Share

Ratu Cahaya

Bagian 88

Taksaka—manusia harimau kuning yang menjaga takhta di istana kerajaan putih bangkit dari tapanya. Ia langsung menuju kamarnya. Di sana istri tercinta, gadis yang dulu ia jaga dengan bertaruh nyawa sedang memandang cermin dengan penuh kehampaan. Saka menghampiri Cahaya.

“Kenapa?” tanya lelaki yang sudah lama menjadi raja di istana itu.

“Dia datang, tak jauh lagi dia akan sampai.” Aya yang biasanya ceria berubah muram sejak melahirkan Arira. Tahun demi tahun ia habiskan dengan penuh kerisauan.

“Kapan dia sampai ke sini?” Saka pun bingung, sebab ia juga menyembah Dewa Perang Arsa.

“Nggak lama lagi, tunggu aja.”

“Arira mana?”

“Ada di kamarnya. Mungkin dia udah tahu dan memilih diam. Tapi aku yang nggak rela.” Cahaya menghela napas sejenak. Mata birunya jelas sekali mengisyaratkan ketakutan.

“Kita amankan tempat ini. Arira tidak boleh dibawa pergi.” Saka pun enggan kehilangan si bungsu yang lahir dengan mata berbeda.

“Kang Mas.” Aya berdiri dari duduknya.

Sang ratu yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status