Share

Oke

Penulis: Rumi Cr
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-29 08:00:48

"Kita menikah saja, Nadia. Kamu setujui saja, apa yang diminta Mama Riska dan istriku, Adelia." Bryan menatap dengan penuh harap.

"Astaga! Apa kau sudah gila, Yan!" Sentak Nadia menatap tajam pria di hadapannya.

"Kita bertiga bisa pergi ke Singapura atau Australia untuk program bayi tabung. Jadilah, ibu pengganti untuk anakku dan Adelia," lanjut Bryan seolah tak perduli dengan tanggapan Nadia barusan.

Nadia menggelengkan kepala, yang itu, artinya penolakan untuk kedua kalinya pada permintaan Bu Riska dan Bryan barusan.

"Setelah kupikir dengan baik. Mungkin, ini ... bisa menjadi jalan menebus kesalahanku padamu dulu, Dia." Bryan berkata dengan serius, tatapan matanya penuh harap.

"Enggak usah aneh-aneh, Yan. Tenang saja, masalah utang kami, akan segera aku usahakan sama Mas Sharman untuk membayar. Kamu enggak usah ikut campur memintaku untuk menikah denganmu."

"Utang, utang apa?" tanya Bryan menatap Nadia heran, karena Adelia tid
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SAHAM 50 PERSEN    Dikabulkan

    "Apakah kamu belum nyaman, kalau aku berada di dekatmu, Dia? Kok, sepertinya setiap saat aku mesti mengingatkanmu bahwa kamu juga istriku. Kamu memiliki hak yang sama seperti Adelia.""Kamu tahu, Yan. Yang kutakutkan dalam hubungan kita bertiga. Aku merasa nyaman, dan akhirnya aku serakah. Kau pasti tidak lupa, sedekat apa kita, dulu ...."Dan, rasa nyaman yang dulu kurasakan, mulai aku rasakan kembali, Yan. Ketika kamu sering berkunjungiku. Kita pergi memeriksakan Twins selayaknya suami-istri pada umumnya."Tapi, aku selalu mengingatkan hatiku. Kamu adalah milik Adelia. Kalian pasangan suami-istri yang sebenarnya. Hadirku hanya pelengkap, dan itu pun, sekarang tak lagi. Alasanku masuk dalam rumah tangga kalian, karena Twins. Sekarang yang menjadi alasan sudah tidak ada lagi.""Baby Rai dan baby Yan bisa menjadi alasan untuk kita tetap bersama, Dia. Kita berikan keluarga yang utuh pada mereka berdua.""Maafkan aku, Yan. Saat aku memintamu

  • SAHAM 50 PERSEN    Yang Kutakutkan

    Diskusi malam di rumah orang tuanya, langsung ditindaklanjuti oleh Bryan keesokan harinya. Berdua Nadia, ia bertandang ke kantor Pak Ilham, pengacara keluarga Narendra. Tentunya Pak Narendra sudah mendiskusikan via telepon maksud kedatangan putra bungsunya ke kantor pengacara handal tersebut.“Baik, Mas Bryan, Mbak Nadia,” ucap Pak Ilham tenang sembari membetulkan kacamata yang bertengger di ujung hidungnya. “Kita nanti akan mengajukan permohonan penetapan anak. Ini, sesuai jalur hukum yang tepat. Mengingat almarhumah Mbak Septi tidak memiliki suami sah, dan identitas ayah biologis bayi-bayi ini tidak diketahui.”Nadia menyimak saksama, sesekali ia melirik ke arah suaminya yang terlihat serius menyimak penjelasan pengacara keluarganya itu. "Apa saja yang perlu kami siapkan, Pak?” tanya Bryan kemudian.“Pertama, surat keterangan kematian Mbak Septi,” jawab Pak Ilham, menunjuk daftar di laptop. “Kedua, surat keterangan dari kelurahan yang menyatakan bahwa ke

  • SAHAM 50 PERSEN    Ini, Takdir ...

    Mati-matian Nadia menahan air matanya yang nyaris tumpah. Sekali lagi, terlintas kenangan saat ia menatap Twins dalam tampilan 4 dimensi ketika pemeriksaan terakhirnya 2 minggu yang lalu.Alinka menggenggam tangan Nadia, seolah paham isi hatinya. Ia pun tahu betapa luka kehilangan bisa menggores dalam. “Bagaimana kabar Raihan dan Rayyan?” tanya Alinka, mengalihkan pembicaraan.“Hari ini, aku telah sempurna sebagai ibu susu untuk mereka berdua, Alin. Sebenarnya kami belum sempat kemari karena selama sepekan ini, konsultasi dengan dokter supaya aku bisa menyusui Raihan dan Rayyan.""Masyaallah, Nay ...."Nadia mengangguk pelan. “Alhamdulillah. Berkat dukungan dokter dan proses induksi laktasi, aku bisa memberi ASI pada baby Rai dan baby Yan. Rasanya seperti mendapat keajaiban.”Alinka tersenyum hangat. “Ini takdir, Nay. Dua malaikat kecil itu, kehilangan Septi, ibu yang mengandungnya. Dan kau, hadir sebagai pengganti ibu mereka." Alinka per

  • SAHAM 50 PERSEN    Muara

    Selepas salat Maghrib, Bryan sudah bersiap menemani Nadia berkunjung ke rumah Devan dan Alinka, sebagaimana janji Nadia pada Alinka sore tadi. Mereka berdua datang khusus untuk melihat keponakan Bryan, cucu perempuan pertama keluarga Narendra. Yang kehadirannya tentu menjadi pelipur lara, atas kembalinya Twins ke haribaan Illahi.Bryan memarkirkan mobil di depan rumah mewah kakaknya, rumah bergaya modern yang dipercantik taman bunga dan ayunan di depan teras. Ada gasebo di dekat air terjun buatan yang nampak cantik oleh cahaya kekuningan dari lampu taman yang dipasang di sepanjang pagar samping rumah.Begitu pintu terbuka, aroma bedak bayi bercampur wangi minyak telon menyambut mereka, menyiratkan kebahagiaan hadirnya princes Devan Narendra dalam istana kakak ipar Nadia tersebut.Devan berdiri di ambang pintu dengan senyum lebar. “Akhirnya kalian datang!” serunya sambil memeluk Bryan. Pria itu, menoleh ke Nadia dengan ekspresi lembut. “Bagaimana kabarmu, N

  • SAHAM 50 PERSEN    Anak Kita

    Nadia segera berkonsultasi dengan dokter kandungannya. Ia menjelaskan niatnya untuk menyusui Raihan dan Rayyan melalui prosedur induksi laktasi. Dokter menjelaskan dengan detail prosedurnya, mengingat Nadia baru saja mengalami persalinan, tubuhnya masih merespons hormon menyusui, yang akan menjadi keuntungan besar dalam proses ini. Ini adalah peluang langka yang tidak dimiliki oleh setiap wanita yang ingin menginduksi laktasi.Dengan dukungan medis yang intensif, resep obat, suplemen, dan bimbingan ahli laktasi serta praktik relaktasi yang gigih, tubuh Nadia mulai kembali menghasilkan ASI. Lima hari pertama menjadi perjalanan emosional dan fisik yang melelahkan. Ia harus memompa ASI setiap dua jam, bahkan di malam hari, demi menstimulasi produksi. Teknik skin-to-skin dengan Raihan dan Rayyan menjadi rutinitas wajib, di mana ia akan memeluk mereka erat ke dadanya, merasakan kehangatan tubuh mereka, dan berharap sentuhan itu bisa memicu hormon oksitosin.Pelukan panj

  • SAHAM 50 PERSEN    Baby Rai–Baby Yan

    Tiga hari setelah dinyatakan kondisinya stabil, dokter memperbolehkan Nadia pulang. Sebagai istri kedua Bryan, sudah sewajarnya ia kembali ke rumah Narendra. Namun, hatinya bersikeras kembali ke rumahnya sendiri, ia teringat kedua putra Septi, Raihan dan Rayyan, yang kini menjadi anak angkatnya.Di kamar VVIP di mana Nadia dirawat, nampak Bryan adu pendapat mengenai rencana istrinya ingin tinggal di rumahnya saat ini. Bryan yang duduk di sofa, menatap penuh kekhawatiran pada Nadia. Rasa yang tak bisa disembunyikan, karena tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada wanitanya itu. “Aku ingin tinggal di rumahku, Yan,” ucap Nadia pelan, suaranya masih sedikit serak. “Nanti barangku biar diambil Mas Sharman. Kamu bisa tenang kembali ke Malang untuk mendampingi Adelia.”Bryan menggeleng, sorot matanya sendu menatap wanita yang sangat ia cintai. “Aku akan menemanimu sampai kesehatanmu pulih, Dia.”Nadia tersenyum tipis. “Aku sudah pulih, Yan. Pulanglah ke Malang, Adelia lebih butuh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status