Home / Romansa / SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI / Bab.4 sesuatu yang tidak biasa

Share

Bab.4 sesuatu yang tidak biasa

Author: 3traTigatra
last update Last Updated: 2021-07-12 09:47:11

Setelah tiba di rumah Amara menyandarkan tubuh nya di sofa untuk beberapa saat untuk melepas lelah nya dan kemudian ia bergegas menyiapkan makan malam nya, bagi sebagian orang mungkin kehidupan yang ia jalani benar-benar tidak menarik kehidupan yang monoton dengan rutinitas yang sama tiap hari nya. Setelah pulang kerja atau pada saat hari libur,  Ia akan lebih senang menyendiri dirumah di banding harus berkumpul dengan orang lain untuk menghabiskan waktu.

Setelah makan malam dan saat ia hendak memejamkan mata ia teringat kartu nama sang Pemberi Informasi, ia pun bergegas bangun meraih tas nya mencari kartu nama itu.  

"Gaung Sam!" Ucap nya, ia terdiam beberapa saat memegang erat kartu nama itu, ada rasa penasaran yang menganjal tentang sang Pemberi Informasi, ia pun mengirim pesan singkat pada nomor yang tertera pada kartu nama itu

"Bagaimana kau tau aku sedang menghadapi masalah dan bagaimana kau tau siapa nama ku?" 

Sang Pemberi Informasi hanya mengirim balasan emo tersenyum tanpa ada kata

"Sudah lah jika kau tak ingin menjawab." Balas Amara kembali ia pun meletakan hp nya dan menggerutu pada dirinya sendiri

"Ya terus lah seperti itu, mungkin akan lebih baik."

Malam ini, ia sulit memejamkan mata, ia pun bangkit dan melangkah ke ruang kerja menghabiskan waktu sepanjang malam dengan membaca laporan keuangan TNcorp 

***

Ke esokan hari nya Amara seperti biasa menjalan kan aktivitas nya. Hari terakhir kerja untuk minggu ini, situasi yang sama masih harus dihadapkan dengan tumpukan kertas dalam ruangan nya.

"Eva." Panggil Amara meminta sekretaris nya untuk masuk kedalam ruangan nya. 

"Apa yang bisa saya bantu nona?" Tanya Eva saat telah berhadapan dengan Amara

"Tolong Atur jadwal pertemuan saya minggu depan. Awal minggu dengan sang Pemberi Informasi senin pagi dan kemungkinan akan diadakan rapat dengan para manajer. Selain dua pertemuan itu tolong, undur yang lain kecuali benar-benar mendesak." Ucap Amara menegaskan

"Sang Pemberi Informasi?" Tanya Eva tersenyum

"Ya." Jawab Amara singkat, melihat senyum Eva yang sedikit tidak biasa Amara lanjut bertanya "Ada apa?"

"Tidak non, apa ada yang lain? jika tidak ada yang masih ingin disampaikan saya permisi dulu." Ucap Eva bergegas pergi

Amara hanya menatap tingkah konyol Eva Lalu berkata "Apa yang membuatnya begitu bahagia dan penuh semangat?" Lalu Amara  tersenyum sinis

Amara melanjutkan membaca laporan di meja kerjanya. Beberapa kali ia menghembus napas dalam dan memijat pelan pada tengah Alis nya. Sejam kemudian tiba-tiba Hp nya berdering, ia meraih Hp itu dan melihat ada pesan singkat dari Misterius nama yang ia gunakan untuk sang Pemberi Informasi.

"Jika kau sempat temui aku sore ini!" Bunyi pesan singkat dari sang Pemberi Informasi.

"Ya, dimana?" Jawab Amara

Sang Pemberi Informasi mengirim alamat dan waktu mereka akan bertemu.

Amara kembali meletakan Hp nya dan dengan penuh semangat melanjutkan menghabiskan waktu dengan membaca laporan.

Pukul 17:00 mobil Amara berhenti di depan sebuah rumah, sesuai alamat yang dikirimkan sang Pemberi Informasi pada nya,  ia sedikit ragu untuk turun dari mobil nya saat melihat halaman rumah itu dipenuhi hiasan ulang tahun. Ia pun meraih Hp nya dan mulai menghubungi sang Pemberi Informasi.

"Saya telah tiba di alamat yang Anda kirim, tapi mungkin saya salah karena saya berhenti tepat didepan sebuah rumah yang halaman nya dipenuhi hiasan ulang tahun." Ucap Amara saat mendengar panggilan teleponnya terhubung.

"Tunggu sebentar aku akan menghampiri mu." Kata sang Pemberi Informasi  mengakhiri panggilan nya 

Tak berapa lama sang Pemberi Informasi menghampiri mobil Amara. Ia mengetuk kaca jendela dan Amara pun keluar dari dalam mobil nya.

"Ayo, silahkan masuk." Ucap Pemberi Informasi dengan santai dan tersenyum

"Bukan kah kita seharus nya membicarakan tentang masalah pekerjaan?" Tanya Amara memastikan

"Tidak. Aku meminta mu untuk menghadiri acara ini." Jawab Pemberi Informasi 

"Maaf, saya tidak terbiasa dan sebaiknya saya tidak disini dan saya berharap Anda tidak melibatkan saya untuk masalah pribadi Anda." Kata Amara

"Aku harap kau menolong ku, keluarga ku menginginkan hari ini aku membawa seseorang, awal nya ku menolak. Tetapi kesehatan nenek tiba-tiba memburuk hingga terpaksa ku menghubungi mu." Kata Pemberi Informasi menjelaskan

"Saya tidak bertanggung jawab atas  kehidupan pribadi Anda, sebaiknya Anda mencari orang lain." Ucap Amara ketus dan kembali membuka pintu mobil nya saat ia ingin masuk

"Jika Anda tidak menolong ku, maka lupakan kerja sama kita." Ucap Pemberi Informasi menegaskan. Perkataan sang Pemberi Informasi  itu menghentikan langkah Amara

Amara kesal mendegar pernyataan sang pemberi informasi dan saat Amara hendak menjawab tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri mereka dengan raut wajah kawatir

"Ga, cepat masuk nenek kembali menanggis histeris memanggil mu, nenek terus meminta bertemu dengan wanita mu." Ucap wanita itu menarik tangan Pemberi Informasi agar bergegas masuk

Amara yang melihat itu, menarik napas dalam mengingat perkataan sang Pemberi Informasi tadi. Ia pun menutup kembali pintu mobil nya dan mengikuti langkah Pemberi Informasi tiba di depan pintu Amara menghentikan langkah nya tak tahu apa yang harus ia perbuat sang Pemberi Informasi entah dimana.

Ia pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah ketika mendengar suara teriakan seorang wanita.

" Pergi, aku hanya ingin bertemu wanita mu, jika ku mati jangan pernah menyentuh mayat ku kalau kau belum membawa wanita mu." Ucap seorang nenek di sela-sela tanggis nya

"Bu, ibu tenang Gaung pasti akan membawa wanita nya." Ucap wanita separuh bawa ingin menenangkan wanita di kursi roda itu

"Aku tak lama lagi, apa salah nya cucu ku yang keras kepala ini menuruti ke inginan ku untuk yang terakhir." Kata nenek itu pilu

Amara yang tak tega melihat nenek itu lalu mendekat dan duduk disamping nenek itu mengenggam tangan nya lalu berkata dan tersenyum.

"Nek, apa kabar? Aku Amara."

Semua mata menatap Amara heran, Gaung pun tak bisa berkata

"Siapa kamu, aku tidak mengenal mu kenapa kamu disini." Ucap nenek sewot

"Aku disini karena keinginan nenek, bukankah nenek yang meminta ku datang." Ucap Amara  tenang dan kembali tersenyum.

"Kapan? Aku tak mengingat kapan aku mengatakan itu." 

"Kalau begitu aku akan segera pergi, Tetapi aku harap nenek tidak lagi mempersulit Gaung." Ucap Amara berpamitan

Nenek menatap Gaung, meminta penjelasan dengan tatapan matanya

"Sudah lah, nenek tidak menginginkan kedatangan mu, ayo kita pergi." Kata sang Pemberi Informasi menghampiri Amara dan mengenggam tangan nya

"Apa Dia wanita mu?" Tanya nenek memastikan

Amara dan Pemberi Informasi hanya saling menatap tanpa kata. Tiba-tiba wanita yang memanggil Gaung berkata

"Hai, maaf tadi tidak mempersilahkan mu masuk."

"Ya tidak masalah, maaf aku masuk tanpa permisi." Balas Amara tersenyum 

"Ayo, kita pergi." Kata sang Pemberi Informasi mulai menarik tangan Amara

"Kata siapa kau boleh membawa nya pergi! Apa dia milik mu?" Ucap nenek sewot dengan segera menarik tangan Amara

"Ya, dia milik ku." Kata Pemberi Informasi menegaskan dengan mengejek nenek

"Aku ingin bicara dengan nya, lepaskan tangan mu." Ketus nenek

Amara hanya terdiam, nenek mengenggam salah satu tangan nya dengan erat dan sang Pemberi Informasi juga melakukan hal yang sama. Ia benar-benar berada diantara keegoisan nenek dan cucu nya.

Tak lama setelah nenek dan Pemberi Informasi saling membalas kata, merekapun tertawa

"Sudah, kau hanya akan membuat nya binggung. Ajak dia makan dan biarkan nenek bicara pada nya setelah itu." Kata nenek di sela-sela tawanya melepas tangan Amara

Sang Pemberi Informasi tersenyum dan menarik tangan Amara keluar dari kamar nenek

"Terima kasih. Aku akan menjelaskan nya nanti." Bisik Pemberi Informasi 

Amara hanya mengangguk dan mengikuti langkah Pemberi Informasi.

Beberapa saat setelah makan Amara kembali ke kamar nenek di dampingi sang Pemberi Informasi lalu mereka mulai mengobrol sebentar, nenek mengajukan beberapa pertanyaan yang membuat Amara binggung untuk menjawab melihat raut wajah Amara nenek akhirnya berkata dengan kecewa

"Sudah malam kau mungkin lelah, pulanglah nenek menunggu kedatangan mu besok untuk menjawab semua pertanyaan nenek."

Amara tersenyum dan berkata. "Iya nek." Lalu ia pun berpamitan pulang. Sang Pemberi Informasi mengantar nya ke depan saat ia hendak masuk ke dalam mobil sang Pemberi Informasi berkata

"Maaf dan terima kasih banyak Aku akan menghubungi mu dan menjelaskan pada mu nanti."

Amara hanya tersenyum dan bergegas pergi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 21 anak ku Prioritas ku

    Amara yang teburu-buru membuat para karyawan merasa heran, Amara Daft dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana juga disiplin, entah apa yang membuatnya tiba-tiba meninggalkan kantor tanpa memperdulikan meeting yang masih berlanjut dengan para manejer.Gaung Sam yang juga melihat tingkah aneh Amara Daft dengan wajah sedikit memuat bergegas mengejarnya, firasatnya mengatakan apa yang terjadi berhubungan dengan putri mereka. Saat keluar dari pintu kantor Amara Daft sudah berlalu dengan mobilnya, Gaung Sam segera menghubungi salah satu kenalannya yang bekerja di bandara untuk mengecek daftar penumpang untuk hari ini.Setelah itu Gaung Sam kembali keruang meeting untuk menyelesaikan pembahasan dengan para manejer***Pukul empat sore Amara tiba di kota A, kota dimana putri semata wayangnya melanjutkan studi, ia bergegas menuju klinik asrama Putrinya setelah menghubungi guru pembimbing akademi.Hampir sejam perjalanan Amara tiba di Klinik asrama d

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab. 20 kekawatiran yang membebani

    Saat meeting Sang Pemberi Informasi sering kali mencuri pandang pada Amara Daft. Amara Daft sama sekali tifak memperdulikan kehadiran Sang Pemberi Informasi, ia hanya fokus pada pembahasan meeting saat itu dan berharap masalah TNcorp bisa cepat terselesaikan agar ia dapat segera mengakhiri kerjasama bersama Sang Pemberi Informasi.Waktu menunjukan pukul dua belas siang hari meeting bersama para manejer dan Sang Pemberi Informasi diakhiri dengan perjamuan makan siang bersama, Eva mempersilahkan semua untuk menyantap makan siang yang telah tersedia sebelum mereka melanjutkan kegiatan mereka pada saat itu. Amara Daft memilih kembali ke ruang kerjanya dan menyantap makan siangnya disana, ia ingin menghindari Sang Pemberi Informasi, namun tanpa ia sadari Sang Pemberi Informasi mengikuti langkahnya keruangan kerjanya dan membuat Amara Daft tudak bisa lagi menghindarinya."Apa kau harus seperti ini? Jika kau pikir kau dapat menghindari ku, maka ku pastikan pada mu, aku akan menca

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.19 menghindarpun tak bisa

    Kisah pahit yang selalu ingin dilupakan Amara Daft, cerita dibalik perjalanan hidupnya yang membuat Amara berjuang keras menjalani hari-hari dengan menyibukan diri dengan larut dalam dunia kerjanya hingga ia melupakan semua kenangan pahit untuk kesalahan yang telah ia perbuat di masa lalu..Tok ... tok ...tok ...Suara ketukan dari balik pintu ruang kerja Amara membuatnya tersentak kaget dan tersadar akan lamunan pahit yang masa lalunya."Iya, silahkan masuk.""Maaf Non, rapat sepuluh menit lagi akan di mulai," ucap Eva saat tiba di hadapan meja Amara"Apa semua sudah berkumpul?" tanya Amara tersenyum pada Eva"Manejer pemasaran dan manejer keuangan belum hadir di ruang meeting, saya telah menghubungi mereka agar bisa segera hadir sebelum jadwal yang ditentukan untuk meeting hari ini," jawab Eva membalas pertanyaan Amara Daft"Baikla! Jika semua telah berkumpul tolong beritahukan pada ku agar aku juga bisa segera keruang meeting, sekarang kau boleh

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.18 Tuhan Berkehendak lain

    Malam hari nya Amara mulai menelpon Gaung."Orang tua dan Kakak ku, telah mengetahui kehamilan ku dan mereka menginginkan aborsi. Aku akan menghubungi mu lagi setelah aborsi telah selesai dilakukan." Ucap Amara saat mengetahui panggilannya terhubung. Amara pun mengakhiri panggilan nya tanpa mendengar jawaban dari Gaung***Dua hari kemudian setelah waktu aborsi di jadwalkan Kakak sepupu. Kakak mengantar Amara kerumah Kakak sepupu untuk bersama-sama ke rumah bidan senior yang akan melakukan tindakan aborsi, pukul sepuluh mereka tiba di rumah bidan Jean. Saat bidan Jean melihat kedatangan kami, Amara di ajak masuk ke dalam ruang pemeriksaan dan diminta untuk berbaring diatas ranjang pemeriksaan. Semua telah di persiapkan, sepuluh menit kemudian bidan Jean, memasukan alat dan obat untuk melakukan tindakan aborsi, hampir setengah jam Amara berbaring diatas ranjang menahan rasa sakit." Sudah selesai, kita tunggu paling lambat dua kali dua puluh empa

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab 17 Terungkapnya Rahasia

    Hari berlalu serasa cepat, usia kandungan Amara hampir lima bulan. Suara bising mulai sayup-sayup terdengar di telinganya tentang kehamilannya. Amara seakan-akan menjadi sorotan semua mata dan menjadi bahan gunjingan, saat ia berada di lingkungan sekolah, entah dari mana dan siapa yang menyebar tentang kehamilannya.Amara mulai merasa tidak nyaman, ia pun mulai aktif membolos dan menghindari semua teman-teman sekolah dan juga tiga sahabat yang sejak kelas satu selalu bersama nya. Timbul kecurigaan pada Cuing karena hanya Cuinglah yang mengetahui cerita tentang kehamilannya.Rasa kecewa membuat Amara memilih tidak ke sekolah, hampir sebulan sudah Amara memilih mengurung diri di rumah. Amara beralasan sedang masa tenang sekolah, kadang pula Amara berpura-pura berangkat dan kembali lagi ke kamarnya mengurung diri.***"Ra, nanti siang tolong ke bank, transfer uang bulanan kakak-kakakmu." Perintah mama pada Amara melihatnya keluar dari kamar"Jam berapa, M

  • SANG PEMIMPIN DAN PEMBERI INFORMASI    Bab.16 Kenyataan Pahit

    Setelah tak lagi berkomunikasi Amara mulai kembali menghubungi Gaung. Saat ia mengetahui dirinya tak datang bulan, hanya dalam kurun waktu satu bulan, dalam dua kali berhubungan intim. Amara hamil, ia menyadari itu setelah selesai ujian semester."Malam ini kita harus bicara." Pesan singkat yang dikirim Amara pada Gaung"Apa masih ada yang perlu kita bicarakan!" Jawab singkat Gaung acuh tak acuh saat membalas pesan Amara "Ya, aku harap kau harus datang dan ini sangat penting." "Oke!"Pukul delapan malam Gaung sudah menunggu Amara di depan gang seperti janji mereka."Aku ada masalah." Ucap Amara saat telah berhadapan dengan Gaung."Masalah apa?" Tanya Gaung dengan raut wajah binggung tapi tetap cuek"Aku belum datang bulan.""Apa kau yakin dan apa hubungannya dengan ku?" Ucap Gaung seakan-akan tidak percaya untuk apa yang ia dengar dari bibir Amara"Sangat yakin, terakhir datang bulan dua minggu sebelum kit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status