Share

Bab 2

Penulis: Luis Gracia
Keesokan paginya, aku pergi ke rumah sakit.

Baru saja selesai membayar dan bersiap menunggu giliran operasi, aku melihat Benson sedang dengan hati-hati memapah Tasya keluar dari ruang USG.

Tak lama kemudian, mereka duduk bersebelahan di bangku. Tasya menunjuk-nunjuk hasil USG sambil berbicara dan Benson mendengarkannya dengan serius, bahkan sesekali mencatat sesuatu di ponselnya.

Melihat pemandangan itu, aku reflek memegang perutku sendiri. Mataku terasa panas dan sedikit perih.

Aku tak mau menambah sesak di dada dengan melihat mereka berduaan seperti itu. Saat hendak berbalik pergi, tak diduga, Benson malah menoleh dan melihatku.

Dia berdiri, mengernyit dan bertanya dengan kesal,

“Kamu mengikutiku?”

Belum sempat aku bicara, Tasya sudah lebih dulu menarik ujung lengannya. Nada suaranya terdengar gugup,

“Benson, jangan-jangan Luna salah paham? Biar aku yang jelasin ke dia. Jangan sampai merusak hubungan suami istri kalian.”

Kemudian, Tasya pun hendak berdiri menghampiriku.

Benson buru-buru menahannya agar tetap duduk.

“Kamu lagi hamil, jangan banyak bergerak. Biar aku saja yang bicara dengan Yuna.”

Aku tak tertarik mendengar drama manis mereka, jadi langsung berbalik ingin pergi.

Namun, Benson tiba-tiba menarik pergelangan tanganku. Tubuhku terhuyung dan hampir terjatuh.

Saat berhasil menstabilkan diri yang kulihat adalah wajah Benson yang penuh amarah.

“Yuna, aku sudah menjelaskan tadi malam, kenapa kamu belum juga mengerti? Masih mengikutiku ke rumah sakit segala?”

Aku meronta dan melepaskan tangannya. Tanganku sudah terlihat memerah.

“Maaf, aku nggak punya waktu untuk mengikuti kalian, jangan kegeeran.”

Benson jelas tidak percaya.

“Kalau begitu, kenapa kamu ada di rumah sakit?”

Aku mengangkat lembar bukti pembayaran dan menjawab datar, “Aku ke rumah sakit untuk berobat.”

Benson mengernyit dan bertanya, “Kamu sakit? Kok aku nggak tahu?”

Usai bicara, dia langsung berusaha merebut kertas dari tanganku, tapi tiba-tiba Tasya melangkah maju, menggenggam tanganku sambil berlinang air mata.

“Yuna, setelah Celvin meninggal, aku sangat kesepian sendirian. Aku hanya ingin punya anak untuk menemaniku, makanya aku minta bantuan Benson. Aku nggak pernah berniat merusak hubungan kalian.”

Kalau Tasya memang hanya ingin punya anak, dia bisa menggunakan donor dari bank sperma. Tapi, dia malah memilih menggunakan sperma Benson.

Belum lagi panggilan akrabnya yang sudah berubah.

Orang yang sudah benar-benar sadar, akan mulai melihat banyak detail yang dulu terabaikan.

Tatapanku tampak sinis, lalu menarik tanganku pelan.

Tak kusangka, tiba-tiba Tasya malah terjatuh ke belakang dan berteriak kecil. Benson langsung memeluknya erat, wajahnya tampak ketakutan.

“Tasya, kamu nggak apa-apa?”

Tasya melingkarkan tangan di lehernya, air mata menggenang.

“Aku nggak apa-apa, Benson. Aku nggak menyangka, Yuna bakal….”

Seketika, emosi Benson meledak. Api amarah jelas terlihat di matanya.

“Yuna! Kamu tahu nggak dia lagi hamil?! Kok bisa kamu sekejam itu?!”

Aku tidak menyangka Tasya akan memakai trik seperti ini dan lebih tak menyangka lagi bahwa Benson akan langsung memercayainya tanpa ragu.

Aku menatap mereka dengan dingin, “Aku nggak mendorongnya.”

Mendengar itu, Benson semakin marah.

“Aku bahkan sudah melihat sendiri, kamu masih saja beralasan?! Untung saja aku sempat menahannya. Kalau sampai terjadi apa-apa pada Tasya, aku nggak akan memaafkanmu!”

“Tadinya aku mau menunggu kamu selesai periksa biar kita bisa pulang bersama. Tapi sekarang, kamu pulang sendiri saja! Aku mau antar Tasya pulang ke rumah!”

Usai bicara, dia merangkul Tasya dengan hati-hati dan berbalik pergi.

Melihat wajah Benson yang begitu khawatir padanya, tiba-tiba aku memanggilnya,

“Benson, kalau aku bilang aku hamil dan hari ini datang ke rumah sakit untuk menggugurkan kandungan, kamu akan tetap tinggal di sini, nggak?”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rintik Hujan Yang Menggugurkan Cinta   Bab 9

    Mungkin karena merasa bersalah, saat bercerai Benson memberiku sejumlah besar harta. Aku pun menerima semuanya. Uang itu cukup membuatku hidup berkecukupan tanpa khawatir soal sandang dan pangan dalam waktu yang lama. Jadi, aku pun memulai perjalanan keliling duniaku.Setiap sampai di suatu tempat, aku selalu mengirimkan kartu pos untuk orang tuaku dan menuliskan pengalaman perjalanan itu di blog.Lama-kelamaan, ternyata blogku mengumpulkan cukup banyak penggemar.Mereka semua kagum pada keberanianku melakukan perjalanan sendirian.Lewat perjalanan-perjalanan itu, aku juga merasakan keindahan alam dan menemukan arti perjalanan hidupku sendiri.Pernikahan lima tahun yang lalu rasanya seperti cerita dari kehidupan yang sudah berlalu.Ketika aku pulang dari salah satu perjalanan keliling dunia, aku kembali mendengar kabar tentang Benson dari mulut orang tuaku.Setelah bercerai denganku, Tasya yang sedang hamil memanfaatkan keadaan untuk naik posisi.Awalnya, Benson menolak. Katanya dia s

  • Rintik Hujan Yang Menggugurkan Cinta   Bab 8

    Aku memandang Tasya yang duduk santai di hadapanku, perlahan menyeruput kopinya. Dia benar-benar berbeda dari yang biasa kulihat saat bersama Benson.Tasya meletakkan cangkirnya, menatapku dengan tatapan meremehkan.“Aku yang Benson cintai, cepat cerai dengannya.”Melihat Tasya yang akhirnya memperlihatkan sikap aslinya, aku tetap tenang dan mengangkat cangkir dan menyesap kopi sedikit.Dari mana kamu tahu aku yang nggak mau cerai?”“Justru yang memohon nggak mau cerai itu Benson.”Tasya sempat terdiam sejenak, kemudian memandangku dengan tatapan penuh kebencian.“Nggak mungkin! Aku sudah mengandung anaknya, dia nggak mungkin nggak menikahiku.”“Pasti kamu yang terus mengejarnya dan nggak mau bercerai!”Detik berikutnya, dia menatapku dan tersenyum dingin.“Kamu belum tahu, ‘kan? Anak dalam kandunganku itu bukan hasil inseminasi buatan seperti yang Benson bilang.”“Aku dan Benson sudah melakukan semuanya sejak lama!”Mendengar berita itu, aku sempat membeku sejenak.Kupikir Benson hany

  • Rintik Hujan Yang Menggugurkan Cinta   Bab 7

    Benson yang sekarang sudah jauh berbeda dengan dulu. Janggutnya tidak terurus, wajahnya tampak lesu dan letih.Begitu melihatku, matanya langsung bersinar dan buru-buru mendekat.“Yuna, bagaimana keadaanmu? Sudah agak membaik?”Aku mengangguk pelan.“Sudah lumayan membaik. Kalau nggak ada urusan lain, aku mau pergi dulu.”Dia buru-buru mengangkat tangan, menghadangku, lalu dengan hati-hati menyodorkan sebuah kotak.Saat kubuka, isinya sepasang cincin.“Yuna, cincin nikah yang kupesan sudah jadi.”Dulu, cincin pernikahan kami adalah hasil desain bersama, punya arti yang sangat istimewa bagi kami.Kami bahkan berjanji, apapun yang terjadi, cincin itu tidak boleh dilepas.Namun entah sejak kapan, aku menyadari cincin di jari manis Benson sudah tidak ada.Saat kutanya, dia malah bilang bahwa Tasya merasa sedih setiap melihat cincin itu, karena mengingatkannya pada mendiang Celvin. Jadi, dia melepaskannya sementara.Waktu itu, aku kesal sekali dan sempat bertengkar hebat dengannya.Karena a

  • Rintik Hujan Yang Menggugurkan Cinta   Bab 6

    Benson langsung panik, suaranya terdengar cemas saat menjelaskan, “Yuna, aku nggak mau cerai denganmu. Aku sungguh nggak tahu kalau kamu hamil sebelumnya. Kenapa kamu nggak memberitahuku?”Mendengar pertanyaannya, aku malah merasa konyol.Baru beberapa hari, Benson seolah sudah melupakan pertanyaan yang pernah kulontarkan di rumah sakit waktu itu.Sebenarnya, pertanyaan di hari itu adalah kesempatan terakhir yang kuberikan untuknya, sekaligus kesempatan terakhir bagi pernikahan kami.Namun, dia mengecewakanku.Pada akhirnya, dia tetap memilih Tasya tanpa ragu sedikit pun.“Di rumah sakit hari itu, saat kamu dan Tasya hendak pergi, aku memanggilmu dan menanyakan sesuatu. Kamu masih ingat?”Awalnya, ekspresi Benson tampak bingung. Lalu perlahan berubah menjadi penuh kesedihan dan tak percaya.Suaranya terdengar bergetar, “Jadi, hari itu kamu ke rumah sakit bukan karena sakit, tapi untuk aborsi?”Aku mengangguk tenang.“Iya.”Benson jelas mengingat jawabannya waktu itu.Dialah yang memb

  • Rintik Hujan Yang Menggugurkan Cinta   Bab 5

    Saat tersadar kembali dan membuka mata, yang pertama kulihat adalah ibu yang diam-diam meneteskan air mata.Begitu menyadari aku sudah terbangun, ibu buru-buru menyeka air matanya, lalu menggenggam tanganku erat sambil bertanya dengan penuh perhatian, “Yuna, bagaimana sekarang? Sudah enakan?”Waktu tahu Tasya mengandung anak Benson, aku tidak menangis.Saat terbaring di meja operasi yang dingin, merasakan nyawa kecil dalam rahimku perlahan menghilang, aku pun tidak menangis.Namun, saat melihat wajah ibu yang penuh kesedihan, aku tak mampu lagi menahan sakit di hati, tangisanku pun pecah.Ibu segera memelukku erat, menepuk lembut punggungku. Suaranya terdengar penuh kesedihan, “Ibu nggak tahu kamu melalui semua penderitaan itu. Ibu yang datang terlambat.”“Begitu keluar dari rumah sakit, langsung ceraikan Benson! Yunaku bukan untuk diinjak-injak seenaknya!”Aku mengangguk kuat-kuat, lalu menangis sepuasnya dalam pelukan ibu.Saat ayah masuk, aku sudah menenangkan perasaanku.Ayah mema

  • Rintik Hujan Yang Menggugurkan Cinta   Bab 4

    Mendengar jawabanku, ibu Benson tampak sedikit terkejut dan menatapku sejenak. Saat melihat wajahku tanpa tanda-tanda marah, ekspresinya sedikit melunak.“Baguslah kalau kamu bisa mengerti. Bagaimanapun juga, keluarga ini nggak mungkin dibiarkan tanpa penerus.”“Untung saja Benson itu orang yang setia kawan. Kalau nggak, aku juga nggak akan bisa mendapatkan cucu.”Sambil berbicara, ibu Benson membelai perut Tasya, wajahnya terlihat penuh kegembiraan.Namun bagiku, semua itu terdengar begitu ironis.Setia kawan?Kalau Celvin tahu bahwa menjaga istrinya berarti membuat Tasya mengandung anak Benson, mungkin dia akan berontak sampai penutup peti matinya tak bisa menahannya di dalam.Melihat aku diam saja, Tasya melirikku dengan ragu.“Yuna, kamu masih marah pada aku dan Benson?”“Aku sungguh hanya ingin punya anak sendiri. Aku sendirian di rumah, rasanya sangat sepi dan menakutkan.”Sambil bicara begitu, Tasya terisak pelan, seolah-olah baru saja mendapat perlakukan paling kejam di dunia.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status