Semua Bab SEBUAH PENGHIANATAN: Bab 1 - Bab 10
35 Bab
AKU HAMPIR SAJA MATI
Sore ini aku menunggu senja untuk kembali datang menyapaku walau sesaat, tapi cuaca sore ini sedang tak bersahabat. Air yang jatuh dari langit mengingatkan ku pada peristiwa itu, peristiwa dimana aku pertama kali kehilangan Mama, Papa, dan kedua kakakku. Aku kehilangan mereka bukan karena kecelakaan, tapi karena mereka yang membuangku ke jalanan. Menurut mereka aku adalah anak pembawa sial, dan mereka membawaku sangat jauh dari rumah untuk membuang ku agar aku tau arah pulang. Aku tidak cacat, lalu mengapa mereka tega membuang ku! Aku tidak meminta untuk di lahirkan ke dunia ini. Aku menangis sekencang-kencangnya tapi tak sedikit pun mereka mengasihi ku. Aku seperti sampah di mata mereka. Namaku Tere. Saat itu usiaku 7 tahun. Tubuhku yang kurus ini menggigil karena hujan deras mengguyur tubuhku. Perutku yang lapar membuatku lemas berjalan untuk menemukan jalan pulang. Aku berjalan tanpa henti hingga
Baca selengkapnya
JERITAN HATIKU
Pagi sudah datang, dan cahaya matahari menerpa wajahku melalui pentilasi jendela. "Pagi anak manis, rupanya kamu baru bangun. Ini sarapannya, jangan lupa setelah sarapan obatnya di minum yah karena sebentar lagi dokter datang untuk memeriksa kondisi kamu". Kata perawat itu sembari menyimpan sarapan di atas meja yang terletak tepat di sisi kiri ku. "Tante suster, aku boleh bertanya tidak?" Kataku sambil bangun dan duduk. "Mau tanya apa anak manis?" Tanya perawat itu. "Siapa yang membawa aku ke sini?" Tanyaku. "Kemarin kebetulan aku melihat kamu terbaring lemas di jalan saat aku menuju untuk berangkat kerja di rumah sakit ini." Kata perawat itu. "Tante suster lihat tidak seorang ibu-ibu yang sedang bersamaku?" Tanyaku. "Tante suster tidak melihat siapa-siapa saat itu. Memangnya ada yang bersama kamu yah?" Tanya perawat itu lagi.&nbs
Baca selengkapnya
SUSTER SANG MALAIKATKU
Tak terasa sudah seminggu aku di rumah sakit ini untuk di rawat. Dan kata Tante suster itu aku sudah bisa pulang. "Anak manis hari ini kamu sudah bisa pulang karena kondisi kamu sudah sehat". Kata perawat itu. Aku hanya terdiam dan meneteskan air mata, aku bingung harus menceritakannya atau tidak tentang apa yang sebenarnya terjadi kepadaku. Tapi aku takut. "Ada apa sayang? Ceritakan saja, tidak apa-apa kok. Tere percayakan sama Tante suster?" Tanya perawat itu. Dan akhirnya aku berusaha memberanikan diri untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi terhadap diriku. Spontan perawat itu kaget dan sangat kasihan kepadaku. Aku menangis tersedu-sedu ketika menceritakan semuanya pada perawat itu, dan memelukku sangat erat. Suster itupun menangis karena tak tega melihatku harus hidup di jalan tanpa siapa-siapa. Hingga pada akhirnya ia memutuskan membawaku untuk tin
Baca selengkapnya
BANGKIT DARI KETERPURUKAN
Di dalam kesendirian ku ini aku terkadang tak bersemangat untuk melanjutkan hidupku. Karena aku merasa tak ada lagi yang menyayangi ku seperti ibu yang sangat tulus menyayangi ku seperti anaknya sendiri. Aku memang sangat terpuruk, tapi aku juga bingung sampai kapan aku harus mempertahankan keterpurukan ku ini. Aku tak merasa bangga dengan semua yang ku dapatkan dari ibu. Semua yang ku miliki sekarang tetap bukan milikku meski ibu sudah mewariskannya semua kepadaku, tapi tetap saja itu bukan milikku. Aku merindukanmu Bu. Air mataku tak henti-hentinya mengalir deras membasahi kedua pipiku yang sudah tembem ini. Pendidikan yang kumiliki pun tak setinggi pendidikan di perguruan tinggi. Aku baru saja lulus dari bangku SMA dan setelah itu ibu pergi meninggalkan ku selama-lamanya. Ibu Memeng meninggalkan warisan atas namaku dan meninggalkan biaya pendidikan untuk masuk di perguruan tin
Baca selengkapnya
HAL BARU
Hari ini aku berencana untuk mencari sebuah lowongan pekerjaan di salah satu situs internet. Selang beberapa saat aku mencari lowongan kerja, akhirnya aku mendapatkan nya.   Aku mencoba untuk membuat persyaratan yang telah di tentukan oleh perusahaan tersebut dan kemudian mengantarkannya.   Saat hendak di interview, dari kejauhan aku melihat sosok lelaki yang sangat mirip dengan ayahku.   Aku melihat ayah yang sedang bergandengan tangan dengan seorang wanita muda.   Aku memutuskan untuk menghampiri nya dan bertanya mana ibu. Tapi, berhubung aku telah di panggil oleh resepsionis untuk di interview maka kesempatan untuk berkomunikasi setelah sekian lama dengan ayah gagal. Sepertinya ada sesuatu besar yang telah terjadi antara ayah dan ibu.   Ah sudahlah, aku harus konsen dengan interview ku yang pertama kali, aku tidak boleh membebankan pikiranku dengan hal lain. Bukankah mereka te
Baca selengkapnya
BAYANGAN MASA LALU
Sudah lama aku menunggu hasil dari interviewku tapi belum juga ada kabar sama sekali. Mungkin aku harus melanjutkan studiku saja di perguruan tinggi dan mungkin jurusan yang cocok buatku adalah psikologi. Entah mengapa aku sangat suka tentang psikologi manusia. Mungkin jurusan ini berguna untkku kedepannya. Aku harus menyusun segala keperluanku untuk mendaftarkan diri di perguruan tinggi, semoga saja aku dapat diterima. Sebelumnya aku harus cari tau tentang universitas yang akan masuki untuk mengetahui apakah aku dapat nyaman di universitas tersebut atau tidak, karena menurutku kenyamanan adalah hal yang penting agar aku betah untuk belajar di tempat itu. ***** Malam ini senja kembali menyapaku penuh hangat, seolah senja itu akan memberiku kabar yang membuat aku senang atau malah sebaliknya. Tapi aku harap senja itu memngantarkan kabar baik untukku walau hanya sekali saja. Aku me
Baca selengkapnya
ORANG DI MASA LALU HADIR
Beberapa hari kemudian aku mulai jalan untuk mengurus pendidikanku untuk masuk di salah satu universitas. Dan aku hanya bisa berusaha agar bisa di terima di universitas tersebut sambil aku menunggu hasil dari interview, kali aja aku dapat di terima dari perusahaan tersebut untuk bekerja. Lumayan aku bisa membiayai kuliahku sendiri tanpa memakai tabungan yang telah ibu siapkan untukku, agar kelak aku bisa menggunakannya untuk hal yang berguna.   *****   Hari ini cuaca di siang hari lumayan terik, membuat tenggorokanku sedikit kering. Setelah mengurus segala kelengkapan berkas kuliahku, aku menyempatkan waktu mampir di sebuah kedai sederhana untuk memuaskan dahaga hausku yang menggorogoti tenggorokan ku sejak tadi.   Ketika aku berada di kedai tersebut aku belum menyadari ada sesuatu yang aneh namun setelah pesanan minumanku tiba, betapa terkejutnya aku ketika yang mengantarkan pesanan minumanku tersebut adalah salah satu
Baca selengkapnya
MENYUKAI KESENDIRIAN
Hari ini tepat seminggu aku bekerja di perusahaan ini sebagai resepsionis. Dan kabar dari universitas itu belum ada sama sekali. Mungkin sudah jalannya aku harus bekerja dulu untuk mengumpulkan hasil demi masa depanku sesuai dengan niat awalku. Aku sangat menikmati hari- hariku bekerja di perusahaan ini. Dan sejauh ini aku tak menemukan ada kendala sama sekali. Aku begitu bersemangat mengerjakan pekerjaanku, meski begitu sebenarnya ada sedikit yang menggangguku. Dan hal itu adalah wanita yang kulihat bersama ayah tempo hari saat pertama kali aku ke perusahaan ini untuk mengantar lamaran kerja. Wanita itu sekantor denganku, dan yang membedakan adalah sebuah jabatan. Ia adalah sekretaris bos di perusahaan ini. Akupun tak ingin memperkenalkan diri atau menceritakan semuanya tentang keluargaku padanya dan akupun tak ingin ia mengetahuinya bahwa aku adalah anak lelaki yang ia temani untuk berkencan. Di kantor tempatku bekerja aku benar- benar foc
Baca selengkapnya
SEORANG BOS MENYUKAIKU
Tak terasa aku bekerja sudah sebulan di perusahaan tersebut. Wanita simpanan ayah yang yang bekerja sebagai sekretaris bos di kantor sudah mulai menunjukan sikap aslinya yang mulai menyebalkan. Dan aku tetap tidak memperdulikannya. Ia berusaha membuatku jengkel karena ia selalu mencari sela dalam diriku untuk berbicara dengan dekat, tapi aku tak pernah memberikannya peluang karena aku tau siapa dia sebenarnya. Beberapa rekan kerjaku memang berusaha mendekatiku untuk berteman denganku tapi entah mengapa aku tak sembarang ingin mempercayai seseorang untuk berteman denganku. Aku rasa tidak nyaman saja meski aku sudah mencobanya berkali- kali tapi rasa ketidaknyamanan itu selalu datang lebih awal dari pada kenyamanan. Terlebih lagi rekan kerja lawan jenisku. Mereka tak ku beri peluang sama sekali sebab aku memang tak berfokus pada hal lain. Aku sudah enjoy dengan kesendirianku, intinya aku di perusahaan ini hanya untuk bekerja bukan untuk berfokus pada hal lain.
Baca selengkapnya
MEMIKIRKAN SEBUAH RENCANA
Malam yang kelam membuatku kembali merenungkan apa yang pernah telah terjadi kepadaku, seolah hatiku ingin melakukan sesuatu yang sangat besar dan membuat mereka yang telah membuangku akan terkejut dengan sesuatu besar itu. Aku masih memikirkan tindakan atau langkah apa yang akan aku lakukan untuk membalas seluruh kepedihan sejak mereka membuangku kejalanan. Mungkin suatu saat aku akan belajar tentang strategi apa yang akan aku lakukan, mungkin mulai dari mempelajari psikolog seseorang agar aku dengan muda mempermainkan psikologi mereka. Jika secara fisik mungkin akan bentrok karena karakter mereka semua sama yaitu sama- sama keras yang tak berfaedah. Jadi mungkin secara psikologi mereka yang akan aku serang, karena menurutku akan lebih menyakitkan jika mereka merasakan kepedihan yang amat pedih jika hati yang paling terdalam mereka yang aku serang. Target utamaku adalah ayah dan mama, kemudian selanjutnya adalah kedua k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status