Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku

Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku

Oleh:  Ka Enov  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
12Bab
517Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Siapa yang mengatakan jika menjadi wanita kedua dalam rumah tangga adalah sesuatu yang menyenangkan? Baik istri pertama ataupun istri kedua sama-sama tidak ada yang mengenakkan. Jika bisa memilih, tentu saja tidak ingin akan adanya poligami dalam rumah tangga. Tapi siapa yang menyangka jika Lara dan Clara kemudian terjerat dalam sebuah pernikahan yang rumit seperti ini, bersama dengan Anton suami mereka. Kista, menjadi sebuah alasan rahim Clara kemudian diangkat dan itu menyebabkan dia tidak lagi bisa mempersembahkan seorang bayi laki-laki seperti yang diinginkan ibu mertua dan juga suaminya. Dia kemudian harus rela ketika wanita kedua di bawa sang suami ke rumah mereka. Semua berjalan dengan baik pada awalnya. Clara dan Lara nampak saling menjaga hati satu sama lain, tidak ingin membuat sang madu ataupun istri pertama tersinggung. keduanya nampak rukun dan membuat Anton benar-benar berbahagia. Tapi semua itu berubah drastis, ketika Alif, bayi laki-laki itu muncul di antara Lara dan juga Clara Kehadiran Alif membuat Anton sangat bahagia, dia jadi melupakan keadilan di dalam rumah tangganya. Bagaimanakah kisah Lara dan juga Clara setelah kehadiran Alif? Lantas, cobaan apa sajakah yang akan membuat kewibawaan Anton kemudian goyah? Bisakah Clara bertahan? Atau justru Lara yang akan menyerah?

Lihat lebih banyak
Restu untuk Pernikahan Kedua Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Husna Wati
ceritanya bgus. lanjut up lagi yg rutin, diitunggu next part
2023-04-29 17:09:55
0
user avatar
Miss Dee
Clara stan, lanjut dong dia kasiyaaan
2023-04-19 23:22:28
0
12 Bab
1. Cobaan
"Apa? Kanker rahim?" Tanya Clara benar-benar kaget, dia tidak percaya apa yang baru saja dia dengar dari dokter."Ya, dan pilihan paling baik adalah mengangkat rahim anda!" tukas dokter membuat Clara menangis tergugu. Ibu mertua yang setia disampingnya memeluknya erat.Sementara Anton nampak bicara serius dengan dokter, beberapa kali Anton nampak mengangguk saja. Hal ini membuat Clara hancur. impiannya untuk mempersembahkan cucu laki-laki yang sangat didampakan keluarga Anton sekarang pupus."Bu, maafkan Clara!" ucapnya pelan sambil menangis."Tidak sayang, kau tidak salah. Jangan banyak pikiran ya, tenang saja. Kamu harus sembuh, kasian sikembar!" Desi nampak tulus mengatakan itu."Tapi bu, bagaimana dengan bayi laki-kakinya?""Jangan cemaskan hal itu Clara sayang. Anton bisa menikah lagi bukan?" Desi tersenyum, nampak dirinya tak peduli bagaimana menantunya itu mendengar pernyataannya, yang bagai petir disiang bolong."Tapi bu..""Kenapa sayang, kau keberatan?" Desi menatap tajam ke
Baca selengkapnya
2. Rencana makan malam
Tak bisa dipungkiri, Anton tak menyangka Clara akan langsung etuju untuk mengizinkan Anton menikah lagi seperti keinginan Desi, ibunya. "Kau harus berjanji Mas, Jika tidak aku tidak mau dioperasi! Biar saja aku mati sekalian!" ancam Clara dengan wajah cemberut. Dua puluh menit lagi, Clara akan berada di ruang operasi. "Clara kenapa kau ini? Kenapa kau malah memberi izin suamimu menikah lagi? Apa ibu mengancammu?" "Tidak ada Mas, ini murni keinginanku juga." "Apa kau semudah itu merelakan aku?" "Aku juga tak rela Mas, tapi aku mohon Mas, berjanjilah kau akan menikahi wanita pilihan ibu." "Tapi Clar.." "Berjanjilah Mas." Clara memegang tangan Anton dengan erat. Clara bahkan menolak ketika suster akan membawanya ke ruang operasi. "Baiklah Clara, Mas berjanji. Berjuanglah dan kembalilah sehat!" tutur Anton dengan pelan. Clara tersenyum dan mengangguk, dan kemudian dengan senang hati menjalani operasinya. ** Seminggu kemudian, Clara sudah kembali ke rumahnya. Ada gelak tawa disa
Baca selengkapnya
3. Namanya Lara
"Calon istrimu dan ibunya." jawab Clara membuka pintu kamatr mandi dan menyuruh Anton bergegas."Apa?""Apanya apa Mas? Ayo cepatlah. Pas lupa kemarin sudah setuju?" Clara menatap Anton."tapi sayang, ini terlalu mendadak. Tidak bisakah..""Tidak bisakah apa mas? Jangan menundanya Mas." Clara nampak ngotot sekali.Anton hanya bisa pasrah saat Clara udah mengatakan itu. Anton memang pantang melanggar janjinya endiri. Jadi dia hanya menurut saat Clara menyuruhnya bergegas, Clara bahkan emmilihkan sendiri pakaian yang dikenakan Anton untuk makan malam. Tapi, baik Anton ataupun Clara tidak ada satupun yang mengetahui wanita mana yang akan dipilih Desi sebagai istri muda Anton."Wah, akhirnya kalian datang juga. Ibu pikir kau tak akan datang Anton!" sapa ibu ramah saat tahu anak dan menatunya datang lebih awal dari tamu yang sudah dia tunggu."Sudah basa-basinya bu, mana wanita yang mau ibu jodohkan denganku itu? Ibu sudah merencakan ini ya?' tuduh Anton."Merencanakan apa? Ibu hanya mau y
Baca selengkapnya
4. Izin dan Restu Clara
"Kalimat apa itu tadi yang ibu dengar Clara? apa kau bermaksud menyumpahi Lara tak bisa memberikan Anton anak laki laki, begitu maumu?' tanya Desi sedikit emosi."oh sama sekali tidak ibu. Clara hanya..""ibu akan mengusahakan apapun agar Lara bisa punya anak, apa lagi laki laki." clara hanya bisa diam, dia rasanya ingin menangis, hanya saja dia bertahan. Dia tak mau dianggap lemah oleh siapapun.waktu terasa begitu cepat berlalu. Pertemuan keluarga Lara dan mas Anton berjalan baik. awalnya ibunya Lara nampak kaget saat mengetahui Anto masih punya istri. tapi ibu nampak bisa meyakinkan sahabatnya itu, jika Anton akan berlaku adil dan pastinya, jika bisa memberikan anak laki laki, Anton dipastikan akan condong ke istri mudanya."Duh jeng Desi, sama aja, walau Lara bisa kasih anak laki laki, namanya istri muda ya ga akan dapet apa apa. di tulis di kartu keluarga saja ndak, ya kan?" tutur Bu Lisda, calon mertua mas Anton."Tenang saja jeng Lisda, apa saja pernah ingkar janji? yang penti
Baca selengkapnya
5. Sebuah Kerelaan
Semua terdiam dan menahan nafas. Tidak ada yang bersuara. Llau isak tangis itu meluncur juga. Dari seorang Clara."Jawablah pertanyaan dari Lara, Clara? Apakah kau mengizinkan jika Lara menikah dengan suamimu?' tanya penghulu menyadarkan Clara."Iya Lara, aku ikhlas, aku ridho terhadap pernikahanm dan juga Mas Anton, menikahlah dengannya. Aku merestui kalian." wala dengan tangis, Clara mengucapkan itu dengan lantang.Lara dan Clara kemudian berpelukan. " Jangan menangis Lara, nanti make up kamu akan luntur!" bisik Clara pelan, membuat Lara tersenyum simpul.Lalu tibalah giliran Anton."Ini awal yang bagus Anton, kau menikah dengan restu ayah ibu serta istrimu. Semoga Allah memudahkan jalan pernikahan kalian, semoga Allah membimbingmu supaya kau bisa adil pada istri istrimu!" kata Pak penghulu sebelum mic itu berpindah tangan ke Anton."Dinda Clara, aku akan menikahi Lara hari ini, maafkan aku, sudah membagi cina dengan wanita lain, aku juga akan membagi semuanya secara adil padamu dan
Baca selengkapnya
6. Jangan campurkan kami Mas!
Clara kaget, begitu juga Lara dan Anton. Mereka saling pandang. Clara dan Anton, sama sekali tidak bahkan belum mengatakan apapun pada kedua gadis yang beranjak besar itu. Ya, Nayla dan Kayla saat ini sudah kelas 5 SD. mereka sudah cukup bisa mengerti dengan melihat apa yang terjadi. Gurat sedih, kecewa bercampur jadi satu.Clara segera turun dan membawa kembar menjauh dari keramaian. Anton berniat mengejar, dan menjelaskan pada dua gadisnya itu. "Jangan kemana mana Anton! Jangan tinggalkan Lara sendiri!" ucap Desi mengcengkram lengan Anton yang hendak mengejar Clara dan dua gadis kembarnya itu."Tapi bu, Anton salah. Anton belum bilang apapun pada Nya dan Kay bu!""Biar Clara saja, ato biar ibu saja! semua sudah tahu jika Lara istri muda kamu. Jangan makin mempermalukan besan ibu Anton. Kamu tadi malah bikin adegan izin izinan segala, bikin malu. Siapa nyuruh kamu mangggil Clara dan pake acara izin menikah sama istri pertama dulu begitu? dasar, bikin malu ibu saja!" rutuk Desi men
Baca selengkapnya
7. Didepan rumah
Clara langsung tak suka, jika Lara tinggal dirumahnya. Anton tentu saja kaget bukan kepalang, dia langsung berpikir jika Clara marah, apalagi saat pesta kemarin, Clara langsung pulang tanpa berpamitan padanya."Clara, kenapa tak boleh? lantas Lara akan tinggal dimana jika bukan disini?" tanya Anton."Terserah dimana saja Mas. Asalkan jangan campurkan kami dalam satu atap.""Kenapa? Apa kau jadi berubah pikiran?""Tidak Mas. Mengikhlaskan kalian saja, itu adalah ahl yang sulit. Apakah menurut mas, akan baik jika kami bersama? hari senin sampai dengan rabu, Lara akan melihat kau masuk ke kamarku, bermesraan denganku, lalu dihari berikutnya giliran aku yang melihat mas bersama Lara menurut mas apakah itu tak menyakitkan? bagaimana jika suara kemesraan kalian sampai ke kamarku? ke kamar Lara?' tanya Clara sedikit emosional. Anton terdiam."Kalau gitu, biar Lara nyari kontrakan saja Mas." Lara tiba-tiba bersuara."Tidak, jangan, kau harus memiliki istana yang mirip dengan yang aku miliki,
Baca selengkapnya
8. Pembagian yang adil
Clara terdiam mendengar ucapan dari anak sulungnya itu. Dia sedikitpun tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk berbuat hal yang tidak baik. Dan sekarang dia sendiri bingung dengan rasa sakitnya sendiri, haruskahmembiarkan anak-anaknya dekat dengan madunya?Tak ingin mengajarkan hal yang tidak pantas pada anak-anaknya, Clara kemudian mengizinkan anaknya untuk pergi menuju rumah madunya. Ya kembar kemudian melangkah pergi bersama menuju rumah Lara.Nampak dari balik tirai jendela Clara menyaksikan jika mereka berempat tampak sangat akrab sekali. Lara, dua anak kembar Clara dan juga Anton. Mereka nampak tengah tertawa bersorak bersama, seopah tengah menertawakan Clara. Entah kenapa dada Clara merasa sangat sesak menyaksikannya kedekatan mereka."Apa yang mereka tertawakan? Apa kau menertawakan aku mas?" tanya Clara."Bodoh! Kenapa aku izinkan? Ah Tuhan, biarkan hatiku ikhlas!" Bisik Clara menutup wajahnya dengan dua tangannya. Lagi, air mata itu jatuh lagi."Kenapa sulit sekali?" ta
Baca selengkapnya
9. Bulan madu
Lara langsung menunduk malu mendengar pertanyaan dari Clara tersebut. Pasalnya dia tidak berani untuk menyusun rencana seperti itu.Dia sadar meskipun dia bersama Anton di masa lalu, tetapi di masa sekarang dia harus lebih banyak mengalah dan membiarkan istri tertua mengatur.Biar bagaimanapun juga, mengajak suami untuk bepergian, itu artinya dia butuh persetujuan dari keduanya. Dia tidak bisa memutuskan ini sendiri."Mas tidak terpikir untuk itu Clara! Ucap Anton juga bersikap malu.Anton sendiri bahkan belum menyentuh Lara. Mereka terlalu lelah untuk merencanakan itu. Mereka hanya tidur bersama dan hanya itu. "Maafkan mas Anton atas sikapnya itu Lara. Kau berhak menikmati bulan madumu bersama suamimu. Kalian adalah sepasang pengantin yang baru saja menikah. Seharusnya malam ini juga malam kalian. Ya sudah kalau begitu aku serahkan hari-hari ini untuk kalian berdua. Anggap saja Ini bulan madu. Karena Mas antonnya juga sudah libur kemarin untuk resepsi, Bagaimana jika kita meminta
Baca selengkapnya
10. Pipinya yang merona
Sudah 3 hari Lara dan Anton tidak juga pulang. Itu membuat perasaan Clara jadi tak menentu. Dia tidak menghubungi suaminya. Tetapi suaminya rajin menelponnya, terutama di pagi hari ketika anak-anak lagi sarapan. Anak-anak lebih mendominasi pembicaraan daripada dirinya. Clara hanya bisa menatap wajah tampan itu yang nampak selalu tersenyum dihadapan anak-anak. "Ayah akan pulang besok, mau di bawain apa?" tanya Anton. Kayla dan Nayla langsung antusias menyebutkan barang yang mereka inginkan. "Lalu bunda, apa?" tanya Anton. Anak anak menoleh pada Clara. Tapi Clara hanya menggelengkan kepalanya. "Kok nggak ada? Yakin?" tanya Anton tersenyum. Anak anak hanya tertawa melihat ayah menggoda bunda mereka. "Sudah sudah, ayo habiskan makanan kalian. Kita sudah hampir terlambat. Maaf ya mas, nanti kita sambung lagi!" Ucap Clara. "Aku tidak minta apapun Mas, aku hanya ingin kau baik-baik saja dan terus mengingatku walau kau bersama Lara. Lalu kembali dengan selamat ke rumah," batin Clara b
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status