Home / Romansa / SANG PEWARIS / MENJEMPUT ELKAN

Share

MENJEMPUT ELKAN

Author: UmiLily
last update Last Updated: 2025-06-22 19:00:15

Dengan jantung yang berdebar kencang, Anandita membantu Haniyah bangkit dari kursinya. “Saya antar ke rumah sakit ya Mbak,” ucap Anandita kala melihat Haniyah pucat pasi setelah mendengar kabar Elkan kecelakaan tunggal saat akan menjemputnya.

Blazer abu-abunya ia rapikan sekilas, seolah itu bisa menyamarkan gugup dan kekalutan yang mulai menyelinap. 

Agar lebih cepat sampai ke rumah sakit, Haniyah meminta diantar dengan motor, beruntung saat itu Anandita memang membawa motor maticnya berangkat ke kantor. Angin sore menghempas wajahnya sepanjang perjalanan, membuat matanya basah entah karena udara atau kecemasan. Kantor, jalanan, lampu lalu lintas—semuanya terasa seperti latar buram dalam film yang hanya fokus pada satu tujuan–rumah sakit tempat Elkan dirawat.

Sesampainya di rumah sakit,

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SANG PEWARIS    REKAMAN CCTV

    Anandita menjemput Haniyah dan Elkan lalu mengantar keduanya pulang. Setelah itu, dia minta izin pada Elkan untuk mendatangi kantor keamanan untuk mengecek CCTV di jalan tempat kecelakaan terjadi. Tentu Elkan mengizinkannya.Sebelum Anandita pergi, Elkan lebih dulu menghubungi orang keamanan yang dia kenal untuk membantu Anandita nanti di sana. Setelahnya, Anandita berjalan dengan cepat menemui orang itu.“Ini CCTV saat kejadian Mbak,” ucap Roy–petugas keamanan yang dihubungi Elkan.Anandita meminta izin untuk duduk di depan komputer, matanya menelisik tajam gambar di depannya, sesekali dia memaju mundurkan video seolah sedang mencari sebuah celah. Mata wanita itu menyipit, lalu setelah itu kembali membulat dengan sebelah alis naik, satu sudut bibirnya tertarik.

  • SANG PEWARIS    KECELAKAAN

    TiiiinBruk!Suara benturan keras membuat Haniyah dan Elkan menoleh bersamaan pada sumber suara yang letaknya dekat sekali dengan mereka. Sebuah mobil sedan hitam menghantam pembatas jalan dengan kecepatan tinggi.Haniyah dan Elkan sempat mematung beberapa saat saking kagetnya, wajah mereka pucat, detak jantung berpacu tak karuan. Mereka baru saja nyaris menjadi korban—hanya beberapa langkah lagi, dan tabrakan itu bisa saja merenggut nyawa mereka.Namun yang membuat mereka makin terkejut, mobil yang menabrak pembatas itu tak berhenti. Alih-alih turun dan memeriksa kondisi sekitar, pengemudi langsung tancap gas, meninggalkan suara mesin meraung yang perlahan menghilang di kejauhan. Seolah tak terjadi apa-apa.Beber

  • SANG PEWARIS    MERAWAT ELKAN

    Mentari pagi mengalir lembut menembus tirai tipis ruang keluarga. Aroma kopi yang baru diseduh menyatu dengan wangi pancake yang baru saja matang. Di sudut sofa ruang keluarga, Elkan–dengan perban melingkar di pergelangan tangannya bersandar di sofa dengan manja."Istriku sayang... bisa ambilin remote nggak? Jauh banget dari sini," pintanya dengan suara dibuat setengah parau, meski remote itu hanya berjarak sejengkal dari kakinya.Haniyah yang baru meletakkan pancake diatas meja melirik sekilas dan menahan senyumnya. "Hubby, itu remotenya ada di samping kaki kamu.""Tapi tanganku kan... cidera," ucap Elkan sambil mengangkat tangan berbalut perban dengan gerakan dramatis. “Dokter bilang aku harus menghindari aktivitas berat." Haniyah akhirnya melangkah dan mengambilkan remot yang sebenarnya lebih dekat dengan kaki Elkan dibanding dengan Haniyah. “Ini,” ucap Haniyah sambil menyerahkan remote pada Elkan.“Terimakasih cantik,” balas Elkan sambil menerima remote tivi itu.“Pancakenya suda

  • SANG PEWARIS    MENJEMPUT ELKAN

    Dengan jantung yang berdebar kencang, Anandita membantu Haniyah bangkit dari kursinya. “Saya antar ke rumah sakit ya Mbak,” ucap Anandita kala melihat Haniyah pucat pasi setelah mendengar kabar Elkan kecelakaan tunggal saat akan menjemputnya.Blazer abu-abunya ia rapikan sekilas, seolah itu bisa menyamarkan gugup dan kekalutan yang mulai menyelinap.Agar lebih cepat sampai ke rumah sakit, Haniyah meminta diantar dengan motor, beruntung saat itu Anandita memang membawa motor maticnya berangkat ke kantor. Angin sore menghempas wajahnya sepanjang perjalanan, membuat matanya basah entah karena udara atau kecemasan. Kantor, jalanan, lampu lalu lintas—semuanya terasa seperti latar buram dalam film yang hanya fokus pada satu tujuan–rumah sakit tempat Elkan dirawat.Sesampainya di rumah sakit,

  • SANG PEWARIS    BAB 71

    Di balik sorotan cahaya ponsel, ada sorot mata Calista yang tak bisa menyembunyikan rasa puasnya. Hari ini, wajahnya terpampang di berbagai media sebagai bintang iklan perhiasan berlian ternama—dan pujian pun datang dari segala arah. Dari teman-teman lamanya yang dulu, dari kolega yang kini meliriknya dengan kagum, termasuk juga dari followernya yang makin bertambah.Hanya satu pujian yang belum dia dapatkan, dari kedua mertuanya.Di balik senyumnya yang elegan, pikirannya menari-nari cukup liar. Ia tahu betul bahwa ini lebih dari sekadar foto cantik atau sorotan iklan—ini adalah momen pembuktian sekaligus jalan pembuka. Ia mulai membayangkan dirinya melangkah mantap sebagai brand ambassador butik milik keluarga Aryo, bukan sekadar sebagai menantu yang diam di balik layar dan pandai menghabiskan harta.“Lihat, sebentar lagi Ayah dan Ibu Aryo pasti mulai melirikku untuk menjadi model mereka. Pelan tapi pasti… aku akan mengambil alih butik dan usaha konveksi milik mereka.” Calista bica

  • SANG PEWARIS    SAMPAI MAUT MEMISAHKAN

    Setelah insiden penculikan dan adanya stalker yang mengikuti Haniyah, akhirnya Ia memutuskan untuk mengikuti saran Zaliyah, memilih seorang asisten perempuan yang juga bisa bertugas sebagai bodyguard untuk menjaga keamanannya. Seseorang yang tidak hanya mampu menangani urusan teknis dan administratif, tapi juga bisa diandalkan dalam situasi genting. Setelah melalui proses seleksi dan pertimbangan yang dalam, Haniyah akhirnya memilih Anandita. Wanita berhijab itu bukan kandidat biasa, ia lulusan Teknik Informatika dengan predikat terbaik, memiliki sabuk hitam karate dan juara nasional pencak silat.Pendapat Elkan cukup mempengaruhi Haniyah saat mengambil keputusan. Menurut Elkan, kemiripan fisik dan penampilan antara Haniyah dan Anandita akan membawa keuntungan tersendiri dalam hal mengelabui orang yang berniat buruk pada Haniyah.Dua dari kandidat tidak terpilih diizinkan pulang setelah melewati seleksi sementar Anandita diminta tinggal untuk mendengarkan penjelasan Elkan dan Haniyah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status