Share

KEDATANGAN RATU

Baru saja Klevance ingin mencari udara segar di luar gudang tersebut, datanglah segerombol Healer dan Nymph yang ada di Istana Orava menghampirinya.

“Ada Baginda Ratu Larissa di ruang tamu utama Istana Orava, Tuan Putri. Beliau menunggu Anda disana dan ingin segera menemui Anda, Tuan Putri Klevance,” ujar mereka serentak dan meminta Klevance agar segera datang ke ruang tamu utama Istana Orava milik Dewi Aegle untuk menemui Baginda Ratu Larissa.

Betapa terkejutnya Klevance mengetahui bahwa ibunya sudah berada di kediaman Dewi Aegle untuk menemuinya. “Ah, sial! Aku pasti terlalu lama berada di Istana Orava hingga ibu sendiri yang datang menemuiku disini. Bagaimana kalau dia curiga? Apa yang harus kukatakan padanya?” Klevance bertanya-tanya sendiri di dalam benaknya.

Namun dia segera memalingkan kepanikannya dan berusaha tetap tenang di hadapan para Healer dan Nymph yang ada di hadapannya. Tidak boleh ada satupun dari mereka yang tahu aku telah membawa seorang Lucifer dan mencoba menyelamatkan nyawanya di Istana Orava ini. Karena jika ketahuan bukan dirinya saja yang akan dihukum tetapi Dewi Aegle yang membantunya pun akan ikut diberi konsekuensi atas perbuatannya.

Dewi Aegle yang mendengar sedikit keributan di luar gudang segera keluar dan melihat keadaan di luar gudang. Dia sedikit terkejut saat keluar dan melihat banyak sekali Healer dan Nymph yang sudah mengepung gudang---menurut penglihatan dan asumsinya. Dia segera melirik Klevance yang berada tepat di sampingnya, “Klevance, mengapa banyak sekali Healer dan Nymph yang berdatangan dan mengepung gudang? Apa kita sudah ketahuan?” bisiknya dengan Klevance.

Klevance menggeleng pelan, “Tidak, maksudku belum. Tapi mungkin akan, jika kau terus bersikap mencurigakan seperti ini. Diamlah sebentar, Aegle!” Klevance balas membisik Dewi Aegle dan memintanya untuk bersikap normal seperti biasa agar tidak dicurigai.

Klevance melirik Dewi Aegle untuk memberikan isyarat kepadanya untuk diam dan mengikutinya saja bersama para Healer dan juga para Nymph dengan tenang. Klevance dan Dewi Aegle segera meninggalkan gudang, Klevance tidak lupa untuk menggembok kembali gudang tersebut.

Saat sedang menggembok, Klevance memberikan sebuah pesan agar Lucifer itu bersikap tenang dan menunggunya kembali melalui telepati Bangsa Kegelapan. Lucifer itu diam saja dan Klevance tidak tahu apakah telepatinya berhasil atau tidak, karena ini kali pertamanya mencoba bertelepati dengan kaum Bangsa Kegelapan.

Tapi dia tidak punya banyak waktu dan juga bukan dalam keadaan yang bisa memastikan hal itu, dia pun segera berbalik arah dan menuju ke ruang tamu Istana Orava bersama yang lainnya.

Dalam perjalanan menuju ruang tamu Istana Orava, Dewi Aegle kembali bertanya kepada Klevance mengenai situasi saat ini. “Sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini, Klevance? Mengapa banyak sekali Healer dan Nymph di depan gudang? Dan untuk apa kita kembali ke Istana Orava sekarang?”

Klevance malas dengan sifat ingin tahu dan keras kepalanya Dewi Aegle. Bukankah sudah dirinya katakan sebelumnya untuk tetap diam dan ikuti saja dia dengan tenang? Tapi tetap saja Dewi Aegle menghujaninya dengan banyak sekali pertanyaan. Klevance menghelakan napas berat. Dia memutar bola matanya malas.

“Ratu Larissa datang ke Istana Oravamu. Dia berada di ruang tamu utama saat ini, dan kita akan menemuinya sebentar lagi,” tukas Klevance singkat dan dengan nada datar.

Jawaban Klevance yang singkat itu cukup untuk membuat Dewi Aegle menganga saking terkejutnya. Dewi Aegle pun tidak mengatakan sepatah katapun ataupun mengajukan pertanyaan-pertanyaan lagi kepada Klevance. Dia sedang memikirkan alasan yang tepat untuk keberadaan Klevance yang sangat lama ini di Istana Orava miliknya.

Klevance tersenyum kecil melihat reaksi Dewi Aegle yang seperti itu.

***

Dua orang prajurit khusus Ratu Larissa berdiri tegak dan siap siaga di samping kanan dan kiri dirinya. Mereka mengenakan zirah mengilap sewarna perak keemasan, di pundak mereka tersampir jubah panjang berwarna abu-abu tetapi tetap tidak menutupi sayap putih besar yang menjulang tinggi pada bagian tubuh belakang mereka.

Klevance memang tidak paham posisi para prajuritnya sekarang ini, karena jujur saja dia baru melihat dua prajurit ini mendampingi ibunya. Tapi dilihat dari model pakaian dan kerumitan ukiran yang menghiasi zirah mereka, sepertinya kedua Bidadara ini bukan prajurit biasa.

Salah seorang di antara mereka menghampiri Klevance dan Dewi Aegle untuk menyambutnya lalu menuntun jalan kearah Ratu Larissa yang sedang duduk sambil memandangi lukisan di ruang tamu utama Istana Orava. Mendengar jejak kaki yang semakin mendekat kearahnya, Ratu Larissa membalikkan badannya dan menoleh kearah mereka.

“Apa kabar putriku, Klevance?”

Klevance tersenyum hangat saat melihat ibunya tetapi ada sedikit kecemasan juga dalam benaknya. “Tentu saja masih hidup, Ibu,” ucapnya sambil tertawa meledek ibunya.

Ratu Larissa terkekeh mendengar jawaban Klevance yang sedikit menyindir dirinya itu. Tapi dia sama sekali tidak marah ataupun kesal pada Klevance. Dirinya sudah sangat hafal dengan karakter putri tunggalnya itu.

“Ah benarkah putriku masih hidup? Lantas mengapa dia tidak langsung mengunjungiku selaku ibu yang melahirkannya, di Istana Lismore tempatku?” Ratu Larissa kembali meledek Klevance dan balas menyindirnya.

“Uhmm, apakah kau akan tahu putrimu masih hidup jika yang dikunjunginya setiba di Ibukota Irish adalah sahabatnya dan bukan ibunya. Apa kau akan tahu, Aegle?” tanyanya sambil menatap Dewi Aegle. Kini dia tidak hanya menyasar Klevance seorang tetapi Dewi Aegle juga ikut terkena imbas sindirannya.

Klevance sedikit risih dan juga sedikit kesal melihat ibunya yang bersikap seperti itu. “Oh, ayolah bu! Yang benar saja, masa kau menyindir seorang Dewi karenaku! Lagipula ini tidak ada hubungannya dengan Aegle, ini murni salahku,” ujar Klevance meluruskan kebenarannya dan membela Dewi Aegle.

Ratu Larissa mengernyitkan alisnya, tidak yakin dengan alasan putrinya itu.

“Lalu kapan kau berniat menemuiku jika aku tidak kemari?”

“Secepatnya, ibu,” jawab Klevance singkat dan mencoba membuat ibunya tidak mencurigai apapun padanya.

Ratu Larissa menghelakan napasnya. “Cobalah untuk lebih peduli dengan ibumu Klevance. Jangan terlalu dingin seperti itu denganku.”

Klevance hanya mengangguk mengiyakan perkataan Ratu Larissa dan tidak mengatakan apapun lagi padanya.

Ya… yang benar saja Klevance. Bagaimana ibumu tidak menganggap dirimu sebagai anak yang dingin dan tidak peduli pada ibunya? Responmu saja seperti ini.

“Ibu tahu darimana aku berada disini?” tanya Klevance kemudian, memastikan ibunya datang kemari hanya untuk menemuinya dan bukan karena menemukan sesuatu yang ganjil disini.

“Insting seorang ibu itu sangat kuat, sayang,” jawab Ratu Larissa mengelak dengan lembut agar Klevance terkelabuhi dan percaya pada jawaban yang dilontarkannya.

Bukan Klevance namanya jika langsung percaya begitu saja. Dia sama sekali tidak mempercayai jawaban ibunya itu. “Ayolah bu jangan berbohong seperti itu. Darimana kau tahu aku sudah sampai di Ibukota Irish dan berada di Istana Orava ini?”

“Kau ini ya, tidak percaya sekali pada ibumu! Aku berkata jujur padamu, Klevance. Yaa… walaupun tidak sepenuhnya.” Ratu Larissa tertawa kecil saat mengatakan itu.

Klevance terus menatap tajam mata ibunya sampai Ratu Larissa mau berkata yang sejujurnya pada dirinya. Dia menatap Ratu Larissa dengan pandangan yang ragu terhadap diri ratu. Ratu Larissa sedikit terintimidasi dengan tatapan Klevance itu dan akhirnya berkata yang sebenarnya kepada dirinya.

“Baiklah-baiklah. Aku tahu kau sudah sampai di Ibukota dari Paman Jerico, sayang.”

-Bersambung-

chasalla16

*Note* Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan. Aku ingin meminta tolong kepada kalian jika menyukai ceritaku tolong memberikan ulasan terhadap karyaku ini ya dan tambahkan juga ke koleksi kalian agar tidak ketinggalan update!^^ Feel free untuk memberikan saran dan komentar kalian juga^^Dan jangan lupa untuk menshare cerita ini jika menurut kalian cerita ini menarik^^ Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, sekali lagi, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^ Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 8 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^ Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^ Salam hangat Chasalla16

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status