Share

Bab 2 : Pertikaian dan Rasa Bersalah

Setelah beberapa saat hening. Jump menatap tajam Thana yang masih berdiri berhadapan dengannya.

"Apa kau harus berkata seperti itu?"

Thana menaikkan salah satu alisnya saat mendengar perkataan dingin Phan dan melepas kontak mata antara dirinya dengan Jump.

"Lalu? Aku harus berkata seperti apa? Bukankah aku mengatakan sebuah fakta?"

Kata-kata sinis Thana membuat Jump melayangkan tinjunya. Menyebab Thana terjatuh di atas sofa. Dengan Jump yang menindihnya juga mencengkeram erat kerah baju Thana.

"Jummest Ludakorn!" 

Teriakan itu tidak diindahkan oleh sang empu. Dia tetap fokus dengan Thana yang menatap marah dirinya. 

"Lepas!"

Thana berkata tenang namun netranya mengatakan kemarahan yang besar.

"Aku bilang lepas!"

Jump tetap tidak bergerak. Dan itu membuat Thana semakin berang.

"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau meminta maaf kepada adikmu."

Tidak ada yang bereaksi saat mereka semua mendengar perkataan Jump yang menyiratkan kemarahan mendalam.

"Mau mati?" 

Dengan seringainya Thana membalik keadaan. Dan akan melayangkan tinjunya namun Phan dengan cepat menghentikannya.

"TIDAK BISAKAH KALIAN DUDUK TENANG DAN MEMBICARAKAN INI DENGAN KEPALA DINGIN?!" 

Teriakan menggelegar Phan memenuhi seluruh penjuru rumah dan menyentak keduanya. Membuat mereka tiba-tiba menurut dan duduk rapi dengan kepala menunduk. Karena difikiran mereka hanya ada satu, yaitu Phan yang kali pertamanya berteriak penuh emosi kepada B2F2 member.

"Jika kalian terus melakukan pukulan juga melontarkan kata-kata sinis apakah masalah bisa terselesaikan? Juga, pertunjukan yang tinggal menghitung hari. Kalian ingin babak belur dan membuat semua orang khawatir?"

Masih menunduk, mereka mendengar perkataan Phan dan bergilir mengucap maaf dengan suara lirih. Membuat pemuda berhati malaikat itu mengangkat salah satu tangannya untuk menghentikan acara permintaan maaf mereka.

"Thana, Jump. Jangan berkata kasar. Walau kalian seumuran, bahkan walau kita seumuran. Harus tetap sopan. Sekarang minta maaf. Dan berbaikan, okay."

Keduanya menurut saat Phan menasehati mereka dengan tutur kata yang lembut. Membuat hati mereka tenang dan mendinginnya suasana yang sempat memanas.

"Aku sudah mengatakan kepada Lion. Kalau saja New pergi ke studio."

Phan masih bertutur kata lembut saat mengatakan itu. Membuat mereka semakin menunduk dan kembali mengucapkan permintaan maaf. Phan hanya tersenyum menanggapi itu.

"Terima kasih." 

Phan kembali tersenyum lembut saat mengatakannya dan beranjak untuk mengambil kotak P3K.

Sedangkan Lion yang mendapat pesan dari Phan langsung saja bergegas menuju studio yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah mereka. 

Tiba di studio mereka bersikap seperti biasa, tidak ingin menarik perhatian dengan sikap mereka yang sebenarnya panik juga khawatir. 

Masuk di ruang vokalis utama, akhirnya mereka bisa menghela nafas lega juga prihatin saat melihat pemuda dengan senyum cerah itu sedang latihan bersama dengan pelatih.

"New."

Panggilan Lion tidak didengar oleh New dan membuat Krist yang sejak tadi di sampingnya tertawa mengejek.

"Dek?"

"Eh? Kakak?"

Lion menatap sinis Krist yang masih memasang wajah mengejeknya. Juga mencibir New yang menanggapi panggilan Krist dengan suara cerianya. Sedangkan dirinya diabaikan.

"Oh? Jadi begitu? Saat kak Krist panggil adek langsung jawab? Terus dipanggil sama kak Lion adek abaikan?"

Krist yang mendengar perkataan Lion terbahak karena tidak bisa lagi menahan tawanya, sedangkan New menatap bingung Lion.

"Kakak Singa panggil adek?"

Dan pertanyaan New semakin membuat Krist terpingkal-pingkal membuat Lion kesal dan meninju bahu Krist. Membuat pemuda itu meringis menahan sakit dan menendang tulang kering Lion.

"Aw. Aw. Aw. Sakit Krist."

Lion memekik dengan tangan yang memegang tulang keringnya dan meloncat-loncat akibat keseimbangannya buruk.

"Rasakan. Kau fikir tinjuanmu tidak menyakitkan."

Perkataan sinis Krist semakin membuat Lion kesal, sedangkan New hanya menatap malas kedua pemuda yang lebih tua darinya.

"Kakak ini kapan akurnya sih? Coba sini New lihat kaki kakak Singa."

New berkata datar dan mendekati Lion yang semakin kesal lantaran panggilan New untuknya.

"Oh. Tendangan kak Krist keren juga. Kaki kakak Singa sampai lebam."

Usai melihat lebam kaki Lion, New beranjak. Mengambil salep dari kotak P3K dan memberikannya kepada Lion.

"Kemana saja kau pagi ini, hm? Kau membuat semua orang khawatir."

Setelah mereka duduk, juga kaki Lion yang telah diberi salep. Krist bertanya dengan nada lembut. Tidak ingin menyakiti perasaan yang lebih muda.

"Maaf kak. Aku hanya melakukan hal yang rutin aku lakukan setiap pagi."

Lion juga Krist saling berpandangan dan mengangkat alis. Melihat itu New kembali membuka suara dan membuat kedua pemuda tampan itu mengangguk mengerti.

"Olahraga di taman dekat distrik."

"Lalu. Kenapa kau pulang terlambat?"

"Itu. New bertemu dengan kak Joss yang juga olahraga disana. Dan kak Joss mentraktir New makan dessert di kedai."

Ujar New malu. Bahkan telinganya memerah saat mengatakan itu dengan kepala tertunduk.

"Astaga!"

Teriak Lion dan Krist.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status