Home / Young Adult / SELINGKUH / 1. Ingin Bercerai

Share

SELINGKUH
SELINGKUH
Author: Cherry Blossom

1. Ingin Bercerai

last update Last Updated: 2025-03-17 15:22:08

Hola, happy reading and enjoy!

Chapter 1

Ingin Bercerai

Cameron duduk mengangkang di atas paha seorang pria yang berusia lebih muda darinya, pinggulnya meliuk-liuk seiring rintihan kenikmatan yang meluncur dari bibirnya. Jemarinya mencengkeram pundak pria yang bernama Ben dengan erat, sama eratnya seperti kewanitaannya yang menjepit kejantanan Ben.

Matanya terpejam, bibirnya terbuka sementara peluh membasahi sekujur tubuhnya. "Ben! Oh, Tuhan... ini benar-benar menyenangkan!"

Ben menyeringai seraya meremas bokong sintal Cameron. "Kau menyukainya?"

Cameron membuka matanya. "Aku selalu menyukaimu. Milikmu besar dan, ough... panjang!"

"Hanya itu?" Ben meremas bokong Cameron, kali ini lebih kuat lalu dengan kasar menjambak rambut di belakang kepala Cameron hingga wanita itu terdongak ke belakang.

Cameron tersenyum nakal dan mendorong Ben, membuat posisi Ben berbaring di atas tempat tidur hotel yang empuk. "Kau juga tahan lama."

Ben terkekeh senang. "Kau bilang tiga puluh menit lagi kau harus bertemu pengacaramu, bukan?"

"Kuharap pengacaraku mengerti kalau aku terlambat karena kebutuhan yang mendesak."

"Kalau begitu, aku akan melakukannya dengan cepat tetapi...." Ben membalikkan posisi mereka dan menjadikan Cameron berada di bawahnya sementara kedua kaki Cameron berada di pundaknya.

***

"Aku tidak akan hadir ke mediasi itu," kata Cameron Dylan.

Wanita berambut pirang dengan penampilan glamor di depan Sheila itu adalah kliennya yang menggugat cerai suaminya dengan alasan karena terlalu banyak perbedaan dalam rumah tangga mereka yang tidak dapat lagi dipaksakan.

"Miss Dylan, kurasa suamimu benar. Kau harus mempertimbangkan kembali perceraian ini," ucap Sheila, sebagai pengacara kasus perceraian ia harus bersikap paling tidak berpura-pura agar kliennya mempertahankan rumah tangganya.

"Tidak, Miss Rikkrad. Kami benar-benar harus bercerai."

"Aku mengerti kesulitanmu, Mrs. Dylan. Tetapi, setidaknya kalian harus berhadapan untuk menjernihkan masalah dalam rumah tangga kalian sebelum memutuskan untuk bercerai," ujar Sheila setelah menghela napasnya dalam-dalam.

"Tidak, aku tidak bisa bertahan lagi." Cameron menatap Sheila dan memperlihatkan keseriusan di wajahnya. "Ya Tuhan, kau tidak akan mengerti jika tidak berada dalam posisiku."

Sheila berdehem pelan. "Kau bilang suamimu bukan tipe pria yang bertempramen buruk dan bahkan tidak pernah berkata kasar, kondisi keuangan kalian juga tidak ada masalah. Jadi, kurasa tidak ada masalah serius dalam hubungan kalian."

Cameron mendengus dan menatap Sheila lekat-lekat lalu menjepitkan sejumput rambutnya yang tergerai di wajahnya dan sedikit lepek ke belakang telinga dengan jari-jarinya yang kukunya dicat dengan warna hijau neon. "Ya. Aku memberitahumu, tetapi terkadang tempramen sedikit tinggi dan kata-kata kasar diperlukan juga dalam sebuah hubungan."

Sheila mengulum senyumnya. Mungkin Cameron adalah salah satu wanita masokis, pikirnya. Tetapi, sepertinya ucapan wanita di depannya bukan merujuk pada hal-hal seperti itu.

Ia kemudian menjilat bibirnya. "Sepertinya kasus perceraianmu akan panjang jika suamimu bersikeras untuk mempertahankan rumah tangga kalian dan tentunya kau tahu, 'kan? Kau mungkin akan mengeluarkan lebih banyak uang untuk membayar perceraian itu."

"Aku tahu, uang bukan masalah," kata wanita yang diketahui oleh Sheila berusia empat puluh dua tahun.

Cameron berlatar belakang keluarga berada, begitu juga suaminya Cameron yang merupakan seorang pengusaha yang cukup sukses. Meskipun berlatar belakang keluarga berada dan memiliki suami, Cameron tidak serta-merta menjadikan dirinya wanita yang manja dan bergantung kepada suaminya. Ia juga memiliki bisnisnya sendiri yang tentunya tidak kalah dari suaminya sehingga ia mampu mengangkat dagunya berbicara kepada pengacaranya jika uang bukan masalah.

Sheila menghela napasnya dan tersenyum. "Baiklah kalau begitu, aku akan berusaha sebaik mungkin untukmu, Miss Dylan."

Cameron memperbaiki posisi duduknya. "Begini, Miss Rikkard. Aku juga menginginkan hak asuh ke dua anakku."

Sheila mengangguk. "Kurasa itu bukan hal yang mustahil jika terbukti suamimu adalah pria yang tidak kompeten mengurus anak." Sheila membenarkan posisi kacamatanya dengan gayanya yang sangat elegan. "Tetapi, jujur saja melihat keadaan sekarang ini aku merasa sedikit tidak yakin, suamimu pasti akan mengajukan banding."

"Lakukan apa saja asal aku bisa bercerai darinya."

Sheila tersenyum tipis. "Begini, Miss Dylan. Sebagai pengacaramu, aku ingin tahu apa sejujurnya yang melandasi keinginanmu berpisah dari suamimu."

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SELINGKUH   29. Tamat

    Chapter 29Happy Beberapa hari kemudian, siang itu Sheila dan Cameron duduk berhadap-hadapan di sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari kantor Cameron. "Miss Rikkard, aku mengajakmu bertemu karena bermaksud ingin mencabut gugatan perceraianku," kata Cameron. Sheila tersenyum lebar dan matanya berbinar-binar menatap Cameron. "Sungguh berita yang bagus." "Ya. Kurasa itu yang terbaik untuk kami." "Aku bahagia kau membatalkan gugatan perceraianmu," kata Sheila. Dia tidak sedang bermulut manis, tetapi benar-benar mengungkapkan apa yang dirasakannya. Cameron tersenyum. "Aku menyadari jika tidak seharusnya aku meninggalkan suamiku hanya karena sedikit kekurangannya tanpa berkaca kalau aku juga memiliki banyak kekurangan. Hanya saja suamiku tidak pernah mempermasalahkan kekuranganku sehingga aku menjadi lupa diri." Sheila setuju dengan ucapan Cameron, terkadang manusia terlalu sibuk dengan kekurangan orang lain dan tidak menyadari kekurangannya. "Jangan khawatir, semua manusia p

  • SELINGKUH   28. Cherryl dan Sean

    Chapter 29Cherryl dan SeanSementara di dapur Cheryl, setelah Sheila berpamitan pergi dan Jack juga meninggalkan rumahnya, wanita itu berlutut di depan Sean. Mulutnya berisi kejantanan Sean yang kokoh dan berurat. "Cheryl, Sayang," geram Sean seraya memegangi kepala Cheryl. Cheryl mendongak, menyeringai kemudian memaju mundurkan kepalanya sementara tangannya menggenggam kejantanan Sean yang tersisa. "Fuck!" geram Sean lagi, kenikmatan menyelimutinya. Mulut Cheryl terasa sangat lembut dan terlalu hangat hingga ia sepertinya hendak meledakkan dirinya di dalam mulut wanita itu. Tetapi, ia tidak ingin meledak di dalam mulut Cheryl karena itu sama sekali tidak adil bagi Cheryl. Sean menjauhkan dirinya lalu memagut bibir Cheryl yang berwarna merah, ciumannya dalam dan bergairah, sementara tangannya menelusuri punggung dan pinggang Cheryl yang masih dibalut pakaian. "Apa kau sudah memutuskannya?" tanya Sean ketika tautan bibir mereka terlepas. Cheryl membuka matanya, Sean adalah pria

  • SELINGKUH   27. Bertemu Jack

    Chapter 24Bertemu Jack Sepulang dari kantor, Shelia tidak langsung pulang karena Cheryl meminta untuk datang ke rumahnya. Kata Cheryl, ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Shelia sudah menawarkan berbicara melalui telepon saja, tetapi Cheryl bilang kalau pembicaraan itu tidak bisa dibicarakan di telepon. Karena mereka berteman sudah sangat lama, tentu saja Sheila tidak bisa menolak permintaan Cheryl meskipun sebenarnya ia ingin sekali segera kembali ke rumahnya untuk beristirahat. Otak dan tubuhnya cukup lelah hari ini setelah menangani dua sidang perceraian. Namun, baru saja Shelia memasuki rumah Cheryl yang interiornya didesain penuh dengan kemewahan ia harus menghela napas jengkel karena menyadari jika dirinya masuk ke dalam jebakan Jack. Ia benar-benar geram harus kembali berurusan dengan Jack lagi padahal semua sudah sangat gamblang. Sheila mengabaikan Jack yang melemparkan senyum padanya dan memilih menghampiri Cheryl yang bersandar pada kusen pintu dengan gaya santai seraya

  • SELINGKUH   26. Patah Hati?

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 21Patah Hati Sheila baru kembali ke rumahnya jam enam sore dan menyempatkan diri mampir ke supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan, buah, dan sayuran segar. Setelah menyusun barang-barang belanjaannya, Sheila pergi ke kamarnya dan mengganti pakaiannya lalu mengambil ponselnya. Ia membuka gorden kamarnya dan berdiri di balik jendela yang berseberangan tepat dengan kamar Romero. "Apa kau sudah siap?" tanya Sheila dengan nada tenang saat Romero menjawab panggilannya. "Kau ingin aku pergi?" Kemudian gorden jendela kamar Romero terbuka dan pria itu berdiri tepat di seberangnya. "Kau boleh pergi jika kau ingin." Romero tersenyum dan Sheila bisa melihatnya dengan jelas. "Sebenarnya aku tidak ingin pergi." "Jika kau tidak pergi, apa itu menyelesaikan masalah?" "Beri aku waktu untuk berpikir, apa kau bersedia jika aku memerlukan sedikit waktu agar dapat menemukan celah untuk mengakhiri hubunganku dengan Shelomita?" Sheila menyisir rambutny

  • SELINGKUH   25. Saran Gila dari Ami

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 25Saran Gila dari Amy Romero bermalam di kantornya karena ada insiden mendesak yang harus segera diatasi. Semula Sheila ragu jika Romero benar-benar menginap di kantor, tetapi ia tidak bisa jika terus berkutat dengan kecurigaan hanya karena hubungan mereka dimulai dari perselingkuhan. Jadi, ia berusaha berpikir positif meskipun semalam dirinya hampir tidak bisa tidur dan pagi ini berakhir dengan kesiangan sampai tidak sempat membuat sarapan.Sheila singgah di salah satu kedai kopi karena masih memiliki waktu setidaknya tiga puluh menit sebelum bertemu kliennya. Ia memerlukan kopi dan beberapa gigitan kue untuk mengisi lambungnya, tidak ingin pingsan di depan kliennya karena kelaparan. Di konter kasir ada seorang pria yang sedang dilayani dan di belakang pria itu, dirinya adalah satu-satunya orang yang mengantre. Pria itu adalah pria yang masuk bersamanya tadi, berpenampilan pria itu cukup rapi, Shelia bahkan sempat memperhatikan sepatunya yang

  • SELINGKUH   24. Menghindari Jack

    Hola, happy reading and enjoy!Chapter 20Menghindari Jack "Sayang, orang tuaku datang dan mereka ingin sekali bertemu denganmu," kata Shelomita seraya meletakkan kantong belanja yang berisi makanan siap saji ke atas meja."Orang tuamu?" tanya Romero dengan alis berkerut lalu ekor matanya tertuju pada Shelia yang menyandarkan pinggulnya di konter dapur dengan santai seraya mengambil gelas berisi cokelat panas. "Ya. Aku sudah menceritakan rencana pernikahan kita dan mereka tidak sabar ingin melihatmu." "Apa ini tidak terlalu terburu-buru?" tanya Romero sementara Sheila menikmati cokelat panasnya."Kita sudah cukup lama berhubungan, kurasa bertemu orang tuaku sekarang tidak terburu-buru." Romero menjilat bibirnya. "Kita bahas lain kali, oke?" Shelomita melirik Sheila. "Orang tuaku mengundangmu makan malam di rumahku malam ini." Romero yang sedang memindahkan telur orak-arik ke dalam piring menghentikan gerakannya beberapa detik, begitu juga Shelia. Wanita itu menjauhkan gelasnya b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status