Share

Bab 5 Pencarian

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-31 15:08:14

Maya menatap Reza sinis. "Kalau tidak suka dengan Galang, gak usah cari-cari kesalahannya. Aku tahu ini foto editan, jadi gak usah berusaha untuk membuatku membencinya."

"Ini bukan editan, aku baru saja nerima dari nomor yang tidak dikenal." Reza berucap pelan.

"Itu tandanya hanya fitnah. Kan kita gak tahu siapa yang mengirimkan pesan. Kamu jangan mudah terhasut, dong. Aku gak suka." tegas Maya. Dia memang seringkali membenci orang-orang yang berusaha menjauhkan dirinya dengan Galang.

Reza menatap Maya dengan sayup. Mau bagaimanpun, ia harus menepati janjinya untuk mencari Galang dengan Maya.

Tanpa sepengetahuan Maya, Reza mencari media sosial milik Galang. Namun, tidak ada satupun yang ditemukan. Baik itu dari aplikasi biru, tok-tok, dan beberapa aplikasi lainnya.

"Ayo kita kunjungi ke rumahnya!" seru Maya bersemangat.

Mereka pun menuju ke alamat yang diberikan oleh Maya.

"Jangan katakan pada mereka kalau aku adalah istrimu, anggap saja kita orang asing atau hanya teman. Pokoknya jangan katakan di antara kita ada hubungan yang seperti itu!" titah Maya penuh penekanan.

"Katakan saja kepada mereka kalau pernikahan kemarin gagal. Aku tidak mau keluarganya Galang menjauh, apalagi sampai membenciku." ucapnya lagi.

Reza masih tidak bicara, hatinya sedang kacau saat ini.

Tidak mungkin ada seorang suami yang merelakan istrinya bersama dengan laki-laki lain, tapi dia sudah terjebak pada janjinya kepada Maya.

"Kamu dengar gak aku ngomong apa?" Maya menatap Reza dengan geram.

"Iya."

"Apa?"

"Anggap saja pernikahanmu gagal."

"Bagus. Ayo, turun, ingat yang barusan aku bilang. Awas kalau lupa." ancamnya.

Suasana rumah yang Maya katakan tempat tinggal Galang itu tampak sepi. "Pada indah kali?" Reza melihat ke arah pintu ada sarang laba-laba.

"Enggak mungkin."

"Lah, ini sudah ada sarang laba-labanya." Reza menunjukkan apa yang baru saja dilihatnya.

"Dia mampir sebentar kali. Pokoknya aku yakin mereka ada." Maya tetap bersikeras dan dia terus-menerus mengetuk pintu dan juga memencet bel.

"Aku tanya tetangga, ya?" Reza berjalan ke samping rumah Galang.

"Permisi, Bu, kok rumahnya Galang sepi, ya? Pada ke mana ya, Bu?" tanyanya pada seorang wanita yang sedang membersihkan rumput di depan rumahnya.

"Mas siapanya, ya?" tanyanya menatap Reza lekat.

"Dia teman saya, Bu. Saya Maya, pacarnya Mas Galang." Maya langsung menghampiri ketika mendengar percakapan Reza dengan wanita tersebut, dia takut Reza salah bicara.

"Oh, Maya." Wanita itu langsung mencuci tangannya dan menghampiri Maya dan juga Reza. "Kemarin saya melihat keluarganya Galang beres-beres. Katanya dia akan segera menikah dengan wanita karir." jelasnya.

"Menikah? Tapi dia tidak datang ke pernikahan kita, Bu." Maya langsung terbawa suasana.

"Galang menikah dengan wanita lain, Mas. Apa kamu tidak dengar apa yang baru saja dikatakan Ibu ini? Galang menikah dengan wanita karir." Reza mempertegas ucapan tetangganya Galang.

"Apa? Enggak, gak mungkin. Selama ini Mas Galang hanya mencintaiku. Aku sangat tahu hal itu." Maya berucap yakin.

Enggan berdebat dengan Maya, Reza meminta informasi lebih lanjut ke beberapa tetangga yang tahu tentang Galang dan keluarganya. Bahkan sampai gak terkecil. Tanpa terkecuali.

Setelah menemukan titik terang, mereka kembali ke mobil untuk mengunjungi beberapa tempat yang memungkinkan besar ada Galang di sana.

"Apa kamu ingat tempat yang sering kalian kunjungi?" tanya Reza sambil menyusun rencana.

"Jangan dulu tanya aku, hatiku sedang tidak baik-baik saja!"

**UNP**

Reza dan Maya kini sudah berada di tempat yang dituju. "Ini tempatnya?"

Maya memilih turun daripada menjawab pertanyaan Reza, karena dia sendiri masih tidak yakin kalau ini adalah tempatnya.

"Ada yang nikahan, ya?" Reza menatap ke tengah-tengah taman.

Pernikahan di luar ruangan dengan dekorasi berwarna merah bunga mawar membuat mata Reza terpana. "Ini seperti pernikahan antara cinta sejati." ucapnya takjub.

Maya langsung memusatkan perhatiannya ke arah yang Reza maksud. Nafasnya mulai memburu ketika melihat dekorasi yang sama dengan pernikahan yang ditinggalkan Galang.

Tanpa menunggu lama, Maya langsung berlari untuk melihatnya lebih dekat, dan Reza hanya bisa mengikutinya dari belakang.

"Mas, apa yang sedang kau lakukan di sini? Apa ini pernikahan temanmu?" tanya Maya lembut. Ia berusaha menahan amarahnya yang bisa meluap kapan saja.

Amarah Reza juga ikut naik ketika melihat siapa laki-laki yang bersanding di pelaminan. Galang. Laki-laki yang tadi menghilang dari pernikahannya dengan Maya dan kini malah menjadi mempelai pria dari wanita lain.

"Maaf, May, hubungan di antara kita sudah selesai. Aku tidak mencintaimu lagi." Galang memutuskan hubungannya dengan Maya hanya dengan beberapa kata.

"Enggak! Jangan katakan hal itu, Galang. Aku tahu kalau di hatimu hanya ada aku, Galang. Aku mohon, jangan katakan kata-kata itu lagi." Maya berusaha untuk menahan air matanya yang siap mengalir.

"Maaf, Maya. Aku bicara jujur. Aku capek pacaran sama kamu, apalagi kalau sampai menikah," jawabnya jujur. "Kalau kita jalan pun, hanya nama Reza yang kau sebutkan dari kita berangkat sampai pulang." lanjutnya membuat hati seseorang.

Plak ... Plak ....

Dua tamparan mendarat sempurna di pipi Galang. "Kalau kau tidak suka padaku, katakan! Kenapa harus meninggalkan aku di pernikahan seorang diri, lalu menikah dengan wanita lain, dan sekarang kau jadikan sifatku menjadi alasan?" Emosi Maya sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Hei, kau wanita yang tidak tahu malu!" Mempelai wanita menghampiri Maya dengan mata melotot dan berusaha menampar Maya dengan sekuat tenaganya, tapi Reza lebih dulu menghalangi.

"Lepas! Dia sudah menampar suamiku!" teriaknya kepada Reza.

"Maya memang sudah menampar suami sampahmu, karena dia memang pantas. Tapi apa alasanmu ingin menamparnya?" tanya Reza tajam.

Maya terkejut melihat sisi Reza yang baru, karena selama ini sahabatnya itu selalu sabar, dan mengalah. Tidak pernah berbicara dengan nada tinggi, apalagi memaki.

"Sudah saya bilang dia sudah menampar suami saya!" pekiknya. Ia tidak terima suaminya ditampar Maya.

Reza menarik Maya untuk berada di belakangnya, lalu menampar Galang dengan sangat keras. "Ini untuk hadiah pernikahan untuk kalian yang telah membuat Maya sendirian menggunakan pengantin."

Tidak hanya sekali, Reza memberikan tiga kali tamparan berturut-turut sampai menimbulkan kerumunan.

"Dasar orang tidak tahu malu, bisanya merusak pernikahan orang lain!" Hardik Bu Gina--ibunya Galang.

"Maya itu perawan tua, Ma. Mana ada yang mau bersama dengan wanita tua, jadi bisanya hanya menganggu suami orang!" teriak adiknya Galang yang dulu selalu meminta uang kepada Maya.

Orang-orang mulai membicarakan Maya dengan kata-kata tajamnya. Ada yang mengatakannya pelakor, wanita keji, sampah masyarakat, dan kata-kata yang lebih keji lagi.

Reza memeluk Maya sambil menutup telinganya. "Tutup matamu, May. Jangan masukkan apa yang mereka katakan ke dalam hatimu." bisiknya membuat Maya menangis. Ia terharu karena Reza masih bersedia ada di sampingnya pada saat seperti ini.

Ketika keadaan Maya mulai tenang, Reza mengambil mikrofon yang ada di dekatnya. "Dengar semuanya, wanita yang ada di samping saya ini bukan wanita yang kalian atau keluarga Galang katakan. Dia adalah istri saya," tegasnya membuat orang-orang terdiam.

Maya menatap ke arah Reza. "Haruskah aku mencintainya?" tanyanya dalam hati.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 5 Pencarian

    Maya menatap Reza sinis. "Kalau tidak suka dengan Galang, gak usah cari-cari kesalahannya. Aku tahu ini foto editan, jadi gak usah berusaha untuk membuatku membencinya." "Ini bukan editan, aku baru saja nerima dari nomor yang tidak dikenal." Reza berucap pelan. "Itu tandanya hanya fitnah. Kan kita gak tahu siapa yang mengirimkan pesan. Kamu jangan mudah terhasut, dong. Aku gak suka." tegas Maya. Dia memang seringkali membenci orang-orang yang berusaha menjauhkan dirinya dengan Galang. Reza menatap Maya dengan sayup. Mau bagaimanpun, ia harus menepati janjinya untuk mencari Galang dengan Maya. Tanpa sepengetahuan Maya, Reza mencari media sosial milik Galang. Namun, tidak ada satupun yang ditemukan. Baik itu dari aplikasi biru, tok-tok, dan beberapa aplikasi lainnya. "Ayo kita kunjungi ke rumahnya!" seru Maya bersemangat. Mereka pun menuju ke alamat yang diberikan oleh Maya. "Jangan katakan pada mereka kalau aku adalah istrimu, anggap saja kita orang asing atau hanya teman. P

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 4 Galang

    "Kita akan tidur di kamar yang terpisah, kan?" "Sebenarnya ini rumahmu yang mana? Kenapa aku tidak pernah tahu kalau kau punya rumah sendiri?" "Luas gak rumahnya? Ada berapa kamar?" "Boleh tidak kalau aku ajak teman-teman ke sana?" Maya terus saja menghujani Reza dengan pertanyaan-pertanyaan yang memutar di kepalanya. Ia tidak peduli dengan perasaan laki-laki yang sekarang berada di sampingnya itu apalagi yang ada di pikirannya. Maya hanya ingin, kalau hidupnya tetap baik-baik saja setelah menyandang status sebagai istri seorang Reza Prayuda. Dia tidak ingin dikekang, apalagi sampai harus merubah dirinya. Sudah ada tekad dalam hatinya, kalau dia harus terus membatasi diri dari Reza tanpa memikirkan bagaimana perasaan yang menjadi suaminya itu. "Kalau orang nanya itu dijawab, bukan diam saja," gerutu Maya kesal. Reza masih terus diam, ia sedang berusaha menata hatinya agar ego untuk menahan Maya di sampingnya hilang. Dia tidak mau kalau wanita yang dicintainya ada di sampingn

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 3 Perjanjian

    "Cukup, jangan buat Reza berada di dalam masalah. Bukan dia yang menginginkan menjadi pengganti, tapi Papa yang memintanya, Papa tidak mau menanggung malu atas karena Galang!" jelas Pak Hasan yang sedari tadi mencoba sabar pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Emosinya langsung keluar ketika mendengar perkataan putrinya yang menyakitkan. Maya menatap sekilas ke arah papanya dan melepaskan kemeja Reza. "Papa sudah dikasih apa sampai berani mengatakan kebohongan seperti itu? Papa tidak usah membelanya, aku sudah tahu kalau Reza bisa melakukan apapun!" ucapnya penuh penekanan. Pak Fahmi dan istrinya memilih untuk menjauh dari kamar Maya. Mereka merasa tidak enak hati karena Pak Hasan melakukan proses ijab qobul tanpa menunggu Maya sadar lebih dulu. "Maya, sadarlah! Reza tidak memberikan apapun pada Papa. Kami memang yang meminta bahkan memohon padanya untuk menggantikan Galang, Maya!" Lagi, Pak Hasan berusaha untuk menjelaskan. "Papa mohon, lupakan Galang, dan cintai Reza. Dia laki-la

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 2 Penolakan Maya

    Proses ijab qobul sudah selesai dilaksanakan. Tentu saja karena Pak Hasan memohon kepada Reza agar bisa membantunya keluar dari rasa malu ini. Awalnya Reza menolak, dia tidak ingin melakukan hal besar seperti ini tanpa diketahui Maya. Namun, apa boleh buat, Pak Hasan meminta dengan setengah memaksa agar Reza bersedia. "Terima kasih, Za. Terima kasih kamu sudah membantu Papa keluar dari masalah ini." ucap Pak Hasan sambil menggenggam tangan Reza dengan penuh haru. Pak Fahmi dan Bu Habibah hanya bisa diam sambil beristigfar. Mereka masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi, antara percaya dan tidak percaya. Awalnya mereka datang hanya untuk menjadi tamu undangan, begitupun dengan putranya. Akan tetapi, takdir berkata lain. Reza tiba-tiba menggantikan posisi mempelai pria, tapi mempelai wanitanya tidak tahu. "Terima kasih juga Abi Fahmi, Umi Habibah. Semoga ini jalan yang terbaik!" seru Pak Hasan bahagia. Rasa panik yang tadi tiba-tiba hadir kini sudah berubah menjadi panc

  • Rumah Tangga Tanpa Masalah (Keikhlasan Cinta)   Bab 1 Pengantin Pengganti

    "Jangan tinggalkan kita, Maya, aku mohon!" teriak Reza. Akhir-akhir ini ada yang mengganjal dalam hati Reza dan membuatnya seringkali bermimpi kalau sosok Maya akan menghilang dari hidupnya. Meskipun Reza mencintainya dengan tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan balasan, tapi tetap saja ia tidak ingin mimpi itu terjadi di kehidupan nyata. Reza memilih beranjak dari tempat tidur dan duduk di sofa kamar yang menghadap ke taman belakang untuk melihat bunga-bunga yang bermekaran. "Umiii! Abi! Kejutan!" teriak Maya dari luar pintu rumah keluarganya Reza membuat sepasang suami istri terkejut. Maya adalah anak tetangga, sekaligus perempuan yang menjadi teman Reza satu-satunya. Dia memang sering datang ke rumah Reza untuk meminta bantuan ataupun sekadar curhat. "Ada apa, Nak?" Bu Habibah--ibunya Reza langsung mendekat ke arah Maya dan bertanya tentang apa yang menjadi kejutannya. Namun, gadis itu memilih untuk tidak menjawab. Dia malah duduk di sofa dengan tangan ke belakang. Seperti

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status