Share

Chapter 2 : Memulai Rencana

Kemudian dia menyusun langkah selanjutnya, "Tata krama dan moral yang ada di dunia ini memiliki nilai-nilai tertentu yang mesti ku mengerti."

"Aku ingin menjadi seorang pemimpin yang dihormati dan untuk itu, pemahaman mendalam tentang etika dan moral sangatlah penting."

"Sebelumnya aku telah memeriksa batasan tubuhku. Tubuh bayi ini hanya mampu menahan Circle satu dan untuk Circle dua, aku kemungkinan perlu berumur 5 tahun."

"Selain itu, agar tidak terlalu membuang waktu, di umur lima tahun, aku akan meminta orang tuaku mengajarkan seni beladiri. Mereka memiliki keterampilan dan kebijaksanaan yang luar biasa." Ucapnya dengan semangat.

Aric juga mendapatkan ide, "benar juga, jika beladiri dan sihir di kombinasikan akan menjadi kekuatan yang menakutkan. Apalagi jika aku mampu membuat teknologi yang mensuport keduanya."

"Entah bisa atau tidak, tapi dengan eksperimen segalanya akan bisa di capai. Eksplorasi ini akan membuka pintu untuk menumbuhkan pengetahuan dan keahlianku."

Dalam perenungan, Aric semakin tidak sabar menguliti misteri dunia ini. Namun, masih banyak rahasia yang perlu dia pecahkan dan perjalanan panjang yang harus ditempuh.

Petualangan di dunia ini akan semakin menarik, seiring dengan pertumbuhan Aric sang raja yang terlahir kembali.

...

dua tahun telah berlalu sejak Aric Shadowthorn menjadi bagian dari keluarga bangsawan Abyssalflow.

Usianya kini menginjak dua tahun empat bulan, menjalani hari-harinya sebagai anak pertama dari seorang Marquis.

Pagi yang cerah menyentuh wajah Aric dengan kehangatan. Setelah terbangun dari tidur nyenyaknya, sinar mentari mulai memenuhi kamarnya.

Dia kemudian dimandikan oleh pelayan setia keluarga Abyssalflow. Air hangat menyirami tubuhnya, memberikan kesegaran dan kenyamanan.

Setelah mandi saatnya berganti pakaian. Busana modern yang indah layaknya bangsawan melengkapi penampilannya.

Selanjutnya ia sarapan bersama keluarga di ruang makan. Hidangan lezat tersaji dan Aric duduk bersama Ayah dan Ibunya untuk menikmati kebersamaan.

Setelah melaksanakan rutinitas paginya yang mewah, ia selanjutnya menuju perpustakaan keluarga.

Selama 2 tahun ini, dia membaca setiap halaman buku yang ada disana, memperdalam penetahuannya tentang seni beladiri dan sejarah dunia ini.

Dunia ini bernama Bumi, memiliki 4 benua besar, yaitu Altha, Meridia, Aqualionis dan Mystaria.

Altha memiliki hutan-hutan yang rimbun dan sungai yang mengalir dengan jernih. Maridia, merupakan gurun luas dan memilik banyak oasis.

Aquilonis terletak di kutub es dan ditutupi salju sepanjang tahun. Dan yang terakhir, Mystaria, benua yang penuh dengan gunung-gunung yang tinggi dan lembah hijau.

Altha, benua ini memiliki beberapa negara, salah satunya bernama Terraville dan memiliki kota yang bernama Astoria. Disinilah, di benua inilah Aric tinggal.

Dalam penggalian ilmu pengetahuan, Aric mendapatkan silsilah keluarganya, ditambah dengan beberapa pembicaraan pelayan yang serinh ia dengar, Aric mengetahui lebih jelas tentang keluarga Abyssalflow.

Fakta-fakta yang terungkap ini akan memberikan gambaran yang jelas seperti apa keluarga ini terbentuk.

Generasi pertama terdiri dari Kakek Buyut Marquis Calys Abbssalflow dan Nenek Buyut Lady Elara Abyssalflow. Generasi kedua melibatkan Marquis Orion Abyssalflow dan Nenek Amara Abyssalflow. Uniknya Nenek Amara ini merupakan bangsawa jatuh yang di serap oleh keluarga Abyssalflow.

Lalu generasi ketiga, ayah aric yakni Marquis Torrent wave Abyssalflow dan ibunya, Seraphina Abyssalflow yang sebelumnya berasal dari rakyat biasa.

Selain semua hal ini, yang paling menarik adalah teknologi. Manusia di dunia ini mampu membuat sesuatu yang luar biasa, padahak dikehidupan Aric sebelumnya mustahil dibuat tanpa sihir.

Jadi, dia akan menyerap semua informasi yang ada di perpustakaan dan suatu saat akan menggunakannya, jika terbesit ide yang meyakinkan.

Dia juga menantikan dengan sabar umurnya mencapai lima tahun sehingga dia bisa melanjutkan rencananya.

Dengan semangat membara, Aric menatap masa depan untuknya yang memiliki banyak potensi, tantangan dan hal tak terduga lainnya. Dia akan merangkak, berjalan dan berlari hingga mencapai puncak tertinggi.

...

Dua tahun delapan bulan telah terlewatkan.

Kini dia sudah berusia 5 tahun.

"Saatnya membicarakn sesuatu yang penting dengan orang tuaku"

Dalan ruang utama keluarga, Aric duduk di antara orang tuanya, Torrent wave dan Seraphina.

Ia sudah menyusun rencana untuk setiap kondisi yang mungkin terjadi.

"Ayah dan ibu, aku ingin membicarakan hal penting."

Torrent wave yang sedang membaca e-buku melalui handphone , lalu menutupnya dan berkata, "Apa yang ingin kau bicarakan anakku?"

Aric mengeluarkan eskpesi imut, "Aku ingin belajar seni beladiri, itu terlihat keren ayah. Aku yakin waktuku akan lebih berguna jika di gunakaj untuk belajar seni beladiri."

Seraphina kemudia mengangguk dan berucap, "Anakku sayang, itu adalah keputusan yang besar. Apa alasan keinginanmu itu?"

Aric melanjutkan argumennya, "Aku percaya bu, seni beladiri tak hanya tentang fisik saja, tapi juga mengajarkanku kedisiplinan, rasa tanggung jawab dan mengendalikan diri."

"Aku juga tahu, di kerajaan kita kekuatan beladiri adalah segalanya. Mereka yang kuatlah akan memiliki kekuasaan."

Ibunya mengelus kepala anaknya. Ibunya sadar kalau anaknya memiliki pemikiran yang lebih dewasa.

"Aric, ibu merasa kamu semakin dewasa, namun kamu baru berusia 5 tahun. Tidakkah terlalu cepat bagi tubuhmu menanggung latihan yang keras."

"Aku mengerti kekhawatiran kalian berdua, akan tetapi perang bisa terjadi kapan saja. Aku tidak ingin membuat diriku menjadi beban bagi kalian. Aku ingin membantu kalian."

Aric memeluk ibunya dan mengeluarkan wajah memohon. Ibunya mulai luluh tapi sepertinya masih belum cukup.

"Baiklah ayah dan ibu, aku ingin menunjukan kemampuan fisikku"

Ia lalu melakukan teknik push up dan sit up yang dia baca dari buku. "Lihatlah ibu, bukan kah aku cukup kuat untuk latihan fisik"

Torrent wave lalu menanggapi, ia cukup terkejut dengan kemampuan Aric, "Cukup bagus, kau memang memiliki energi yang tinggi, tetapi belajar seni beladiri akan lebih berat dari ini. Bisakah kamu berjanji tidak akan menyerah anakku?"

Aric mengangguk, "Aku bersedia bekerja keras, Ayah. Aku juga akan tetap mengikuti pelajaran etika, menjaga sikap rendah hati, menghormati orang lain dan menggunakan kemampuanku dengan bijaksana."

"Itu suatu hal yang baik sayang. Etika dan moral hidup sangatlah berharga. Kekuatan tanpa moral hanya akan merusak diri sendiri dan orang lain."

Aric lalu menambahkan senjata pamungkasnya.

"Bagaimana dengan mengawasiku selamat latihan? Dengan begitu kalian tidak perlu khawatir tentang keselamatanku."

"Itu ide yang bagus, namun sayangnya ayah dan ibumu belum bisa mengajarimu," ucap Torrent wave.

Seraphina berpikir sesaat dan berkata, "Kita tak perlu langsung mengajarinya, berikan saja dia mentor yang tepat."

Torrent Wave lalu mengangguk dan setuju dengan solusi itu.

"Kita harus memastikan mentor tersebut bisa mengajarkan dengan baik dan memiliki tanggung jawab."

"Aku setuju juga ibu dan ayah. Dengan bimbingan mentor aku akan lebih cepat menguasai seni beladiri."

"Baiklah, ayah dan ibu akan mencarikan mentor yang cocok untukmu. Kita pastikan dia memberikan pengajaran yang tepat dan menyeimbangkan dengan kemampuan belajarmu serta mampu menjaga keamananmu," Ucap Seraphina.

... Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status