Share

6. Jangan campurkan kami Mas!

Clara kaget, begitu juga Lara dan Anton. Mereka saling pandang. Clara dan Anton, sama sekali tidak bahkan belum mengatakan apapun pada kedua gadis yang beranjak besar itu. 

Ya, Nayla dan Kayla saat ini sudah kelas 5 SD. mereka sudah cukup bisa mengerti dengan melihat apa yang terjadi. Gurat sedih, kecewa bercampur jadi satu.

Clara segera turun dan membawa kembar menjauh dari  keramaian.

 Anton berniat mengejar, dan menjelaskan pada dua gadisnya itu. "Jangan kemana mana Anton! Jangan tinggalkan Lara sendiri!" ucap Desi mengcengkram lengan Anton yang hendak mengejar Clara dan dua gadis kembarnya itu.

"Tapi bu, Anton salah. Anton belum bilang apapun pada Nya dan Kay bu!"

"Biar Clara saja, ato biar ibu saja! semua sudah tahu jika Lara istri muda kamu. Jangan makin mempermalukan besan ibu Anton. Kamu tadi malah bikin adegan izin izinan segala, bikin malu. Siapa nyuruh kamu mangggil Clara dan pake acara izin menikah sama istri pertama dulu begitu? dasar, bikin malu ibu saja!" rutuk Desi meninggal Anton, tanpa mendengar apa yang ingin Anton sampaikan.

Anton jadi diam sendiri. Dari panggung tinggi ini, dia bisa melihat jika Nay dan Kay ada disana, tengah mendengarkan ibunya bicara.

"Semoga mereka berdua tidak kecewa padaku, apalagi menganggap aku ayah yang jahat!" batin Anton berharap.

Setelah acara resepsi siang berakhir, Anton berniat pulang dahulu. Ia masih ingin bicara dengan dua putrinya. Sejak tadi, Ia tak lagi melihat mereka, juga Clara.

"Anton, sudah ibu katakan jaangan tinggalkan L;ara! kamu ga ngerti juga ya?' bentak Desi marah.

"Ibu aku harus bicara dahulu dengan anak anak bu. harus." pinta Anton.

"Ga perlu, ibu sudah telpon Clara, sdah bicara sama Nay dan Kay juga. Kamu itu berlebihan. Mereka baik baik saja, mereka mengerti dan mengizinkan kamu menikah, kenapa lagi?' 

"Benarkah itu bu? trus apa yang Kay katakan? Nay ngomong apa bu?' tanya Anton lagi.

"Akh sudah. Yang jelas mereka sudah iya. Itu sudah cukup. Awas ya kamu Anton, kalo pergi tanpa selesai acara, sekarang giliran kamu sama Lara, jadi disini dan nikmati acaramu. Sampai selesai, Sampai istrimu ajak kamu pulang. Ah maksud ibu Lara, bukan Clara!"

Anton baru mau mengucapkan sesuatu, Tapi Desi langsung pergi begitu saja.

"Mas Anton!" panggil Lara sangat lembut. Anton terkesip.

"Ya Lara, kenapa?"

"Mas, bisakah disini sampai lusa, kita akan tinggal  bersama ibu samapi tiga hari, baru kita menuju rumah mas Anton, boleh? ibu yang minta mas!" Lara mengucapkannya dengan menunduk.

"Iya ga apa, kita akan disini sampai lusa. Lagi pula mas juga ga kerja!" jawab Anton lembut.

Mereka kemudian melanjutkan acara resepsi malam. Walau gelisah dan masih memikirkan ketiga wanitanya, Clara dan dua anak gadisnya, tapi Anton masih menebar senyum pada tamu yang kebanyakan tamu bu Lisda itu. Hingga acara berakhir larut malam.

******

Tiga hari kemudian.

Hari masih cukup pagi. Rumah nampak sepi, saat Anton tiba dan mobilnya terparkir cantik didepan rumah.

"Assalamualaikum, Clara, Mas pulang!" teriaknya sambil mendorong koper sang istri muda.

"Clara!" panggil Anton lagi.

"Wa Walaikumsalam." Clara datang dari samping rumah dengan terkejut saat sang suami pulang malah bersama istri barunya. Keduanya tanpa dosa tersenyum pada Clara yang nampak diam membisu.

"Kok diem aja disana?" tanya Anton heran dan menyuruh Clara masuk.

Clara tergagap dan masuk, lalau menyalami punggung tangan Anton seperti biasa.

"Anak anak sekolah sayang?" tanya Anton langsung rebahan dikursi tengah.

"Iya mas." Clara menjawab sambil melirik koper Lara.

"Mas, apa Lara akan tinggal disini?" tanya Clara pelan. Tentu saja dengan sepengetahuan Lara, mengingat istri muda Anton itu duduk diantara mereka juga.

"Iya, mau kemana lagi emangnya?' tanya Anton tak mengerti.

"Ga mas. Jangan campurkan kami mas!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status