Share

Bab 17.A

"Marniii!" Aku dan Mbok Tati berteriak barengan sambil berlari ke dapur.

Wanita berumur dua puluh delapan tahun itu tergeletak di lantai, beruntung bubur ayam itu masih banyak tak dimakan semua oleh Marni, tak terbayang jika wanita itu memakannya hingga tandas bisa-bisa nyawanya melayang saat itu juga.

"Lemes, Bu," bisik Marni tak berdaya.

Aku dan Mbok Tati segera membawanya ke mobil.

"Mbok jaga rumah biar aku bawa Marni sendirian," ujarku, ia mengangguk.

Tiba di Instalasi Gawat Darurat terdekat Marni segera ditangani, diberi obat juga disuntikkan infusan ke tangannya.

Dokter mengatakan jika Marni tak mengalami masalah serius hanya perlu diopname beberapa hari, karena racun itu hanya sedikit yang masuk ke dalam perutnya, aku mengucap syukur karena ia tak terlalu parah.

"Lain kali jangan main makan sembarangan ya, Mar, bener aja 'kan buburnya beracun," ucapku saat dokter dan suster telah meninggalkan kami.

"Iya, Bu saya nyesel, untung pas makan bubur itu temen saya telpon, jadi saya ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status