Share

Bab 4

Author: CewekTauruz30
last update Last Updated: 2025-01-27 02:43:23

“Ada apa ini?” Kartika datang dan melihat kedua adik iparnya sedang bersitegang. Apalagi melihat Nayra yang sangat kesal seperti itu. 

Nayra menoleh, dia langsung menunduk dan memejamkan matanya ketika tahu jika Kartika. Kakak iparnya yang ada di belakang mereka. Kartika melihat wajah Aninda yang sepertinya tersenyum tipis sementara Nayra yang terlihat tegang. Kartika berdiri di samping kanan Nayra. 

“Ada apa, Nay?” tanya Kartika kembali. 

“Tidak ada apa-apa, mbak.” Nayra lalu tersenyum. 

“Jangan berbohong, mbak jelas-jelas tadi melihat kalian sedang beradu mulut. Mbak tidak mau mempunyai keluarga yang saling membenci. Mbak ingin kalian akur satu sama lain,” ucap Kartika. 

“Mbak Nayra baru saja datang udah marah-marah gak jelas, mbak. Anin jadi bingung, makanya Anin tanya mbak Nayra. Eh, malah ngegas gitu jawabnya.” 

“Marah-marah gak jelas katamu? Astaga, kamu yang membuat aku seperti ini Aninda! Aku tidak akan marah atau kesal jika kamu tidak berulah,” bantah Nayra. 

“Lalu apa masalahnya? Coba kalian bicara!” tegas Kartika. 

“Mbak, selama ini aku sabar ngadepin sikap dia. Tapi dia terus saja membuat aku kesal, becandaan dia sangat keterlaluan kemarin,” kata Nayra. 

“Bercandaan apa?” tanya Kartika. 

“Aku gak sengaja, mbak. Tapi mbak Nay malah serius menanggapinya,” jawab Aninda dengan cepat. 

“Gak sengaja gimana, jelas-jelas kamu-” 

“Sayang, kamu disini.” Rafael, suami dari Aninda datang. 

“Mas, apa memerlukan sesuatu?” tanya Aninda. 

“Mas cariin dari tadi. Itu ibu nyariin kamu, katanya jangan melakukan apapun karena semua sudah ditugaskan pada art di rumah. Jangan kecapean juga,” jawab Rafael. 

“Aku hanya menyeduh susu aja, Mas.” 

“Kenapa gak nyuruh aku buat bikinin susunya?” 

“Aku liat mas lagi serius bicara sama ibu, jadi aku bikin sendiri aja,” jawab Aninda sambil bergelayut manja di lengan suaminya. Rafael segera membawa istrinya keluar dari dapur. 

“Kita bicara di taman belakang, ya?” tanya Kartika. Nayra langsung mengangguk dan berjalan dibelakang kakak iparnya. Nayra memang begitu dekat dengan Kartika, tak heran jika Kartika selalu memahami perasaan Nayra. 

“Apa yang dia perbuat, Nay?” tanya Kartika. 

“Kemarin aku belanja ke butik langganan ibu. Aku gak tahu jika ibu dan Aninda juga akan ke butik itu, di sana Aninda terus mengatakan hal yang membuat aku tidak enak. Dia bilang kalau ibu sangat perhatian padanya, ibu membelikan semua keperluan Anin. Banyak sekali baju hamil yang ibu belikan untuk Anin, aku tidak mempermasalahkan itu.” Nayra menghela nafas panjang. “Dia dengan sengaja meminta pelayan di sana menyimpan satu baju hamil berukuran besar pada belanjaanku. Dia juga mengatakan jika aku membutuhkan karena sekarang aku sedang hamil beberapa bulan lagi akan membesar.” 

“Astaga, kenapa dia sebegitunya sama kamu, Nay? Ibu terlalu memanjakannya jadi dia seenaknya begitu pada orang lain. Padahal dia juga sama statusnya menantu di keluarga ini. Mbak juga suka kesal jika ibu terus memuji Aninda, apalagi ketika ibu mengatakan jika seharusnya kamu dan Albi yang sudah hamil. Kamu harus benar-benar bersabar,” jawab Kartika. 

“Padahal kurang sabar apalagi aku, mbak. Setiap ucapan ibu selalu membuat aku sakit, apalagi ketika ibu bicara seperti itu dihadapan keluarga besar kita seperti malam kemarin.” 

“Iya mbak mengerti, jika ada apa-apa lagi kamu bicara saja sama mbak. Nanti mbak akan bicara sama ibu.” 

Nayra mengangguk. “Terima kasih, mbak.” 

“Darimana?” tanya Albi. 

“Habis bicara dengan mbak Tika sebentar, Mas. Ada apa?” 

“Kita makan malam dulu, setelah itu langsung pulang. Mas masih ada pekerjaan yang belum selesai,” jawab Albi sambil menggandeng tangan istrinya. 

“Sudah malam Mas, masa masih mau kerja juga,” gerutu Nayra. 

“Kan buat kamu juga,” jawab Albi dan membuat Nayra tersenyum. 

“Albi, ini ada makanan kesukaan kamu,” ucap Laila saat keduanya sudah sampai di meja makan. 

“Wah, sepertinya malam ini makan enak, nih,” celetuk Albi. 

“Makan enak? Memangnya mas Albi kalau di rumah gak pernah makan enak?” tanya Aninda. 

“Sayang,” panggil Rafael dengan lembut sambil mengusap tangan istrinya seolah memberi tanda jangan mulai. 

“Enggak, maksud aku di rumah ibu. Kalau di rumah setiap hari juga selalu enak, apalagi masakan istriku pasti enak,” jawab Albi dengan cepat. “Lihat saja perutku, karena selalu makan enak jadi tidak terkendali.” imbuh Albi sambil menepuk perutnya. 

“Jadi istri memang harus bisa menyenangkan suami, dalam segala hal. Baik itu dari makanan, perlakuan dan tentu saja dalam urusan r4nj4ng.” 

Nayra terdiam, dia tidak ingin menjawab apa yang dikatakan mertuanya. Nayra memang sudah memberikan segalanya untuk Albi. Dia juga sudah menjadi istri yang penurut, lalu kurang apa lagi? Mungkin dia memang belum bisa memberikan keturunan untuk suaminya. 

“Oh ya, Rafael dan Aninda akan menginap disini. Ibu harap Albi juga mau menginap disini,” imbuh Laila sambil menatap anak dan menantunya. 

“Mas Albi masih ada kerjaan, katanya harus selesai malam ini juga. Jadi, kita seperti kita tidak bisa menginap, Bu.” Nayra menatap suaminya seolah ingin Albi membenarkan jawabannya. 

“Iya, aku masih ada pekerjaan, Bu.” 

“Masa menuruti keinginan ibu tidak bisa, Mas?” tanya Aninda yang selalu ikut bicara. 

“Iya, ibu hanya ingin kamu menginap.” 

“Baiklah, malam ini Albi dan Nayra kembali menginap disini.” 

Laila tersenyum. “seperti itu lebih baik.” 

“Mas, kenapa malah menginap lagi disini?” tanya Nayra. 

“Tidak apa, Mas bisa selesaikan pekerjaan Mas besok pagi. Lagian ada Rendi yang akan bantu mas selesaikan pekerjaan, kamu tidak usah khawatir,” jawab Albi. “Mau kemana?” imbuh Albi ketika melihat istrinya akan keluar kamar. 

“Mau ambil minum, rasanya haus sekali.” 

Nayra langsung keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Dia segera mengambil sebotol air mineral dan menuangkan dalam gelas, ternyata tak lama datang bi Minah yang bekerja sebagai art di rumah itu. Nayra tersenyum lalu duduk sejenak di dapur. 

“Mau buat apa lagi, Bi?” tanya Nayra. 

“Ini Non, mau buatkan susu hangat buat ibu,” jawab bi Minah. 

“Oh begitu. Ibu memang masih rutin suka minum susu itu?” 

“Iya, katanya badannya lebih kuat kalau minum susu ini,” jawab bi Minah sambil tersenyum 

“Biar aku aja deh bi yang antar,” ucap Nayra yang tiba-tiba ingin mengantarkan minum itu pada mertuanya. 

“Boleh, kebetulan bibi juga kebelet pengen ke kamar mandi.” 

Nayra tersenyum, dia lalu membawa gelas berisi susu untuk mertuanya. Berjalan dengan perlahan dan Nayra seolah sedang menyusun kata-kata untuk bisa memenangkan hati mertuanya kembali. Nayra juga berpikir jika dia terus memberi mertuanya perhatian, Nayra yakin jika mertuanya akan kembali memperhatikannya. 

“Bagaimana Bu, apakah ini setuju dengan apa yang aku katakan barusan?” tanya Aninda. 

“Anin, Albi sudah menikah. Masa iya kita jodohkan dengan wanita itu, yang benar saja, nak.” 

“Bu, bukannya ibu ingin sekali cucu dari Mas Albi? Apa salahnya kita minta Mas Albi untuk menikah lagi, siapa tahu dengan wanita lain Mas Albi langsung mempunyai anak. Anin yakin kalau yang bermasalah itu mbak Nayra, bukan dari Mas Albi nya,” ujar Aninda. 

“Masalahnya apakah Albi mau kita suruh menikah lagi? Ini bukan perihal yang mudah, Anin.” 

“Anin yakin jika ibu membujuknya, Mas Albi pasti mau dan akan menuruti apa yang ibu minta.” Aninda berkata itu dengan sangat yakin. 

“Ibu akan coba.” 

Tanpa keduanya sadari jika Nayra mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Nayra langsung menangis ketika mendengar ucapan adik iparnya. Tidak menyangka jika keduanya memiliki niat untuk meminta suaminya menikah lagi. 

“Kalian mau rumah tanggaku hancur?” lirih Nayra sambil pergi meninggalkan ruangan yang masih ada adik ipar dan mertuanya itu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 19

    "Mas, tadi Aninda ada hubungi aku." "Tumben, ada apa?" tanya Albi yang merasa aneh. Pasalnya adik iparnya itu jarang sekali menghubungi istrinya. "Katanya ibu nyuruh kita untuk datang makan siang. Mau kesana, gak?" Albi menatap istrinya dengan lekat. "Apa kamu mau datang?" Nayra berpikir sejenak, dia merasa sudah lama juga tidak melihat mertuanya. "Boleh deh, udah lama juga nggak ketemu sama Mbak Kartika. Aku yakin, kalau mbak Kartika pasti ada di rumah ibu." "Iya sih. tapi-" Nayra mengerutkan keningnya, Nayra seperti melihat Albi yang mempunyai kekhawatiran. "Tapi apa, Mas?" "Tidak ada, lebih baik nanti saja ke rumah ibu nya. Aku ingin istirahat dirumah hari ini, menghabiskan waktu bersama istri tercintaku ini." Nayra lalu merentangkan tangannya, Albi yang mengerti langsung memasukan Nayra dalam pelukannya. "Malam siang berdua aja, ya?" Albi mengangguk sambil mengusap rambut panjang istrinya yang masih tergerai indah. Lalu mencium lembut pucuk kepala Nayra.

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 18

    Nayra masih curiga dengan sikap suaminya yang terasa janggal. Suaminya seperti menyembunyikan sesuatu, namun dia tidak ingin terlalu menunjukan rasa ingin tahunya. Terlihat jika Albi sedang kecapean, sekarang dia tertidur dengan memeluk tubuh istrinya. Jawaban atas apa yang tadi Nayra tanyakan sangat tidak memuaskan. Jawaban Albi yang mengatakan jika alerginya kambuh membuat Nayra berpikir, jika memang alerginya kambuh, tidak mungkin hanya ada di leher bagian belakang saja. Mungkin saja akan menjalar ke seluruh tubuh. "Kenapa tidak tidur?" tanya Albi dengan nada serak. "Aku belum mengantuk, Mas. Kamu lanjut aja tidurnya," jawab Nayra sambil tersenyum. "Aku tahu, pasti kamu sedang memikirkan sesuatu, kan? apa karena tanda merah di badan ku yang membuat kamu tidak bisa tidur?" tanya Albi sambil mengubah posisinya menjadi duduk. "Kamu diam berarti memang benar, kamu masih kepikiran dengan apa yang terjadi di badanku." Albi menggenggam tangan Nayra. "Aku ingin kita saling p

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 17

    Albi pulang dengan terlihat lelah sekali. Dia lalu mencari keberadaan istrinya, Albi memang tidak memberitahu jika dia akan segera pulang. Sebelumnya Albi mengatakan jika dia akan pulang malam atau besok, nyatanya, dia pulang lebih awal. Albi melakukan itu semua karena rasa bersama terhadap istrinya yang dia bohongi. "Sayang ... Mas pulang!" teriak Albi saat masuk ke kamar dimana Nayra tidur. Albi memang langsung ke rumah Mira saat itu. "Mas. Kok gak bilang kalau pulangnya lebih awal?" tanya Nayra sambil memeluk suaminya. "Iya, awalnya memang akan pulang malam nanti atau besok. Tapi karena pekerjaan sudah selesai, dan memang Mas juga udah rindu sama kamu, jadi Mas langsung pulang saja." Albi memeluk istrinya dengan erat. "Terima kasih. Sekarang mas istirahat dulu, aku mau ambilkan minum." Albi mempererat pelukannya. "Tidak usah, dari tadi Mas minum terus di mobil. Mas juga sudah makan, jadi mau rebahan sebentar sebelum mandi." "Baiklah kalau begitu," Nayra langsung m

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 16

    "Suara siapa itu, Mas?" "Suara apa?" balik bertanya, Albi menatap Kharisma dengan tatapan tajam. "Tadi sepertinya ada yang menawarkan kamu kopi, suara perempuan dan memanggil kamu dengan sebutan Mas." "Itu ... itu pelayan hotel. Tadi Mas minta kopi dan baru saja diantarkan, rasanya Mas rindu kopi buatan kamu," jawab Albi sambil gelagapan. "Nanti kalau sudah pulang, aku akan buatkan kamu kopi yang banyak. Makanya cepat pulang," rengek Nayra. "Malam ini Mas pulang, tunggu saja ,ya." Kharisma menatap Albi dengan tatapan tidak suka. Apalagi ketika mendengar kalau Albi akan pulang malam ini juga, sungguh Kharisma dibuat kesal. Albi segera menutup sambungan telpon setelah beralasan akan meeting. Kharisma mendekat dan menatap Albi. "Aku tidak mau kamu pulang malam ini, Mas!" "Aku tidak suka diatur!" tegas Albi. "Tidak suka diatur! Jika aku sudah memutuskan sesuatu, maka tidak akan ada yang bisa membantahnya." "Oh ya? jika ibu yang minta?" tanya Kharisma. "Aku

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 15 (21+)

    Albi menatap tubuh Kharisma yang tanpa sehelai benangpun. Entah kenapa wajah Kharisma berubah menjadi Nayra, istrinya. Albi yang sudah terpengaruh oleh sesuatu yang Kharisma campurkan di minumannya justru membuat Albi hasrat yang begitu memuncak. Albi tidak bisa membedakan mana Kharisma dan mana Nayra saat ini. Albi memeluk Kharisma dengan erat. "Kamu kah ini, Nay. Maafkan aku," lirih Albi yang masih terdengar oleh Kharisma. Kharisma mencoba mendorong tubuh Albi, namun kekuatan Albi lebih kuat. Kharisma akhirnya dia ketika tangan Albi sudah bergerak menyentuh tubuhnya. Kharisma lalu terbuai oleh permainan tangan Albi yang sudah tidak tinggal diam. Albi yang sudah ingin menyalurkan h4sr4tnya langsung menggendong Kharisma dan dilempar istri keduanya itu keatas ranjang.Melihat Albi yang sudah terpancing membuat Kharisma tersenyum. Walaupun Kharisma mendengar Albi menyebut nama istri pertamanya, untuk sekarang tidak apa. Menurut Kharisma yang penting sekarang Albi mau menyentuhnya.

  • Rumah Tanggaku Hancur karena Mertuaku    Bab 14

    Malam semakin larut, udara dingin membuat siapa saja ingin masuk ke rumah dan berbaring dengan menyelimuti tubuh. dengan selimut. Begitu juga yng dilakukan Nayra malam ini ketika suaminya tidak ada. Dia berbaring dengan memeluk ujung selimut, perasaannya tidak enak dan terus tertuju pada suaminya. Entah kenapa ponsel Abi sama sekali belum bisa dihubungi. Nayra selalu berpikir positif, mungkin di sana Albi kesulitan signal. "Mas, ini sudah pukul satu malam tapi kamu sangat sulit sekali dihubungi. Aku benar-benar tidak enak hati, semoga kamu baik-baik saja, Mas." Nayra menatap langit-langit kamar yang sedang dia tempati. Saat lelah menatap ponsel yang tak kunjung ada balasan, Nayra akhirnya tertidur. Pagi menjelang, Nayra terbangun dan yang pertama kali dia lihat adalah ponselnya. Nayra tersenyum ketika sang suami membalas pesan darinya. Sungguh dia lega mendapat kabar jika Albi baik-baik saja. Albi mengatakan jika ponselnya kehabisan daya, akhirnya lupa untuk mencharge karena sibuk.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status