Share

Bab 5 : Kematian

Suasana mencekam terjadi, saat tiba-tiba kakek Frans kejang. Dokter pun langsung datang untuk melakukan tindakan secepatnya. Pada saat itu, posisi Sasa telah kembali dari taman. Saat melihat itu, Sasa menjadi panik. Apalagi Laura dan Mira sedang tidak ada di tempat.

Sasa terdiam duduk menunggu di luar ICU. Dia berharap tidak ada hal yang terjadi pada kakeknya. Saat dia menantikan kabar kakeknya. Sepasang paruh baya mendekatinya dengan langkah yang angkuh. Dia memandang sesaat dan berdoa dalam hati untuk keselamatan kakeknya.

Sepasang paruh baya tersebut memperlihatkan Sasa dari ujung kepala hingga kaki. Mereka adalah paman dan bibi angkatnya. Pamannya adalah seorang anak yang diangkat oleh kakek karena keluarganya meninggal dunia. Ayah kandung pamannya tersebut adalah mafia. Beliau terlibat perselisihan dengan musuh bebuyutannya sehingga keluarganya dibantai. Tersisa hanya paman saja yang saat itu berusia 7 tahun. 

Kakek merawat paman sebagai hutang Budi. Namun begitulah hati manusia. Di beri jantung, mintanya hati. Tidak tahu terimakasih itulah pamannya saat ini. Pamannya tanpa kakek sadari sudah bergabung dengan mafia. Mafia tersebut yang membantu paman untuk membunuh orangtua Sasa. Mengetahui hal tersebut, Sasa merasa dendam dengan pamannya.

Paman dan bibinya berbicara dengan cukup keras hingga Sasa bisa mendengarnya. Mereka berniat meminta warisan kepada kakek. Sasa yang mengetahui hal tersebut, tertawa lucu. Siapa mereka yang berhak menguasai seluruh kekayaan Wijaya. Sungguh kesialan memiliki keluarga seperti ini.

Sasa menatap tajam ke arah pamannya. Saat itu, paman tersebut memandang aneh ke arah Sasa. Dia seperti tidak ingat wajah Sasa. Dia melirik istrinya yang sedang sibuk dengan handphonenya. 

Sasa tidak terlalu memperdulikan mereka. Sasa memandang dua orang di belakang paman dan bibinya. Dia tersenyum menyambut kedatangan keduanya. Sasa merasa beruntung, sahabatnya datang di saat yang tepat. Sasa memberikan isyarat untuk mengusir kedua makhluk itu keluar dari sini.

Laura dan Mira yang paham maksudnya Sasa. Mereka pun melaksanakan perintah kepada bawahannya untuk menghubungi pamannya itu. Beberapa menit kemudian, pamannya menerima telpon dari kliennya bahwa ada masalah di proyek membuat dia harus kembali secepatnya. Dia pun mengajak istrinya untuk mengikuti dia. 

Sasa berharap dokter memberikan mukjizat kepada kakek Frans. Namun tuhan berkehendak lain. Kakeknya meninggal dunia. Sasa merasa terguncang, akhirnya jatuh pingsan. Setelah sadarkan diri, Sasa hanya bisa menangis dan memandang langit yang sudah gelap gulita. 

Hari ini, hari terpanjang dalam hidupnya. 3 peristiwa menjadi saksi bisu tentang penderitaan dan kehancuran Sasa. Sasa tidak sanggup untuk mengatakan apapun lagi. Perasaannya membeku dan kaku, terasa begitu kosong. Seperti cangkang yang kehilangan tubuhnya. Sasa hanya bisa menerima takdir yang sudah ditetapkan Tuhan kepadanya. 

Saat Sasa tidak sadarkan diri, Laura dan Mira mengurus semua proses pemakaman kakek Frans. Keduanya sangat mengenal kakek Frans. Mereka menganggap kakek Frans sebagai kakek mereka sendiri. Itu sebabnya mereka sedih mengetahui kakek kesayangan mereka meninggal dunia.

"Kakek, maafkan Sasa belum bisa menjadi cucu yang berguna untuk kakek. Terima kasih juga atas perawatan yang telah kakek lakukan selama ini. Padahal Sasa ingin cerita tentang apa yang telah terjadi hari ini sama kakek tapi kakek malah pergi meninggalkan Sasa sendirian di dunia ini. Kakek...Maafkan Sasa," batin Sasa dengan tangis yang mengalir deras.

Kematian kakek Frans menjadi salah satu kabar yang viral di masyarakat. Kematian itu mengundang simpati dan dukungan dari berbagai kalangan. Sasa hanya menatap televisi yang menayangkan kepergian kakeknya. Sampai saat ini, Sasa tidak menunjukkan diri sebagai ahli waris F&W group. Dia masih mengurung diri di kamar.

Sudah dua bulan yang lalu, kepergian kakek Frans. Paman Sasa berpura-pura menjadi ahli waris kakek Frans. Sasa hanya memandang setiap akting pamannya saat memulai aksinya. Namun tanpa pamannya sadari, Sasa merupakan pemilik saham terbanyak di perusahaan. 

Sasa memandang Laura yang menatapnya intens. Sasa bertanya-tanya, mengapa Laura memandangnya seperti itu. Apalagi Mira saat ini tidak ada di sini. Sehingga Sasa meminta Laura mendekat dan menjelaskan apa yang terjadi.

Laura memberikan sebuah map berisi dokumen. Saat ingin melihat isi dokumen tersebut, Mira tiba-tiba pulang dengan membawa pesanan Sasa. Mangga muda dengan sambal kecap. Mantap sekali. Sasa pun inisiatif menghampiri Mira dan tanpa sengaja menjatuhkan dokumen yang di berikan Laura.

Laura dengan hati-hati mengambil dokumen tersebut. Namun isinya sudah buram tak berbentuk karena dokumen tersebut tersiram air minum Sasa. Laura merasa mungkin kebenaran ini, dia sembunyikan dahulu. Sasa seperti ingin menyelesaikan permasalahan yang terjadi saat ini.

Sasa tidak memberikan kesempatan pamannya untuk berkuasa di perusahaan. Walaupun pamannya itu meminta bantuan Mafia tidak akan bisa berhasil. Sebab, Sasa sudah mulai menguasai dunia bawah dengan memiliki banyak pasukan. Dahulu, Sasa tidak berniat membangun fondasi untuk membangun perusahaan. Namun beda halnya, saat dia tahu pamannya juga terjun di dunia Mafia. 

Sasa melahap makanan itu dengan lahapnya. Mira pun dibuat geleng-geleng kepala atas semua makanan yang diperintahkan Sasa. Sasa tidak merasa bahwa dia sekarang lebih berisi dan montok seperti orang hamil. Namun dia belum bisa meyakini hatinya. 

Sedangkan, seorang pria yang sedang duduk di kursi kebanggaannya merasa tidak enak badan. Sebab dari kemarin, dia merasa mual dan ingin muntah. Namun tidak ada muntahan yang keluar dari mulutnya. Pria tersebut frustasi. Dia pun memanggil dokter untuk diperiksa.

Sesampainya dokter di kantornya. Dokter tersebut merasa aneh dengan apa yang di alami oleh pria tersebut. Gejala yang diberikan pria tersebut seperti istri yang hamil dan pria yang dinikahinya. Dokter menyarankan istri pria itu memeriksa ke dokter kandungan. 

Pria tersebut yang mendengar hal itu menjadi takut dan waspada. Ketakutan menjalar di seluruh tubuhnya. Selama ini, dia mencari Sasa kemanapun, tetapi dia tidak berhasil menemukannya. Seakan-akan nama Sasa sudah menghilang dari dunia ini. Membuat pria itu bingung harus bertanggung jawab seperti apa. 

"Aku pasti akan menemukan dirimu Faleesha. Kamu sangat cantik dan polos. Aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan kepada dirimu. Aku akan membawa kamu menemui orangtuaku. Aku mencintaimu, Faleesha. Terimakasih sudah mau merawat dan menyayangi anakku di rahim kamu," kata pria tersebut dalam hati sambil memegang gelas yang berisi anggur. 

Pria itu tetap datar dan dingin setelah mengetahui ada perasaan yang dia jaga. Dirinya tidak ingin mengingat kejadian yang menimpaku. Sungguh ironis memikirkannya. Namun tidak dipungkiri bahwa Sasa merupakan cinta pertama pria tersebut. 

Senang, bahagia, tersenyum dan tertawa yang tidak bisa diubah oleh seseorang dalam proses pelatihan agar menjadi tertib dan disiplin. Pria tersebut hanya menjauh saat Sasa tidak bisa dia jangkau. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status