Share

07. Amarah Richard

PLAKK PLAKK

Mr Monkey baru saja menampar Thomas. Wajah pria itu bahkan sudah penuh darah segar.

"SIAPA YANG NYURUH KAU ANGKAT TELFON INI BRENGSEK! AKU KIRA TADI KIRANA YANG ANGKAT!" Teriakan Mr Monkey menggelegar memenuhi ruangan.

Bukannya menjawab, Thomas malah terkekeh.

PLAKK!!

Tamparan pun di layangkan di wajah Thomas, pria itu sudah tak bisa bergumam lagi.

"Brengsek! Bikin susah saja, lagian siapa yang nelfon tadi," ucap Mr Monkey setelah membanting tubuh Thomas di bawah lantai.

"Cari wan--" Perkataan Mr Monkey terhenti saat mereka semua mendengar beberapa buah suara mobil yang baru saja datang.

"Sial!" 

Mereka semua langsung berhamburan keluar dari pintu belakang.

"TANGKAP MEREKA!" Teriak Richard saat melihat mereka yang berhamburan keluar.

Dengan secepat kilat, seluruh penjaga Richard berlarian untuk mengejar para penyusup itu.

Richard tak ingin tertinggal dari para pengawalnya, dia dengan cepat berlarian dan mengeluarkan pistol dari saku bajunya.

DOR! DOR

Suara tembakan terdengar di berbagai arah penjuru, bahkan peluru pistol yang di layangkan Richard berhasil mengenai beberapa anak buah Mr Monkey.

"Brengsek! Tangkap pria bertopeng itu!" teriak Richard karena ia sedikit tertinggal jauh dari belakang pengawalnya.

Namun semua sia-sia, mobil hitam pekat dengan cepat mendarat dan membawa Mr Monkey serta anak buahnya yang mengikutinya di belakang.

"TUNGGU BRENGSEK!" 

Nafas Richard kini tak teratur, bukan kelelahan yang ia rasakan, tapi rasa emosi dan membunuh yang di campurkan menjadi satu di dalam dirinya.

Dia berbalik arah, kini dia berdiri tepat di depan lima anak buah Mr Monkey yang berhasil mereka tangkap.

"Dimana Kirana?" tanyanya sambil menodongkan pistol di kepala salah satu penyusup yang tertangkap.

Namun, bukannya menjawab, penyusup itu malah terkekeh sambil menunjukan wajah menjijikannya. Penyusup itu tahu bahwa Richard tak berani menembak atau membunuh orang.

DOR!

Semua pengawal serta empat penyusup yang tersisa itu kaget dengan tindakan Richard.

Mereka pikir karena Richard seorang publik figure, dia harus menjaga image. Tapi? Tapi apa yang terjadi di depan mereka.

Seseorang baru saja mati di tangan pria itu.

Richard kembali menuju penyusup kedua.

"Dimana Kirana?" tanyanya sekali lagi, tapi kali ini dia juga ikut menunjukan wajah dingin serta membunuhnya.

Penyusup yang di depannya Richard tak bisa berkutik apa-apa lagi. Dia tidak tahu bahwa yang mereka lawan adalah iblis yang sesungguhnya.

"Ma--maafkan aku, aku hanya di suruh," ucap penyusup itu sambil menundukkan kepalanya di kaki Richard.

Bukannya bersimpati, Richard malah menendang tubuh penyusup itu, hingga ia tersungkur ke bawah.

"Jawab pertanyaanku saja," ucapnya dengan nada dingin, tapi pistol di tangannya tak ikut lepas dari target kepala penyusup.

"A-aku tidak tahu, kam--"

DORR!!

Tak berperasaan. Richard baru saja menembak seorang penyusup yang baru saja ingin menjawab pertanyaanya.

Dia pun berjalan kearah penyusup ketiga, dan penyusup yang menjadi target Richard hanya bisa meneguk ludahnya kasar.

"Jawab pertanyaanku, aku tak ingin mendengar alasan konyolmu, brengsek!" Richard mengancam penyusup yang ada di depannya itu.

"Kami tidak tahu dimana Kirana, saat kami mengalahkan semua pengawalmu, kami tak menemui Kirana di kamarnya." Jelas penyusup ketiga itu dengan cepat. Ia takut nyawanya akan di renggut seperti kedua temannya itu.

Richard mengambil ponsel di balik saku jas hitamnya, dia menelpon seseorang.

KRINGG!!

Bunyi deringan telfon yang berbunyi kuat di tempat mereka.

"Ponsel siapa itu?" tanya salah satu pengawal Richard.

Mereka pun memeriksa penyusup keempat. Dan ternyata penyusup keempat yang memegang ponsel Kirana yang ia dapatkan di kamar.

"Bu--kan aku, tad--"

DORR! DORR!

Suara tembakan yang begitu keras, dan terlihat penyusup keempat dan kelima tewas berlumuran darah di depan mereka.

Tinggal tersisa penyusup ketiga yang sedari tadi sudah keringat dingin, nafas serta dentuman jantungnya tak teratur.

"Bereskan mereka semua, kecuali dia ... tangkap dia ke penjara bawah tanah," ucap Richard kepada para pengawalnya itu.

Dia pun berlari meninggalkan mereka semua, arah larinya menuju apartemen.

"Kirana, semoga kamu baik-baik saja," gumam Richard, dia tak mau kehilangan orang-orang terdekatnya lagi. Cukup dengan kematian ibunya Amanda saja yang membuat Richard terpuruk, jangan Kirana.

Richard masuk kedalam apartemennya itu, matanya menangkap beberapa pengawalnya serta Thomas yang tak sadarkan diri di lantai.

"Brengsek! Aku akan membalas mereka," ucap Richard, dan dia pun melangkahkan kakinya naik keatas.

Tak menunggu waktu lama, akhirnya Richard sampai di atas, dia berlari menuju kamar.

Kosong. Richard tak melihat orang yang ia cari berada di kamar itu, ia hanya melihat kamarnya yang sudah di obrak abrik oleh penyusup tadi.

"Kirana kamu dimana?" ucap Richard. Namun langkahnya terhenti saat melihat pintu loteng yang tak sempat Mr Monkey tutup.

Dia pun berjalan kearah kursi dan langsung menaikinya. Richard langsung melemas, dia tersenyum bahagia melihat orang yang ia cari tengah pingsan di dalam loteng.

"Maafkan aku Kirana, maafkan aku yang datang terlambat untuk menolongmu." Richard menuruni loteng, setelah ia berhasil membopong tubuh Kirana.

Richard langsung berlarian untuk turun, dia bergegas ke rumah sakit karena takut Kirana kenapa-kenapa.

"Aku akan membalas perbuatan kalian brengsek!" batin Richard dan melajukan kecepatan mobilnya ke rumah sakit.

BERSAMBUNG...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status