Share

9. Rencana Baru

“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri. 

Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima. 

“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran. 

Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin. 

Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu. 

“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?” ucap Narendra dengan kesal. 

“Aku harus bakar semua ini. Aku nggak mau ada orang yang tau soal ini dan pernikahan aku dengan Natasya batal,” ucap Narendra. 

“Aku benar-benar tertarik pada Natasya. Aku nggak mau semuanya hancur karena sebuah surat dan foto nggak jelas ini,” kata Narendra. 

Narendra pergi ke luar kantornya, kemudian dia bakar foto dan surat itu di depan kantor. Ternyata, saat itu Bayu belum pergi dari sana. Bayu yang berada di dalam mobil langsung memotret Narendra yang sedang membakar foto dan surat itu. 

“Saya akan kirimkan foto ini kepada Pak Abimanyu. Pak Abimanyu harus tau kalau Pak Narendra membakar paket tadi,” ujar Bayu, lalu segera pergi dari kantor itu. 

“Foto dan surat itu sudah jadi abu sekarang. Natasya nggak boleh tau soal surat itu. Ini bisa menghancurkan hubungan aku dan Natasya,” ucap Narendra. 

“Narendra, apa yang kamu bakar?” tanya Pak Farhan. 

Narendra terperanjat dan salah tingkah di depan Pak Farhan. Kemudian dia berusaha mencari alasan agar Pak Farhan tak curiga padanya. 

“Bukan apa-apa, Pa. Ini hanya dokumen yang salah ketik dan nggak berguna,” jawab Narendra. 

“Untuk apa kamu bakar di depan kantor? Dan itu seperti bingkai foto,” ujar Pak Farhan. 

“Kamu bakar foto?” tanya Pak Farhan semakin penasaran. 

“I... iya, Pa. Itu foto yang udah rusak. Banyak dokumen dan juga foto rusak di ruangan Narendra. Jadi, Narendra pikir untuk bakar di sini,” jawab Narendra. 

“Kenapa kamu bakar sendiri? Kamu tinggal buang di tempat sampah dan ada yang akan buang itu. Lain kali jangan bakar di depan kantor, ya,” titah Pak Farhan. 

“Iya, Pa. Narendra minta maaf. Narendra iseng aja pengin bakar di sini,” ucap Narendra.

“Sejak kapan kamu iseng kayak gini? Sebelumnya kamu selalu sibuk bekerja dan nggak punya waktu untuk hal kecil,” ucap Pak Farhan. 

“Semuanya berubah sejak Papa jodohin Narendra dengan Natasya. Mulai sekarang Narendra harus lebih meluangkan waktu untuk hal sepele, kan? Narendra juga harus belajar untuk meluangkan waktu untuk calon istri Narendra,” ucap Narendra. 

Pak Farhan tersenyum dan menepuk punggung putranya itu.

“Papa nggak nyangka kamu bisa berubah secepat ini. Saat kalian berdua sudah menikah, papa yakin kamu akan berubah seratus delapan puluh derajat,” ujar Pak Farhan. 

“Iya, Pa. Kehidupan ini berjalan, Narendra nggak mungkin selalu sama. Narendra harus berubah jadi lebih baik,” ucap Narendra. 

“Kalau Narendra nggak bisa meluangkan waktu untuk hal kecil, bagaimana Narendra akan meluangkan waktu untuk istri Narendra nantinya,” tambah Narendra. 

Papanya semakin kagum dengan sikap Narendra yang berubah menjadi lebih baik dan bijaksana. 

“Iya, kamu benar. Kamu harus berubah dan kamu harus pikirkan juga tentang kehidupan kamu. Jangan terus berfikir tentang pekerjaan kantor,” ucap Pak Farhan. 

“Setelah Brian lulus kuliah, dia akan bantu kamu dan kamu bisa luangkan waktu kamu untuk Natasya,” tambah Pak Farhan. 

“Iya, Pa,” jawab Narendra. 

“Papa akan pergi meeting di luar. Kamu jangan lupa untuk pimpin meeting yang akan segera diakan,” ujar Pak Farhan. 

“Siap, Pak! Narendra akan pimpin meeting-nya,” ucap Narendra.

“Ya sudah, papa pergi dulu, ya,” pamit Pak Farhan. 

“Iya, Pa. Hati-hati di jalan,” ucap Narendra.

Pak Farhan tersenyum dan mengetuk punggung Narendra satu kali lagi. Kemudian beliau pergi meninggalkan kantor. 

“Untung papa percaya kalau yang akan bakar ini adalah foto rusak dan dokumen yang salah ketik,” ucap Narendra dengan sangat lega. 

***

Abimanyu masuk ke ruangan Natasya dan menunjukkan foto yang Abimanyu terima dari Bayu. 

“Kamu lihat ini! Bayu mengatakan kalau Narendra membakar paket yang aku kirimkan. Dia pasti ketakutan saat melihat foto Naraya dan membaca surat itu,” ujar Abimanyu. 

“Aku udah duga, aku yakin kalau Narendra akan lakukan hal itu pada foto Naraya. Dia bisa melakukan perbuatan kejam kepada Naraya, dia pasti bisa lakukan apapun ke foto Naraya,” ucap Natasya kesal. Dia beranjak dan berdiri di dekat jendela ruang kerjanya. 

“Sekarang dia aman karena nggak ada satupun orang yang tau kejahatannya. Tapi, setelah aku masuk ke keluarga itu, aku akan berusaha membongkar kejahatan Narendra,” ucap Natasya. 

“Aku akan rebut semua harta keluarganya, aku akan hancurkan Narendra dan aku akan bongkar kebusukannya,” tandas Natasya. 

Abimanyu mendekati Natasya. “Iya, aku dukung kamu. Kamu harus menghancurkan Narendra,” ucap Abimanyu. 

“Natasya, nanti malam akan terjadi kerusuhan di pesta Narendra. Kita akan saksikan Narendra di permalukan di depan umum,” ucap Abimanyu. 

“Iya, Abi. Aku nggak sabar menunggu saatnya tiba. Aku ingin lihat wajah Narendra yang dipermalukan di depan banyak orang,” ucap Natasya, lalu tersenyum licik. 

“Itu adalah awal pembalasan untuk perbuatan buruknya,” ucap Natasya. 

“Sekarang kamu telepon Narendra!” titah Abimanyu. 

“Buat apa aku telepon orang itu?” tanya Natasya heran. 

“Tanya sama dia pakaian apa yang akan dia pakai. Maksud aku warna pakaian yang akan dia pakai di pesta,” ucap Abimanyu. 

“Buat apa, Abi?” tanya Natasya. 

“Bilang sama Narendra kalau kamu akan pakai pakaian dengan warna yang senada,” titah Abimanyu. 

“Pakai pakaian dengan warna yang senada?” tanya Natasya terheran.

“Aku nggak mau!” tegas Natasya. 

“Natasya, kamu harus lebih dekat dengan Narendra supaya Narendra mudah masuk ke jebakan kita,” ucap Abimanyu. 

“Narendra harus mencintai kamu sampai dia rela berikan apapun untuk kamu. Dan Narendra hanya bisa mencintai kamu saat kamu dekat dengannya,” ujar Abimanyu. 

“Sebelumnya kamu nggak mau kalau aku buat dia tertarik, kan? Kenapa sekarang kamu suruh aku buat Narendra cinta sama aku?” tanya Natasya. 

“Karena aku ingin tujuan kita segera tercapai. Tujuan itu akan cepat tercapai jika Narendra mencintai kamu,” ucap Abimanyu. Abimanyu meraih kedua tangan Natasya dan menggenggamnya. 

“Kamu harus buat Narendra mencintai kamu. Setelah Narendra mencintai kamu, apapun akan bisa kamu lakukan,” ucap Abimanyu. 

“Tapi, aku nggak mau dicintai oleh laki-laki seperti itu,” ucap Natasya. 

“Apa kamu lupa? Kamu pernah bilang kalau siapapun bisa mencintai kamu, tapi cinta kamu hanya untuk aku. Kalau begitu biarkan Narendra mencintai kamu,” titah Abimanyu. 

“Siapapun bisa mencintai aku, tapi bukan Narendra. Orang seperti Narendra juga nggak mungkin mencintai seseorang. Cintanya hanya untuk main-main,” ucap Natasya. 

“Aku mohon! Buat Narendra jatuh cinta ke kamu,” pinta Abimanyu. 

“Tatap mata aku! Kamu nggak akan bisa nolak aku saat tatap mata aku, kan? Sekarang tatap mata aku!” titah Abimanyu. 

Natasya menatap mata Abimanyu dan mengangguk. Artinya, dia setuju untuk membuat Narendra jatuh cinta padanya. 

“Aku akan telfon Narendra dan tanyakan pakaian warna apa yang akan dia pakai nanti malam,” ucap Natasya. 

“Bagus! Kamu harus berusaha keras untuk membuat laki-laki itu jatuh cinta sama kamu. Dia akan begitu hancur saat dia kehilangan kamu,” ucap Abimanyu. 

“Iya,” jawab Natasya, lalu memeluk Abimanyu. 

“Aku tau semua ini berat untuk kamu. Tapi, kamu harus bisa hadapi semua ini kalau kamu ingin kita dapatkan keadilan untuk Naraya,” ucap Abimanyu sambil membelai rambut Natasya. 

“Pernikahan kamu dan Narendra adalah suatu pengorbanan yang besar. Aku yakin pengorbanan itu nggak akan sia-sia,” kata Abimanyu. 

Abimanyu melepaskan pelukannya. “Sekarang ayo kita pulang ke rumah,” ajak Abimanyu. 

“Sekarang?” tanya Natasya. 

“Iya, sekarang hampir waktunya makan siang. Mama udah telfon aku dan suruh kita pulang,” ucap Abimanyu. 

“Iya, aku ambil tas aku dulu,” ucap Natasya. 

Natasya mengambil tasnya dan keluar ruangan bersama dengan Abimanyu sambil bergandengan tangan. Tak disangka Narendra berada di depan ruangan itu. Kehadiran Narendra benar-benar mengejutkan mereka berdua. 

Narendra, untuk apa dia ada di sini? batin Natasya yang sedikit terkejut dan juga heran. 

Natasya dan Abimanyu masih bergandengan tangan tepat di depan Narendra. Narendra pun melihat tangan mereka yang bergandengan. Kemudian, Natasya dan Abimanyu saling menatap satu sama lain. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status