Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya

Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya

By:  Ina Qirana  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings
56Chapters
51.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hal yang sangat Menyakitkan bagi Farah saat mengetahui motif suaminya menikahi dirinya hanya karena ingin menguras semua harta warisan, Farah tak lemah ia membalas semua perbuatan suaminya dengan cara elegan, akankah Farah berhasil?

View More
Rencana Busuk Suamiku dan Keluarganya Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Mahmudah Khair
ceritanya bikin penasaran
2023-11-19 10:12:59
0
user avatar
Mahmudah Khair
Suka ceritanya
2023-11-18 17:54:42
0
user avatar
Amalia Nasution
Ga sabar lanjutannya
2023-04-03 21:15:47
0
user avatar
agus susanto
mna lnjutanya thor
2023-04-02 12:59:21
0
56 Chapters
Bab 1
"Pokoknya kamu harus kuras seluruh warisan keluarga Bahtiar, selama hartanya belum habis maka kamu harus terus bersikap baik sama Farah, buat dia jatuh cinta sampai bucin sama kamu.""Tenang, Bu, pokoknya Andra jamin harta warisan Bahtiar akan jatuh ke tangan kita lihat saja.""Siipp, pokoknya Dinda dukung Kak Andra selalu, dan bulan depan Dinda mau beli mobil baru, masa iya penampilan udah kece begini pake mobil jadul.""Tapi bulan ini belikan dulu mobil Ibu."Lalu mereka terbahak bersama-sama.Dada ini hampir meledak saat mendengar percakapan ketiga orang itu, suamiku, ibu mertua dan Dinda adik iparku, ternyata Ayah tak berdusta Mas Andra dan keluarganya memang hanya ingin warisanku saja.Dengan langkah terhuyung aku kembali dengan mengendap-endap menuju mobil di ujung gang sana, tadinya kedatanganku kemari ingin memberikan kue kesukaan ibu, semua itu kuurungkan saat telinga ini mendengar rencana busuk mereka.Aku melajukan mobil dengan kecepatan tinggi dan emosi, suara tertawa mere
Read more
Bab 2
Setelah satu jam menelpon costumer servis bank, akhirnya Mas Andra kembali dengan raut wajah seram, sudah terbaca jika ia hendak murka.Aku menghirup oksigen sebagai bentuk persiapan bahwa diri ini siap untuk melawan, enak saja terus menerus menikmati uangku dengan cara curang."Kenapa ATM-nya diblokir, Farah?!" Benar saja ia murka."ATM itu 'kan emang udah diblokir," jawabku sinis."Sekarang mana ATM-mu yang lain?"Lelaki itu menengadah, memang muka tembok tak tahu malu selalu minta uang sama perempuan, padahal kinerjanya tak ada yang pernah menguntungkan perusahaan."Ga ada! Mulai sekarang harus hemat jangan foya-foya lagi, aku ga mau usaha peninggalan Ayah dan Kakek jadi bangkrut!" tegasku sambil mendelik.Mas Andra mengacak rambutnya kesal."Cuma 500 Juta, Farah, masa duit segitu juga dipermasalahkan," ujarnya dengan suara rendah tapi penuh penekanan.CK, sudah mengemis maksa lagi!Tak ingin lagi menjawab gegas aku pergi dari kamar ini, tanpa kata ataupun lirikkan mata, rumah tang
Read more
Bab 3
Sudah kucari di laci, lemari dan tempat lainnya tapi surat-surat mobil itu tak kunjung ditemukan, ia pasti sudah menyimpan ke tempat yang aman.Padahal jika dijual mobil itu pasti akan laku seharga ratusan juta, baiklah sepertinya aku pun harus melakukan cara yang lebih licik lagi untuk mengelabuhinya.Jangan harap kamu akan menang dan berpesta pora, Mas! Kamu licik tapi aku lebih cerdik.Segera menelpon Hengky untuk meminta pertolongannya, setelah beberapa menit berbincang ia menyetujui untuk membantuku, ia memang baik selalu membantu tanpa pamrih sejak dulu."Kamu mau ke mana sudah rapi begitu?" tanya Mas Andra saat aku berdiri di hadapan cermin mengenakkan baju kantor."Ya ke kantor, emang kenapa?""Kamu tuh masih sakit, biar aku saja yang ke kantor," ujarnya sambil membetulkan dasi."Aku udah sembuh kok, ga kerasa pusing ataupun mual lagi.""Hah, kok bisa," bisiknya pelan tapi masih terdengar oleh¹ telingaku.Ingin sekali aku tergelak, kamu pasti bingung 'kan Mas kalau aku ini mas
Read more
Bab 4
Malam ini aku kedatangan tamu yang tak diundang, Ibu dan Dinda datang kemari meminta permohonan maaf atas tindakan yang dilakukan putranya.Hmm, kukira mereka akan minta maaf karena sudah berbuat dzalim pada pernikahan ini."Mobilmu itu masih banyak, Farah, ikhlaskan saja," kata ibu mertuaku menggampangkan, dipikir beli mobil itu pake dedaunan."Iya, Farah, maafkan aku." Kini Mas Andra bersuara memasang tampang iba minta dikasihani."Aku sudah maafin." Mereka nampak menghirup napas lega."Tapi tetep mobilnya harus diganti," celetukku lagi, seketika mereka semua mendelik tajam."Sama suami perhitungan banget sih, Kak, biasanya juga ga gitu, kenapa Kakak berubah?" Kini Dinda bersuara.Anak ingusan itu memang kerap ikut campur urusan orang tua, selalu ingin tahu dan berkomentar sesuka hati tanpa peduli orang lain akan tersinggung atau tidak."Tahu, Nih! Durhaka kamu kalau kaya gitu terus," sindir ibu tak terimaIbu memang begitu kalau maunya tak dituruti maka ia akan berubah bengis, sed
Read more
Bab 5
"Tunggu bentar ya," titah Hengky, membuatku harus menghirup napas berkali-kali, dada ini mulai sesak serta rasa mual yang semakin kuat, belum lagi jantung yang makin berpacu hebat.Keterlaluan kamu, Andra! Jika saja benar ada perempuan lain yang merusak pernikahan kita maka, aku akan membalasmu lebih pedih lagi, akan kubuat kamu deperesi dan gila.Empat bulan pernikahan kami, harusnya masa itu adalah masa manisnya pernikahan ini, menikmati indahnya pengantin baru, saling berbagi cinta dan kasih sayang tulus dari dalam hati.Menyedihkan sekali kau, Farah, entah sebesar apa dosa kakek buyutku pada keluarga Mas Andra, hingga ia mati-matian membalaskan semua ini padaku yang tak tahu apa-apa.Sefatal apapun kesalahan keluargaku tak selayaknya mereka melampiaskan pada keturunannya yang tak bersalah."Hallo Farah, kamu masih hidup?" tanya Hengky ngeselin"Masih, mana cepet katanya mau kirim Poto itu." Aku sudah tak sabar ingin segera melihat wajah wanita yang diperkirakan selingkuhan Mas An
Read more
Bab 6
Semenjak pertemuan dengan Bu Pipit kemarin aku semakin keras berfikir, jangan sampai Mas Andra berulah lebih jauh dalam mendzalimiku."Permisi, Bu."Tiba-tiba Sekretarisku Maya masuk ke ruangan ini, ia memang memiliki akses yang bebas untuk keluar masuk ruangan, bahkan sampai mengelola keuanganku."Iya May, ada apa?" tanyaku, gadis itu terlihat pucat."Bu, saya mau cuti seminggu aja, untuk mengistirahatkan badan saya lagi sakit," ujarnya sambil meringis, tak lama ia terlihat seperti sedang mual."Kamu sakit apa kok mual-mual begitu?" tanyaku sambil menelisik wajahnya.Ada ketegangan di wajah Maya, ia seperti memendam sesuatu, aku merasa aneh karena tak biasanya ia begitu."Sakit ... sakit lambung, Bu, hoooeeekk."Hampir saja gadis itu muntah di hadapanku, karena memiliki riwayat penyakit yang sama, tiba-tiba perutku pun ikutan mual melihatnya seperti itu."Ohhh, kaya orang hamil aja kamu mual-mual begitu, hehe," ujarku sambil terkekeh."Ohh, engga kok, Bu ga hamil." Tiba-tiba ia gelag
Read more
Bab 7
Aku pulang ke rumah dengan tubuh yang teramat lelah, hari sudah larut malam karena terjebak kemacetan, di dalam kamar kulihat Mas Andra sedang asyik bermain ponsel, sesekali ia tersenyum saat memandang benda pipih itu.Apa dia gila? Saat aku masuk ia langsung menyembunyikan ponsel itu ke bawah bantal, dipikir aku akan merebut ponsel itu dan mengganggu kesenangannya gitu? ogah!Silakan saja bersenang-senang Mas, ada saatnya kamu sengsara dan menyesal."Kamu kenapa pulang malem-malem?" Akhirnya ia bertanya juga.Aku tak menjawab pura-pura sibuk menunduk melepaskan sepatu kerja."Oh ya, masalah mobil kamu yang hilang itu gimana kata polisi?" tanyanya sambil mendekat.Aku memang berbohong dengan mengatakan sudah lapor polisi, jika duluan ia yang melapor maka rencanaku menjual mobil itu bisa ketahuan duluan 'kan?"Nanti juga dikabarin kalau udah ketemu," jawabku datar."Ohh, aku minta maaf ya, Rah, semoga mobil itu cepet ketemu." Dari nada suara sepertinya ia memang menyesal, jelas saja m
Read more
Bab 8
"Anak-anak harus pada tahu nih kalau si Maya hamil duluan," celetuk Clara, dia memang heboh kalau soal membicarakan kejelekan orang lain."Jangan umbar aib orang, kalau ga mau nanti aibmu diumbar juga sama Allah," jawabku sedikit tegas, dan ia terlihat menciut."Kamu tahu di mana alamat rumah Maya yang baru?" tanyaku, karena empat bulan yang lalu Maya bilang sudah pindah ke rumah yang lebih layak."Oh tahu kok, Bu, mau aku tulis alamatnya sekarang?" tawar gadis cerewet itu, aku mengangguk sambil menyerahkan satu buah kertas dan pulpen."Ini, Bu," ujarnya saat selesai menuliskan alamat rumah Maya.Gadis itu berlalu dari ruanganku, dan setelahnya datang Om Juna, ia adalah kakak angkat ayahku, setelah ayah dan bunda tiada dialah sebagai gantinya, melindungiku layaknya Putri sendiri, tak hanya itu ia juga mengelola perusahaan ini saat aku masih kuliah."Assalamualaikum, Farah, kamu baik-baik aja?" tanya Om Juna lalu kami duduk berdampingan di sofa ruang kerja ini."Alhamdulillah baik, Om
Read more
Bab 9
Dengan langkah lebar aku menendang pagar yang belum terkunci itu, tanganku sudah mengepal ingin segera menonjok wajah so polos dan so baik Mas Andra."Bukaa!" teriakku sambil menggebrak pintu.Sudah beberapa detik. Namun, pintu masih tertutup juga terkunci."Bukkaaa!" Teriakkan kali ini lebih kencang dan memekik.Handle pintu memutar tandanya sudah ada yang membuka dari dalam."Bu, Farah." Mata Maya menyipit keheranan."Kenapa?! Kaget lihat aku ke sini!" Raut wajah Maya berubah ketakutan, iya lah dia takut ketahuan kalau suamiku ada di dalam, entah sedang apa mereka tapi aku yakin kebersamaan ini bukan untuk masalah pekerjaan."Bu Farah ngapain ke sini? apa ada tugas yang belum selesai aku kerjakan?" tanya Maya pura-pura b3g0.Tanganku mendorong daun pintu dengan keras, di luar dugaan ia menahannya dengan kuat, katanya lagi sakit tapi tenaganya teramat kuat."Minggir! Tadi aku lihat suamiku di dalam, ngapain dia di sini hah?!" Terus kudorong daun pintu hingga tubuh Maya terpental ke
Read more
Bab 10
Malam ini kuputuskan untuk ke rumah Om Juna dan menginap di sana, beruntung semua perhiasan dan surat-surat berharga sudah disimpan di brangkas dan hanya aku yang tahu kodenya.Gara-gara kejadian di rumah Maya aku jadi lupa dengan janji terhadap Om Juna, hati yang teramat perih membuatku tak bisa berpikir jernih."Kamu kenapa ke sini malam-malam? kalau ga sempat kenapa ga besok aja," ujar Om Juna, saat ini aku sudah duduk di ruang tamunya.Tak lama Tante Dahlia datang membawakan teh hangat dan biscuit coklat, wanita yang sudah kuanggap ibu itu tak pernah lupa camilan kesukaanku."Minum dulu, Rah, kayanya kamu ada masalah mukanya pucet begitu," ujar Tante Dahlia sambil meletakkan secangkir teh ke meja.Jujur saja dadaku terasa sesak juga lambung yang terasa mual disertai kepala yang pusing seperti berputar-putar, seperti biasa penyakit lambungku akan kambuh kalau sedang tegang."Aku ... hoeeeek." Tiba-tiba merasa mual, hampir saja aku muntah di hadapan Om dan Tante."Ya ampun, kamu ke
Read more
DMCA.com Protection Status