Lembaran surat yang Anne terima dari Emily, telah terbaca semuanya. Wanita setengah baya yang masih terlihat cantik tersebut menghela napas panjang.
Mendung di wajahnya semakin terlihat suram. Sekuat hati ia menguatkan tekad untuk tidak lemah, apalagi kembali ke kastil mawar.
Berita mengenai Swan, putri bungsunya, yang terkurung di labirin bawah karena membela Lexia, memang cukup menyakitkan. Namun jika ia membantu putrinya, Hector akan menggunakan cara itu untuk membuatnya berada dalam posisi tidak berdaya.
Anne tidak pernah ingin kembali menjadi istri yang seperti dulu.
Ketukan di pintu membuyarkan lamunan Anne. Moses berdiri dengan mata merah seperti usai menangis. Putra sulungnya tersebut melangkah masuk dan duduk di salah satu sofa.
Ruang tengah apartemen Anne memang tidak seluas kastilnya dulu. Namun ini semua adalah miliknya pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Hector.
“Seharusnya Mama pulang,” ucap Moses pada ibunya.
“Masa lalu apa, Dusk? Ak-aku tidak memahami maksudmu? Hector memang angkuh dan arogan, tapi dia bukan pria kejam seperti yang kau tuduhkan!” Anne mendengar dirinya membela suami yang telah mengecewakan dirinya dan merasa menyesal.Begitu besarkah rasa cintanya pada Hector?“Ingat Joana? Adik iparmu?” tanya Dusk.Seketika Anne merasakan hempasan berat menghimpit dadanya. Tidak seharusnya ini muncul dan menambah beban hidupnya.“Pria yang dibunuh oleh Tuan Hector Reinard adalah ayahku!” lanjut Dusk dengan sinis.“Kau salah!” seru Anne baru menyadari dan menyangkal semuanya.“Bukan itu cerita sesungguhnya! Aku tidak berusaha membela Hector karena dia tidak pantas jika memang bersalah!” tegas Anne.“Ayahmu meninggal dalam perkelahian di bar, jauh sebelum suamiku mendatanginya! Aku tidak tahu siapa yang memberimu cerita palsu itu, tapi Hector bukan pembunuh!”&l
Clint Gregory Merson adalah pria paling licik, bahkan ular pun kalah. Semua hal yang pernah Hector pernah lakukan padanya tidak pernah menjadi hutang budi yang harus ia kenang dan balas suatu saat. Clint dengan teganya tetap merencanakan kekejian yang gila untuk menumbangkan pria yang menganggapnya sahabat. Seandainya Hector tahu, bahwa saat ini Clint sedang mengalihkan semua harta yang menjadi jaminan atas dukungan yang ia janjikan pada Hector, maka Hector tidak akan membiarkan pria itu hidup. Sayangnya, kelicikan selalu menang pada awalnya karena dilakukan dengan diam-diam dan rapi. ** Pagi itu Dusk terbangun dan merasakan energi yang meledak dan emosinya belum juga sirna. Kecewa akan kisah masa lalunya yang ternyata salah, membuatnya tersudut dan juga merasa bersalah. Tapi meskipun Hector bersalah karena mengusir dirinya sebab dugaan pengkhianatan, Dusk masih saja tidak menemukan alasan kuat lagi untuk membenci pria tersebut sekaran
Rose yang seharusnya bisa mencoba mengalahkan pesona Dusk dengan mudahnya. Namun akhirnya gadis itu terjebak oleh perasaannya sendiri. Dalam kesempatan sedang menyelidiki Daniel Weston, Rose dan Dusk berkolaborasi atas permintaan Polin dan Loreta.Kate, ibu Angus, masih belum bisa mendapatkan bukti otentik kecurangan suaminya. Seharusnya menyelidiki Daniel Weston adalah tugasnya, namun itu harus tertunda karena menjebak Clint Gregory Merson lauh lebih penting saat ini.“Pastikan kalian mendapatkan wawancara dengan beberapa pegawai yang pernah konflik dengannya, atau bekas pegawai yang menjadi korban kecurangannya!” pesan Loreta sebelum keduanya berangkat.Daniel Weston tinggal di pinggir kota Banner. Mereka menyewa kamar losmen yang bisa memantau pria itu lebih mudah.Sesekali Weston memang terlihat mengunjungi hotel miliknya yang ada dekat dengan kediamannya.“Dia masih keturunan bangsawan,” ucap Rose ketika sedang membaca
Dua manusia tampak mengendap dan bersembunyi di belakang drum besar yang berisi oli hitam. Dusk dan Rose mengamati Daniel Weston yang baru saja mengadakan pertemuan rahasia dengan tiga orang asing yang mereka dengarkan, dialeknya seperti dari dataran Perancis.Kedua pengintai itu mengenakan baju serba hitam, namun tanpa penutup wajah. Dusk memberi isyarat pada Rose untuk segera bergegas dari tempat itu buru-buru, sebelum ketahuan oleh tim pengaman Weston yang terkenal sangat teliti dan waspada.**“Sial! Kita terlambat!” umpat Dusk begitu tiba di losmen.Rose melirik dan mencibir kesal.“Lain kali dengarkan dan jangan menganggap rendah, karena aku adalah rekanmu!” kecam Rose dengan dongkol.“Terlalu hidup di Northery, membuatku mirip dengan bajingan pria yang lahir di negara ini,” sindir Dusk membalikkan kata dari Rose.“Tidak ada gunanya kau menyindirku, Dusk! Aku sudah cukup kebal dengan sik
Celana panjangnya terlihat dekil. Warnanya yang biru tua bahkan tidak bisa menyembunyikan bekas debu yang menempel, juga serpihan jerami. Blusnya yang berwarna biru muda juga mulai bau dan Swan benar-benar terlihat kacau.Hector melarang semua pagawainya untuk mendekat kecuali memberi makan. Swan tidak pernah menyentuh sedikit pun makanan yang pegawainya kirimkan.Hanya air minum saja yang ia ambil, untuk menjaga supaya tubuhnya tidak melemah dan menjadi pingsan.Rambutnya terkepang satu ke samping tidak lagi terlihat rapi. Mata Swan bengkak sementara cahayanya mulai meredup. Swan mulai kehilangan harapan baik. Tidak ada yang menjadi pegangan hidupnya saat ini.Moses tidak pernah muncul dan Swan tahu penyebabnya. Ayah mereka memang keras dan tidak suka dibantah. Namun Swan tidak pernah menyangka jika ayahnya bisa sekeji ini terhadap putri kandungnya sendiri.Swan tidak mampu lagi menangis. Penyesalan karena harus menjalani hidup yang begitu miris,
Sudah selama tiga jam Lexia mengendarai mobilnya meninggalkan kota Barner. Jarum bensin mulai bergerak menuju ke garis merah dan ini saatnya mengisi bahan bakar.Lexia mengarahkan kendaraannya menuju ke pom bensin dan mengantri selama beberapa menit. Usai mendapatkan bensin penuh dan mengisi dua drum sebagai cadangan, Lexia menepikan mobil dekat dengan toilet umum. Ia membuka bagasi dan mengambil baju ganti Swan serta peralatan mandi.Dengan lembut ia membangunkan Swan.Gadisi itu membuka mata dan menatap Lexia dengan pandangan lemah. Lexia mengangsurkan kotak susu dan biscuit.“Makan ini sebelum kita membersihkan tubuhmu,” pinta Lexia masih terdengar tegas.Swan berusaha untuk bangkit dan duduk. Dengan sabar, Lexia membantu.Kunyahan itu sangat perlahan, sesekali Swan berhenti untuk mengatur napas. Bahkan makan pun menghabiskan tenaganya.“Apakah kita sudah terbebas?” tanya Swan mulai terdengar memiliki kekuat
Papan selamat datang itu bertuliskan; SELAMAT DATANG DI DESA VERNE.“Kita akan menetap di sini?” tanya Swan dengan takjub.Lexia tersenyum dan mengangguk.Hamparan ladang jagung dan gandum menjadi pemandangan indah yang menyambut mereka. seperti kembali ke zaman dahulu, mereka bahkan menemukan orang yang memakai gerobak untuk membawa hasil panen.Sore baru saja merangkak. Lexia dan Swan memutuskan untuk tinggal di desa tersebut karena lokasinya cukup jauh dan bukan pusat perkotaan yang mudah dijangkau.Tempat sempurna untuk pelarian. Ketika tiba di pusat desa, mereka menemukan satu-satunya losmen yang menyediakan kamar untuk mereka menginap sementara.Semua penghuni desa yang mereka temui sangat ramah dan bersahabat. Bagi Swan dan Lexia yang merupakan orang asli negara Northery, terlalu mudah mengenali bahwa sebagian dari mereka bukanlah penduduk asli. Mungkin imigran yang sudah lama menetap dan mendapatkan hak warga negara dari
Tidak seharusnya jalan yang akan mereka tempuh menjadi sulit dan tidak bisa dihadapi dengan tegar. Setelah menempuh perjalanan dalam pelarian, Swan dan Lexia kini harus mulai berjuang untuk hidup dari nol.Setiap uang yang mereka punya digunakan sebijak mungkin untuk berhemat.“Kasur dan tempat tidur baru sangat mahal. Kita bisa mendatangi toko yang menjual barang bekas dan membeli dari sana. Siapa tahu? Ada perkakas lain yang bisa kita dapatkan?” saran Swan.Lexia mencatat dan menyetujuinya.“Kau benar, aku lihat ada toko garage sale di deretan toko roti,” imbuh Lexia. “Bagaimana dengan bibit tanaman? Kita memiliki tanah yang bisa kita olah dengan baik. tidak luas, hanya kurang lebih sekitar tujuh ratus meter, tapi kurasa cukup untuk menanam sayuran.”“Kita utamakan menanam sayur dan umbi saja, Lex. Jika memilih gandum, akan lebih sulit karena kita harus membajak tanah lebih dulu,” ucap Swan.