Share

SEORANG BOS MENYUKAIKU

Tak terasa aku bekerja sudah sebulan di perusahaan tersebut. Wanita simpanan ayah yang yang bekerja sebagai sekretaris bos di kantor sudah mulai menunjukan sikap aslinya yang mulai menyebalkan. Dan aku tetap tidak memperdulikannya. Ia berusaha membuatku jengkel karena ia selalu mencari sela dalam diriku untuk berbicara dengan dekat, tapi aku tak pernah memberikannya peluang karena aku tau siapa dia sebenarnya.

Beberapa rekan kerjaku memang berusaha mendekatiku untuk berteman denganku tapi entah mengapa aku tak sembarang ingin mempercayai seseorang untuk berteman denganku. Aku rasa tidak nyaman saja meski aku sudah mencobanya berkali- kali tapi rasa ketidaknyamanan itu selalu datang lebih awal dari pada kenyamanan. Terlebih lagi rekan kerja lawan jenisku. Mereka tak ku beri peluang sama sekali sebab aku memang tak berfokus pada hal lain. Aku sudah enjoy dengan kesendirianku, intinya aku di perusahaan ini hanya untuk bekerja bukan untuk berfokus pada hal lain.

Sebulan ini aku bekerja sudah mulai terasa banyak rekan kerja yang berkonspirasi tapi tetap saja aku tak memperdulikannya karena menurutku itu adalah sesuatu hal yang tak penting untuk ku ladeni.

Hari ini bos kantorku tiba- tiba mengajakku untuk makan di luar, itupun aku menolaknya dengan sopan. Karena menurutku seseorang yang tiba- tiba mengajak seseorang tanpa akrab lebih dulu berarti ia ada maksud tertentu. Bahkan sudah akrabpun terkadang masih memakai cara modus untuk hubungan yang lebuh jauh lagi. Aku tak ingin membuka peluang dengan siapapun itu, karena aku memang hanya nyaman dengan diriku sendiri, meski mereka semua mengatakan bahwa aku ini aneh dan anti social AKU TAK PEDULI.

Bos kantorku berupaya keras untuk mendapatkan hatiku, tapi lagi dan lagi aku tak peduli setiap ajakannya. Bahkan ia mengancamku akan di pecat jika aku tak menerima tawarannya. Aku katakana saja padanya bahwa anda sebagai bos seharusnya bisa professional dengan bawahan, karena seorang bos seharusnya memiliki wibawa di mata bawahannya, jika tidak maka percuma ia menjadi seorang jika tak memeliki profesionalisme dalam bekerja atau menangani bawahannya dan aku balik menantangnya jika aku tak takut jika ia memecatku. Akupun tak merasa rugi meski aku belum merasakan gaji pertamaku di perusahaan tempatku bekerja.

Aku tak tau apakah ia hanya mengujiku atau tidak akupun tak peduli, yang tepenting adalah aku memberikan yang terbaik pada perusahaan.

Memang bosku itu boleh dikata masih terbilang masih muda dan sudah sukses memimpin sebuah perusahaan tapi dengan cara ia seperti itu kepadaku aku anggap ia tak becus memimpin sebuah perusahaan karena berusaha mendekati bawahaanya dan mengancam bawahannya jika keinginannya tak di penuhi, meski hanya sebatas menemaninya makan siang tapi jika terus menerus ia akan berani mengajakku hal lain karena di awal aku sudah memberinya peluang untuk mendekatiku dengan muda.

Aku tak semudah itu menyimpan kepercayaan terhadap seseorang meski ia memiliki sebuah jabatan.

Aku tau pola hidupku memang sangat monoton, hanya kantor dan rumah saja dan tanpa teman sama sekali. Tapi aku nyaman dengan kehidupanku. Aku memang membiasakan diri untuk tidak mengikuti pola dan gaya hidup yang setiap kali harus nongkrong bareng sama teman- teman atau siapapun yang mengajak aku menerima ajakannya dengan muda, karena itu bukanlah AKU.

AKU adalah orang yang sangat nyaman dengan kesendirianku dan sangat menikmati hidupku meski memang terlihat monoton.

Jika aku terus menerus sendiri tentu masalah serius tak akan datang padaku, tapi jika aku memiliki banyak teman kemungkinan besar aku rentan dengan sebuah masalah. Karena terkadang masalah di datangkan oleh orang terdekat seperti yang dilakukan keluargaku kepadaku. Karena hal yang mereka buatlah sehingga aku memiliki masalah yaitu berusaha bertahan hidup di jalanan dengan tubuh kedinginan dan kelaparan sebelum ibu menemukanku dan merawat serta membesarkanku dengan begitu sangat tulus hingga akhir hayat ibu.

Itulah sebebnya aku tak ingin orang lain memberikanku sebuah masalah karena aku sendiri masih memiliki masalah hidup yaitu harus terus berjuang dengan kesendirianku yang sementara menuju tujuanku dan impian ibu terhadapku. Itu adalah sesuatu hal tersulit dalam hidupku karena aku harus melumpuhkan ego di dalam diriku. Apalagi aku sudah mengetahui keberadaan mama, ayah dan kedua kakakku. Di tambah lagi dengan wanita simpanan ayah yang bekerja di kantor yang sama denganku.

Semua itu sebenarnya sebuah masalah tapi aku berusaha menjadikan semua itu adalah sebuah lelucon dalam hidupku karena untuk sekarang ini aku hanya berfokus pada pekerjaanku. Dan ketika saatnya tiba mungkin aku bukan lagi Tere yang mereka kenal, bahkan mungkin orang yang bekerja di kantorku akan kaget melihatku. Dan smeua itu ada saatnya. Aku harus menjadi sosok wanita dingin dan focus pada pekerjaanku untuk saat ini karena aku tak ingin siapapun masuk ke dalam kehidupanku dan merusak segalanya termasuk merusak hatiku.

Bahkan aku sendiri belum ingin mengenal seorang pria di dalam kehidupanku karena menurutku mereka akan membawa masalah dalam kehidupanku. Memang banyak wanita seusiaku yang sudah memiliki pasangan entah sudah resmi atau belum resmi. Bahkan anak Sma pun sudah memiliki pasangan. Tapi berbeda denganku, aku tak ingin mmberikan peluang lawan jenisku untuk masuk dalam kehidupanku, bukan karena aku tak normal, sok cantik atau sombong, tapi karena aku memiliki tujuan utama yang harus kuselesaikan dan kudapatkan.

Jika aku memberi peluang kepada lawan jenisku maka aku harus bersiap terluka, karena aku paham siklus sebuah hubungan. Meski pria itu sangat baik dan sangat memahami pasangannya, tidak menuntut kemungkinan taka da pertengkaran didalamnya. Bukan hubungan namanya jika harus lurus saja, jalanan saja tak selurus garis yang bisa kita buat dengan tinta sebuah bolpoin yang begitu muda. Itulah sebabnya aku belum menginginkannya saja untuk memiliki pasangan. Karena jika aku terluka karena sebuah hubungan, maka semua rencana hidupku tak dapat terarah dengan baik dan sempurna, meski aku tak terkadang rencana tak sempurna sesuai dengan yang kita inginkan tapi ketika memiliki pasangan maka semua focus akan terpecah dan rencana tentang masa depanpun hancur. Dan tak seprangpun yang dapat menjamin jika semua akan dapat di benahi kembali ketika rencana yang telah di rancang hancur seketika hanya karena sebuah luka yang di berikan oleh seorang pasangan.

Memang aku tak memiliki pengalaman langsung dalam hidupku tentang bagaimana rasanya memiliki pasangan, tapi aku banyak tau tentang hal itu. Setiap kali teman ibu datang kerumah ia selalu curhat pada ibu tentang masalah mereka dengan pasangannya, entah yang sudah resmi maupun yang masih status pacaran. Bukannya aku takut karena hal itu tapi aku memang belum ingin memiliki pasangan karena saat ini aku memiliki tujuanku sendiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status