Share

5. TETANGGA BARU

Malam semakin pekat, langit Busan tampak gemerlap dengan taburan bintang.

Sebuah Lexus merah baru saja memasuki kawasan apartemen Elit di tengah kota Busan.

Kedatangannya saat itu sudah di tunggu-tunggu seorang lelaki yang langsung menghadang langkahnya begitu si pemilik Lexus selesai memparkirkan Lexusnya di basement apartemen.

"Hai Yura, apa kabar? Lama kita tidak jumpa," sapanya pada seorang wanita bernama Yura itu.

"Kabar baik," jawab Yura tanpa melepas masker yang menutupi wajahnya saat itu.

"Apa kamu ada waktu? Aku ingin bicara, ini tentang Ayah," ucap lelaki itu lagi.

"Maaf Kak, mungkin jika kamu ingin membicarakan hal lain aku bisa mengajakmu bicara di apartemenku, tapi kalau cuma membicarakan tentang lelaki itu, aku tidak bisa!" ucap Yura dengan nada ketus. Dia langsung melangkah pergi.

"Yura, dengarkan aku dulu!" cekal lelaki bernama Seo Jun yang tak lain adalah kakak angkat Yura. Lelaki itu menggenggam lengan Yura.

"Ayah ingin bertemu denganmu. Penyakit Ayah semakin parah, apa kamu tidak ingin menjenguknya ke rumah sakit?" Seo Jun berusaha menyamai langkah Yura.

"Aku tidak punya waktu, aku sibuk!" jawab Yura menepis tangan Seo Jun, dia kembali melanjutkan langkahnya.

Seo Jun mendesah berat. Tapi dia belum ingin menyerah.

Setelah beberapa hari ini Seo Jun sudah berusaha menghubungi Yura, berharap Yura menyisihkan waktunya yang berharga itu untuk bertemu Seo Jun, namun pada akhirnya, Seo Jun justru harus kembali menerima kenyataan pahit dimana seorang Yura tetap bersihkeras pada pendiriannya semula.

Yura yang tidak mau menemui Ayahnya yang kini sedang sekarat di rumah sakit.

"Yura, dengarkan aku dulu," Seo Jun kembali menahan Yura.

"Lepas! Sudah kubilangkan, aku tidak perduli padanya. Kamu hanya menghabiskan waktumu jika datang kesini hanya untuk membahas masalah Ayahku," Yura kembali menepis tangan Seo Jun yang berhasil menahan lengannya.

"Aku sungguh tidak mengerti dengan sikapmu, Yura! Kamu benar-benar berubah sejak memutuskan terjun ke dunia hiburan. Kamu terlihat berbeda sekali sekarang! Kamu bukan lagi sosok Yura yang aku kenal dulu," Seo Jun benar-benar kecewa pada Yura. Ternyata dunia hiburan sudah membuat adik angkatnya itu lupa daratan hingga dia begitu tega pada Ayah kandungnya sendiri.

Yura menatap Seo Jun dengan tatapan sinis. Laki-laki itu selalu saja sok tahu. Pikir Yura dalam hati.

"Sudahlah, Kak. Aku lelah. Aku mau istirahat. Hari ini aku banyak sekali pekerjaan. Aku sedang tidak ingin berdebat." ucap Yura pada akhirnya. Dia membenarkan posisi masker yang menutupi wajahnya. Yura kembali melanjutkan langkahnya menuju apartemen pribadinya.

Mau bagaimanapun buruknya penilaian Seo Jun terhadap dirinya, Yura tidak pernah bisa untuk benar-benar marah pada Seo Jun.

Seo Jun hanya tidak tahu mengenai alasan yang sebenarnya mengapa Yura bersikap demikian pada sang Ayah, Yeon Jin.

Dan Yura berusaha untuk memaklumi hal itu.

"Ayahmu sakit Yura. Dia rindu padamu. Mungkin dengan kehadiranmu disisinya, itu bisa sedikit menjadi obat bagi penyakitnya," Seo Jun tetap mencoba untuk merayu Yura. Dia berharap hati wanita itu akan luluh.

"Kamu tidak tulikan? Sekali aku bilang tidak, tetap tidak. Bahkan jika dia matipun, aku tidak akan sudi untuk mendatangi pemakamannya. Aku pikir, penjelasanku ini sudah cukup untukmu," tegas Yura tetap pada pendiriannya semula.

Seo Jun sungguh tidak percaya. Yura memang sudah benar-benar berubah. Sepertinya, Seo Jun memang hanya membuang-buang waktunya disini.

"Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi Yura. Aku tidak akan mengganggumu lagi seumur hidupku. Aku kecewa padamu, Yura. Aku kecewa padamu,"

Seo Jun pergi saat itu juga meninggalkan Yura yang tertegun sendirian di depan gedung apartemennya.

Yura yang hanya bisa terdiam dan terus terdiam sambil berjalan pelan dengan tatapannya yang kosong.

Yura dan Seo Jun, tumbuh besar bersama.

Sejak ke dua orang tua Seo Jun meninggal karena sebuah kecelakaan. Ibu Seo Jun meninggal di tempat sementara sang Ayah sempat di rawat beberapa hari di rumah sakit. Hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya setelah dia mempercayakan kepengurusan Seo Jun pada sahabat baiknya Yeon Jin.

Sepeninggal ke dua orang tuanya, Seo Jun hidup bersama Yura dan Yeon Jin. Yeon Jin mengurus Seo Jun layaknya anak sendiri. Sama halnya seperti Seo Jun yang menganggap Yeon Jin keluarganya sendiri.

Yura dan Seo Jun saling menyayangi satu sama lain. Saling menjaga dan saling melindungi.

Sebagai seorang Kakak angkat Seo Jun paham batas-batas yang harus dia jaga terhadap Yura atas sikapnya. Seo Jun tidak pernah berbuat kurang ajar atau pun bicara kasar pada Yura.

Sikapnya yang baik, sopan dan penyayang membuat Yura nyaman di sisi Seo Jun.

Selama ini, Seo Jun selalu ada untuk Yura. Lelaki itu yang selalu hadir di sela-sela hari-hari Yura yang sulit dan penuh derita. Penuh drama. Penuh kepalsuan.

Bahkan di saat Yura tengah terpuruk pasca perceraiannya dengan Min Hyuk, hanya ada Seo Jun seorang yang selalu menyemangatinya.

Hingga pada saatnya, Yura pun mengetahui sesuatu.

Yakni tentang isi hati seorang Seo Jun selama ini.

Seo Jun yang ternyata diam-diam menyimpan perasaan lain terhadap Yura.

Lelaki itu sendiri yang mengakui hal itu pada Yura.

Seo Jun mengutarakan isi hatinya yang terpendam pada sang adik angkat setelah Yura bercerai dengan Min Hyuk.

Sayangnya, Yura menolak.

Sebab selama ini, Yura memang hanya menganggap Seo Jun sebagai seorang Kakak, tidak lebih.

Lagi pula, Seo Jun itu lelaki baik-baik, dia pantas mendapatkan wanita baik-baik juga. Yura hanya ingin Seo Jun hidup bahagia bersama wanita lain yang lebih layak untuknya.

Seo Jun berhak mendapatkan yang terbaik untuk hidupnya.

Lelaki itu sudah menjelma layaknya malaikat cahaya dalam hidup Yura yang penuh dengan kegelapan. Seo Jun ibarat pelangi dengan warna yang indah dalam kehidupan Yura yang selalu tertutup awan mendung yang berkabut. Seo Jun terlalu sempurna untuk Yura.

Jadi, Yura harus tahu diri.

Dia tidak ingin membebani Seo Jun lebih jauh.

Terlebih, Yura tidak ingin Seo Jun sampai mengetahui tentang profesi gelap yang selama ini Yura jalani.

Malam itu, Yura sampai di Apartemennya saat hari sudah larut malam.

Untung saja, malam ini dia bebas dari para pelanggannya. Malam ini dia bebas dari jadwal melayani para lelaki hidung belang yang biasa membookingnya Via internet. Karena jasa prostitusi O****e itu adalah jasa terselubung yang mengatasnamakan biro pencarian jodoh. Sehingga membuatnya aman dari lacakan kepolisian.

Dan lagi, siapa pemilik asli dari Website itu sendiri, Yura tidak pernah mengetahuinya. Tapi Yura yakin, kalau pemilik website itu yang pasti bukan orang biasa. Dia pasti orang yang memiliki pengaruh kuat di Korea. Itulah sebabnya, Yura harus sangat berhati-hati dalam bertindak. Karena dia yakin, setiap gerak-geriknya saat ini sudah ada yang memantaunya dari kejauhan.

Yura sadar betul, bahwa hidupnya sudah bukan lagi miliknya.

Dia benar-benar sudah terjebak.

Terjebak dalam kelamnya dunia pelacuran yang menjijikan.

Dan semua itu, tak lepas dari peran Yeon Jin, sang Ayah.

Tak terasa, air mata Yura menetes sampai membasahi masker yang menutupi wajahnya. Jika sudah mengingat segala tentang Ayahnya, Yura hanya bisa menangis.

Pada akhirnya.

Yura sadar bahwa dalam hal ini, dia hanyalah korban.

Yura hanya menjadi korban ketidakadilan. Saat sang Ayah terlilit hutang yang begitu besar pada seorang rentenir, hingga tega menjadikan Yura sebagai bahan pelunas hutang-hutangnya itu.

Yeon Jin menjual Yura kepada rentenir itu yang kembali menjualnya pada sebuah situs pelacuran terselubung dan terorganisir di Korea.

Jika Yura tidak bersedia menjalani apa yang sudah diperintahkan, maka nyawa sang Ayah dan nyawa Seo Jun akan menjadi taruhannya.

Dan saat ini, saat karir Yura perlahan mulai naik, Yura justru khawatir jika suatu hari nanti akan ada orang lain yang tahu atau memergokinya sedang menjalani tugasnya sebagai wanita panggilan. Yura jelas tidak mau karirnya hancur dalam sekejap mata. Maka itulah Yura kini menjadikan masker wajah sebagai busana wajibnya jika dia sedang berada di luar apartemennya atau di tempat-tempat umum. Yura hanya ingin menyembunyikan identitas aslinya dari dunia luar. Itu saja.

Yura baru saja menyeka air matanya dan kini dia sedang berkutat di depan pintu apartemennya saat seorang laki-laki tiba-tiba menyapanya dari belakang, laki-laki itu menyapanya menggunakan bahasa inggris.

"Excuse me miss, may I ask you for a moment? I am a new resident of this apartment," (Permisi Nona, bisa minta tolong sebentar? Saya penghuni baru apartemen ini) kata lelaki itu memperkenalkan diri.

Yurapun menoleh dan sempat tertegun untuk beberapa saat ketika tatapannya bertubrukan dengan tatapan seorang lelaki asing yang baru saja menyapanya itu.

Hingga setelahnya, diapun mengikuti langkah laki-laki itu yang ternyata tidak mengerti bagaimana cara memasukkan kode kunci apartemennya. Yura memberinya pengarahan hingga laki-laki itupun mengerti.

"OK, thank you, I understand now. Introduce my self, my name is Reyhan, what is your name?" (baiklah terima kasih. Aku mengerti sekarang. Perkenalkan namaku Reyhan. Namamu siapa?) ucapnya lagi seraya mengajak Yura untuk bersalaman.

Yura menerima jabatan tangan laki-laki bernama Reyhan itu, yang kini menjadi tetangga baru di apartemennya.

"My name is Yura,"

"Nice to meet you, I just came from indonesia," ucap Reyhan lagi.

Ke dua bola mata Yura langsung membulat saat dia tahu bahwa laki-laki ini berasal dari Indonesia. Yura pun langsung mengganti bahasa bicaranya ke bahasa Indonesia yang memang sudah dia kuasai dengan sempurna. Sejak kecil Sang Ayah lebih sering mengajak Yura dan Seo Jun bercakap menggunakan bahasa Indonesia dibanding bahasa Korea. Sebab Ayahnya selalu berkata suatu hari nanti, jika Yura dan Seo Jun besar, dia ingin membawa Yura dan Seo Jun ke Indonesia. Entah apa maksud perkataan Ayahnya itu, Yura sendiri tidak tahu dan tidak pernah berniat untuk mencari tahu. Karena dia memang tipe orang yang cukup cuek. Bahkan tentang dimana keberadaan sang ibu dan siapa ibu kandungnya selama ini, Yura tak pernah mempertanyakannya pada Yeon Jin.

"Oh, jadi kamu dari Indonesia? Kebetulan kalau begitu, aku menguasai bahasa Indonesia dengan sangat baik," beritahu Yura.

"Wah, kebetulan sekali. Oke, semoga kita bisa menjadi tetangga yang baik,"

Kalimat Reyhan mengakhiri percakapan mereka malam itu.

Yura pergi setelahnya, masuk ke dalam apartemennya.

Di balik pintu apartemen itu, Yura meraba dadanya.

Dia masih terus berusaha menepis perasaan aneh yang tiba-tiba hadir di dalam benaknya.

Perasaan yang membuat jantungnya jadi berdebar-debar tak karuan begitu melihat wajah lelaki bernama Reyhan tadi.

Tatapan Reyhan yang hangat dengan senyumnya yang begitu mempesona seolah menghipnotis Yura dalam sekejap.

Membuatnya terus terbayang-bayang akan sosok si tetangga barunya itu.

Yura benar-benar bingung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status