Share

Bab 15.B

"Jangan sembarangan kalau ngomong, Farah! Ibu ga pernah mikir kaya gitu!" Ibu semakin panik.

"Tahu nih Kak Farah, fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan," sela Dinda dengan enteng.

Fitnah katanya?

"Ini bukan fitnah, dan aku denger sendiri obrolan kalian bertiga waktu di rumah Ibu, kalian tertawa terbahak-bahak dan kamu Dinda, waktu itu kamu minta dibeliin mobil baru 'kan?! jangan mimpi!" tegasku sambil menunjuk wajahnya yang berubah merah.

Kebetulan kunci mobil Dinda teronggok di atas meja, aku segera menyambar kunci itu, sudah waktunya mobil Dinda disita, enak saja terus-terusan bergaya memakai uangku.

Jika mereka baik dan tulus menyayangiku sebagai menantu dan saudara sih ga masalah, bahkan aku bisa berikan lebih dari ini, tapi apa yang terjadi mereka baik padaku hanya demi menutupi rencana busuknya.

Serapat apapun menyembunyikan bangkai lama-lama tetap akan tercium juga, seperti itu yang terjadi pada Mas Andra dan keluarganya.

"Loh, kok kunci mobil Dinda diambil, Kak," rengek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Ningsih
eehhh seriys yang benar ibu mertua dah nenek2 manjat pagar? kalau Dinda masih wajar deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status