi memantulkan kilaian lembut di wajah Senian, memperlihatkan sosok wanita yang matang, mandiri, dan kuat. Tidak lagi gadis lembut yang dulu menunggu perhatiannya.Senian kini menjadi wanita yang dihormati, dipandang, dan bersinar tanpa dirinya.Xieran merasakan sesak halus di dadanya.Ada kebanggaan aneh menyelinap, dia senang melihat Senian hidup dengan baik, penuh harga diri, seperti yang seharusnya sejak dulu.Namun di balik itu, ada kenyataan pahit yang menusuk. Wanita yang bersinar itu bukan lagi milikny

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 198 Ancaman Lucien

    “Kebetulan saja atau mungkin tidak?” balasnya halus, nada ucapannya seperti tantangan.Senian yang duduk di meja tidak jauh darinya melihat interaksi itu, sedikit terkejut tapi tetap tenang. Begitu juga Emilia. Tenyata apa yang dirasakannya benar adanya. “Firasatmu peka juga” bisik Emilia.Xieran menahan diri, menatap Senian sebentar sebelum memalingkan wajah ke Lucien. “Jangan berani mengganggu dia,” ucap Xieran, suara rendah tapi tegas. Lucien menatap balik, tidak gentar.Lucien bangkit dari duduknya, posisinya sekarang sudah ketahuan oleh Senian. Tidak baik untuk berdiam disini.“Aku tidak akan menyentuhnya, untuk saat ini. Ingat krisis Muller Group beberapa waktu lalu. Fokuslah pada perusahaanmu jika ingin tetap aman,” bisiknya sambil berlalu meninggalkan Xieran.Kata-kata itu begitu dingin dan terukur, seolah menamparnya langsung.Rahangnya menggertak, otot di lehernya menegang. Xieran tahu benar, semua kekacauan yang menimpa proyek-proyek Muller bukan sekadar kecelakaan atau ma

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 197 Masa tenang berakhir

    Matahari mulai naik lebih tinggi ketika ketenangan pagi itu mulai terganggu oleh suara notifikasi di ponsel Nathan. Dia menatap layar sebentar, wajahnya berubah tegang. Senian yang masih berada dalam pelukan, menoleh penasaran.Nathan menutup ponsel dan memandang Senian, nada suaranya tenang tapi tegas. “Sepertinya kita tidak bisa menikmati pagi ini terlalu lama,” ucapnya sambil menghela napas. “Ada seseorang yang sudah kembali, Lucien Arden. Dia mengamati kita.”Senian duduk perlahan, rambutnya masih kusut karena tidur, namun matanya tajam mendengar nama itu.“Lucien? Apa maksudmu?” tanyanya, mencoba memahami situasi.Nathan membawa Senian ke ruang kerja pribadinya.“Lucien telah kembali dari Eropa. Selama Xieran koma aku membuat beberapa masalah di perusahaannya di eropa agar dia pergi dan kita fokus ke Xieran.”Nathan menunjukkan beberapa dokumen dan foto yang dikirim oleh tim khusus Daniel Barta. Semua menunjuk pada gerak-gerik Lucien. Mengikuti jadwal mereka, kehadiran di lokasi

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 196 Proyek pertama

    Di ruang rapat, Senian berdiri di depan Marco dan Gao Lin, matanya tajam namun penuh perhatian. Di hadapannya terhampar laporan-laporan proyek, grafik pertumbuhan, dan dokumen strategi bisnis yang kompleks.“Hari ini, aku akan memberikan kalian tugas pertama,” ujar Senian.“Ini bukan sekadar latihan. Ini adalah proyek nyata yang harus kalian selesaikan dengan baik. Tujuannya adalah agar kalian memahami bagaimana perusahaan berjalan dari bawah, dan bagaimana setiap keputusan berdampak pada seluruh operasi.”Marco menatap dokumen dengan wajah campur aduk antara kagum dan cemas. “Ini… serius, ya? Tidak ada latihan palsu?”Senian tersenyum tipis.“Ini nyata, Marco. Aku ingin kalian belajar dari pengalaman langsung, bukan sekadar teori. Tidak ada ruang untuk kesalahan yang diulang-ulang tanpa pembelajaran.”Gao Lin menatap proyek yang diberikan, matanya berbinar. “Baik, kak Senian. Kami siap.”Senian mengangguk, lalu membagi tugas.Marco akan memimpin analisis pasar dan strategi ekspansi p

  • Reinkarnasi, Menukar Suami Pewaris dengan Pemalas   Bab 195 Melatih pewaris

    Di ruang kantor yang luas dan terang, Senian berdiri di depan Marco dan Gao Lin, matanya menatap dokumen, laporan, dan rencana strategi tersebar di meja, menandakan hari pertama mereka memasuki dunia nyata perusahaan.“Dengar baik-baik,” ujar Senian dengan tegas namun tidak keras.“menjadi pewaris bukan soal jabatan atau nama besar. Itu tentang kemampuan, disiplin, dan tanggung jawab. Aku tidak akan memberikan jalan mudah pada kalian.”Marco mengerutkan kening, merasa sedikit terkejut.Meskipun dia adalah pewaris keluarga Zhuge, posisi direktur tidak langsung diberikan padanya. Dia harus memulai dari bawah dan belajar memahami operasi, strategi, dan tanggung jawab manajerial terlebih dahulu.Gao Lin, di sisi lain, tampak antusias.Dia menyadari pentingnya pengalaman langsung dan kesempatan belajar di bawah bimbingan Senian. “Baik, Nona. Aku siap belajar,” ujarnya mantap.Senian melirik Gao Lin, dia menahan senyum. “Gao Lin… tolong jangan panggil aku Nona lagi.”Gao Lin terkejut, matan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status