Share

Chapter 3 : Awal dari segalanya

Torrent Wave menambahkan, "Selama kami mencari mentor, kamu tetap patuhi kesepakatan tetang jadwalmu sebelumnya."

"Tentu saja, ayah dan ibu."

Perjuangan untuk beradu argumen dengan orang tuanya membuahkan hasil. Hasratnya yang mendalam untuk mempelajari ilmu pengetahuan semakin membara. Dia tak sabar mengetahui siapa yang akan mengajarinya.

...

Malam harinya Aric berencana untuk meningkatkan kekuatannya, dia sudah bisa menembus Circle dua.

Alasan dia sudah bisa menembus, karena dua bulan sebelum mencapai umur 5 tahun. Dia sudah banyak menyerap energi alam. Dia bahkan sudah bisa naik ke Circle dua, namun dia hentikan karena ingin memastikan fisiknya benar-benar mumpuni.

Barulah sekarang setelah dia berumur 5 tahun. Rencananya untuk naik tingkat pasti terlaksana.

"Baiklah saatnya untuk naik menjadi Circle dua. Kekuatanku sihirku akan berlipat ganda sehingga akan mudah memakai berbagai jenis teknik sihir."

Sebagai reinkarnasi raja sihir, Aric tentu saja memiliki banyak teknik sihir, bahkan teknik-teknik itu bisa di kombinasikan.

Namun, energi sihir di perlukan untuk setiap teknik. Tak bisa sembarangan menggunakannya sehingga dapat membahayakan pengguna.

Ada beberapa teknik yang di coba oleh aric. Yang pertama adalah Sihir Angin. Dia mengumpulkan angin di satu titik, kemudian dia memadatkan angin itu dan meledakkannya.

Suara ledakan itu keras memekakkan telinga, namun suara itu anehnya tidak terdengar diluar maupun didalam kamar Aric.

Ternyata Aric, sebelum sihir angin itu meledak, dia membentuk sihir perisai yang meredam suara dan dampak ledakan. Dengan begitu, orang lain tidak akan mengetahui rahasianya.

"Markus, tolong masuk ke dalam kamarku."

"Baik tuan muda."

Seorang pelayan Pria masuk kedalam kamar Aric.

"Apa kamu mendengar ada suara ledakan dari dalam kamarku?"

Markus sepertinya agak bingung, dia lalu menjawab, "Tidak ada tuan."

"Baiklah, lalu kemarilah pelayanku," ketika pelayan itu mendekat, Aric menggunakan sihir manipulasi pikiran pada Markus.

Markus lalu terdiam sejenak dan pikirannya mulai di manipulasi oleh Aric.

"Tuan muda, saya akan menjadi pelayan setia anda selamanya."

"Baiklah Markus, kau cukup bertindak seperti biasa. Kamu kedepannya akan menjadi butler pribadiku, nanti akan ku minta kepada ayah."

"Keinginanmu adalah perintah bagiku tuan muda."

Sihir manipulasi ini termasuk sihir yang sangat sulit, tapi Aric dengan mudah menggunakannya pada Markus.

Selain itu, penyebab sihir ini berhasil, subjek memiliki kekuatan yang lebih lemah dari pengguna.

"Markus, coba kau lihat kesana. Bisakah kau melihat diriku yang lain disana?"

"Saya bisa melihatnya dengan jelas tuan muda."

"Baguslah kalau begitu, berarti sihir ilusiku sukses."

"Kamu sekarang bisa pergi Markus."

"Baiklah tuanku."

...

Beberapa hari setelah eksperiment teknik sihir. Akhirnya tiba untuk Aric berlatih seni beladiri.

Di pagi hari saat Aric sedang sarapan. Ayahnya mulai membicarakan tentang mentornya.

"Aric ayah sudah menemukan seorang mentor yang cocok untukmu, dia bisa dipercaya dan memiliki kemampuan yang handal. Apalagi dia pasti mampu melindungimu di saat dalam bahaya."

"Awalnya ibu tidak menyangka dia akan mau menjadi mentormu. Sepertinya dia sudah cukup bosan dengan rutinitas," ucap Seraphina.

Pikiran Aric mulai melayang, pengetahuan yang di tunggunya selama beberapa tahun ini akhirnya bisa mulai dia pelajari secara langsung.

Sebelumnya dia hanya bisa membaca di perpustakaan dan mendengarkan dari beberapa pelayan dan orang tuanya.

"Siapa itu wahai ayah dan ibuku tercinta?"

Karena saking semangatnya, dia mengeluarkan ungkapan mutiara pada orang tuanya itu.

Ibunnya lalu tersenyum dan tertawa.

"Dia sudah sering bertemu dengan kamu sayang. Ku rasa kau juga akan terkejut. "

Ayahnya juga tersenyum ceria, "Kau akan tahu nanti nak. Nanti, Jam tiga sore, datanglah ke ruangan latihan."

"Baik ayah."

Jam tiga lewat 1 menit. Aric sudah berada di ruang latihan. Disana tidak ada siapapun.

"Dimana mentorku itu," dia kemudia menunggu selama beberapa menit.

Mendadak bola kecil terbang ke arahnya. Aric sadar akan hal itu dan menghindarinya dengan reflek.

Tepuk tangan terdengar dari ujung tempat latihan, "Bagus sekali keponakanku, kau memang berbakat. Jarang sekali di usiamu, mampu mengelak dari seranganku."

"Paman, ternyata kaulah yang menjadi mentorku. Kau pasti malas dengan rutinitas menjadi kepala prajuritkan?"

Gelak tawa paman Aric terdengar di seluruh ruangan, "Kau benar sekali keponakanku, tapi tenang saja wakilku yang akan mengurusnya. Walau begitu, alasanku mau mengajarimu karena kau adalab keponakan kecilku yang manis."

Paman Aric itu atau biasa di sebut Thorne lalu mencubit pipi Aric yang menggemaskan.

"Oke, sudahi basa-basi kita. Aku akan melatihmu dengan serius, wahai penerus keluarga Abyssalflow, Aric Shadowthorn Abyssalflow."

"Tentu saja aku siap paham."

Thorne kemudian berucap, "Fisik adalah pondasi utama seni beladiri, maka seorang pejuang seni beladiri perlu melatih fisiknya agar kuat. Dengan begitu, menu latihan kita selama sebulan ini adalah latih fisikmu hingga mencapai batas."

"Aku sudah siap latihan paman. Aku ingin segera menjadi lebih kuat."

"Kalau begitu, kita pemanasan terlebih dahulu," Thorne lalu menunjukan cara melakukan pemanasan.

Setelah itu, "Kamu akan lari sebanyak 1000 meter, Push Up 10 kali, Sit Up 10 kali, Pull Up 10 kali dan di akhiri oleh pendinginan"

Aric melaksanakan semua menu latihan yang telah di berikan oleh Thorne. Selama latihan Thorne menggunakan Handphone untuk mencatat seluruh hasio latihan Aric.

Selama latihan, Aric iri dengan Thorne. Pasalnya dia ingin memiliki Handphone, namun di larang oleh kedua orang tuanya. Dengan alasan, " tidak boleh, nanti kamu akan kecanduan Handphone."

Aric hanya bisa pasrah dan menurut dengan orang tuanya. Namun, dia sangat mengakui kalau teknologi di dunia ini memang benar-benar menakjubkan.

Disela-sela latihan Thorne akan memberikan semangat pada Aric, "Teruskan Aric! Jangan biarkan tubuhmu beristirahat sampai benar-benar selesai!"

Aric merasakan beban yang berat sedang menimpa tubuhnya. Bahkan di kehidupan sebelumnya, dia belum pernah melatih tubuhnya seperti ini.

Walau begitu tekadnya tidak membuat dia menyerah. Sampai akhir dia kelelahan dan pingsan di akhir latihan.

...

Di malam hari, Aric menambahkan daftar untuk rencana masa depannya.

"Aku perlu bawahan yang sangat setia dan tidak akan menghianatiku. Mereka akan bisa dijadikan senjata yang berguna untuk mempermudah aku mencapai puncak."

Dia lalu memikirkan manusia dari golongan apa yang bisa memenuhi kriteria yang tepat.

Setelah berpikir beberapa lama, dia menarik kesimpulan untuk menjadikan anak panti asuhan sebagai bawahan paling setia.

Seorang anak akan lebih mudah di ajari sihir dari pada orang dewasa. Anak panti asuhan juga jarang sekali yang di berikan kasih sayang dan kehidupan yang layak.

Aric akan memasuki celah tersebut dan merebut hati anak-anak panti asuhan.

"Hati manusia sangatlah rapuh, tidak ada yang bisa menahan godaan di saat mereka sedang terpuruk."

Walaupun ucapan Aric terdengar kejam. Dia juga memiliki alasan lain yaitu memberikan kesempatan hidup yang baru untuk anak-anak ini.

... Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status