Share

06. Penyusup

Kirana menatap langit-langit kamarnya, dia menelusuri setiap jejak seni yang tergambar di atasnya itu.

Richard hari ini lembur hingga di tak bisa pulang kerumah. Kirana sebenarnya marah dan emosi atas tindakan Richard waktu itu.

Dia takut trauma masa kecilnya muncul kembali. Kirana masih ingat, bagaimana dia waktu kecil di paksa dan di telanjangi seluruh tubuhnya di depan pamannya.

Kirana menggelengkan kepalanya, dia tak ingin memikirkan masa lalu yang ia lewati dengan susah payah. 

KRINGG!!

Sebuah panggilan telfon berhasil mengalihkan pikiran Kirana yang random, dia pun mengambil ponselnya yang ia taruh di nakas.

"Halo," ucapnya dengan suara agak serak.

"Halo sayang, gimana kabar kamu? Bunda rindu sama kamu Kirana," ucap seorang wanita dari balik ponsel.

"Kirana juga rindu sama Bunda, Bunda tunggu sebentar yah, Kirana janji bakal buat Bunda operasi dan hidup normal lagi." Kirana menggigit bibir bawahnya, dia tak ingin menangis di depan ibunya.

"Bunda bakal tungguin kamu kapan saja Kirana, bunda bakal nemenin kamu hingga bunda bisa liat kamu menikah dan bunda pengen punya cucu-cucu yang manis."

Kirana mengangguk. "Kirana janji, asalkan Bunda janji bakal selalu ada, jangan ninggalin Kirana sama seperti ayah."

"Iya-iya bunda janji, kalau gitu sampai disini dulu yah, bunda mau minum obat dulu."

"Iya bunda, makan dengan teratur jangan begadang."

Panggilan telfon pun di putuskan. Kirana menyimpan kembali ponselnya di atas nakas.

Kiran, Bundanya Kirana. Wanita itu sudah sangat lama mempunyai penyakit jantung dan payudara. 

Sejak bisnis ayahnya Kirana jatuh, mereka gulung tikar hingga Kirana tak sempat menyelesaikan kuliahnya. Ayahnya stres hingga akhirnya meninggal dengan penyakit asmanya.

Kirana tumbuh cukup sehat, di tambah dengan kedua orang tuanya yang mempunyai penyakit, tapi Kirana justru tumbuh dengan sehat tanpa penyakit di tubuhnya.

Dan di saat Kirana mengalami masa kritis, dimana bundanya Kiran harus menjalani operasi jantung dan payudara. Richard muncul dan memberikan pertolongan kepadanya.

Di situlah pernikahan kontrak dengan Richard berlangsung, bahkan Kiran tak mengetahui bahwa anak putrinya itu sudah menikah kontrak dengan pria kaya raya.

Kirana berdiri dari tempat tidurnya, entah kenapa malam ini membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang.

Dengan langkah kaki yang santai. Kirana berjalan menuruni tangga dan pergi ke arah dapur.

BRAK BRUKK!!

Suara bantingan yang cukup besar mengalihkan pandangan Kirana, dia menatap kearah luar.

Kirana tak ingin pusing dengan apa yang terjadi di luar, tapi rasa penasarannya membuat dia berjalan menuju pintu luar.

Kirana kaget, matanya menangkap beberapa pengawal yang sudah terkapar jatuh di bawah.

"Nona," panggil sebuah suara dan dengan cepat Kirana membalikkan badannya.

"Thomas," ucap Kirana pelan.

Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat, Thomas yang merupakan mantan komandan pasukan militer yang terkuat di Indonesia, kini terkapar dengan darah yang memenuhi wajahnya.

"La--ri," ucap Thomas dan bersamaan dengan hilang penglihatannya.

Kirana berlari kecil kearah Thomas, dia menggoyangkan pelan tubuh Thomas dan berharap bahwa pria di depannya ini akan bangun.

"Semua sudah di bereskan, tinggal menculik Kirana Lestari putri." Sebuah suara yang mendekat, serta langkah kaki yang banyak berjalan mendekati pintu masuk.

Kirana kebingungan, dia berdiri dengan cepat langsung berlari kearah atas.

"Richard," gumam Kirana yang akhirnya sampai di depan pintu kamar.

Namun dengan sialnya, Kirana lupa kalau dia menjatuhkan remote kamar di samping Thomas. Sudah terlambat untuk turun kebawah.

Bahkan telfon rumah juga berada di bawah. Kirana menatap seluruh sudut rumah, dengan situasi yang seperti ini, dia harus tetap tenang untuk mencari jalan keluar.

Dengan pintar, akhirnya Kirana mendapati jalan untuk keatas loteng, dia mengambil kursi dan mulai memanjat keatas.

Untung saja setelah semua badan dan tubuh Kirana masuk keatas loteng, mereka baru tiba di tempat itu.

"CARI WANITA ITU!" Teriak seorang pria dengan topeng monyet.

"BAIK!!" Balas semua orang dengan berpakaian jas serba hitam.

Mereka mulai membuka pintu kamar Dengan remote yang mereka temukan di bawah.

Kirana menutup mulutnya dengan rapat, nafasnya mulai tidak teratur. Dia takut kalau mereka akan menyadari kursi di bawahnya itu.

"Dia tidak ada pak," ucap salah satu anak buahnya.

PLAKK!!

"AKU BILANG CARI SAMPAI DAPAT!" Mr, Monkey menampar anak buahnya itu dengan keras.

Anak buahnya itu langsung menunduk dan kembali mencari Kirana.

"Sial, kalau sampai gadis jalang itu tidak ditemukan aku bisa dalam bahaya oleh mereka," ucap Mr Monkey.

Saat mau berjalan menuju kamar, langkah Mr Monkey terhenti, pandangannya menuju kursi, lalu bergantian menatap kearah loteng.

"Apa dia tahu aku ada disini?" batin Kirana dan menghindar dari tatapannya.

Mr Monkey Sedikit terkekeh, dia berjalan menuju kursi itu. "Gadis jalang, mau sampai kapan kamu bersembunyi?" 

Mr Monkey menaiki kursi itu. Kirana bergeser dari tempat tadi, rasanya dia ingin berteriak minta tolong secepat mungkin.

Tak lama tangan Mr Monkey memegang pegangan ke loteng. 

KRINGG!!

Suara telefon dari bawah mengalihkan pandangan semua orang. Bahkan Mr Monkey pun menghentikan pergerakannya untuk menuju loteng.

Mereka diam sampai beberapa menit, menunggu sampai telefon itu berhenti berdering.

Bukannya berhenti berdering, telefon itu malah di angkat oleh seseorang dari bawah.

"Brengsek! Cepat kebawah!" teriak Mr Monkey dan dengan cepat mereka semua pun turun kebawah.

Kirana bernapas lega, dia memaksa dirinya untuk bergerak, walau sekujur badannya sudah bergetar dengan hebat.

"Richard, cepatlah pulang," batin Kirana.

Karena terlalu lelah dengan semua ini, pandangan Kirana mulai memburam, bahkan tubuhnya sedikit oleng.

"Tidak! Aku harus keluar dari sin--" 

BRUKK

Kirana langsung ambruk, tenaga yang ia kerahkan sudah terkuras habis, dia akhirnya tak sadarkan diri.

BERSAMBUNG....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status