Darah dalam diri Rafri menjadi naik seakan ingin sekali menghajar preman jalanan yang sombong itu. Dia benar-benar membenci hari ini. Di saat mamanya sudah tidak percaya lagi dengan dirinya, membuatnya lupa dengan yang namanya sabar.Keempat preman jalanan malah menertawakan seperti mengejek Rafri yang masih tersungkur di aspal.Tidak terima dihina, Rafri pun bangkit dari posisinya. Kedua tangannya mengepal dengan sangat kuat yang siap akan menghabisi preman jalanan itu.Posisi Rafri dan keempat preman jalanan itu saling berhadapan dengan semua pasang sorot mata menatapnya tajam. Rafri ingin melihat sejauh mana kehebatan orang yang katanya raja jalanan itu.Angin malam yang dingin, membuat sekelebat bayangan pria yang bersama Ayu di kamar hotel. Rasa sakit yang belum terobati, ditambah lagi dengan masalah video amatir yang membuat keluarganya tidak percaya lagi dengannya.Tanpa peringatan apapun, Rafri langsung melangkah maju lalu menonjok wajah pria yang bertato perisai yang membuatn
"Dia mabuk bro. Kelihatannya sedang ada masalah."Andi dan Gilang menatap anggota geng motor yang mengetahui jika Rafri mempunyai masalah yang tidak bisa dia selesaikan sendiri. Mereka baru kali ini melihat Rafri berada di bar dengan wajah babak belur bersamaan dengan anggota geng motor."Stop Raf, jangan meminumnya lagi. Itu tidak baik. Kamu akan sakit nanti."Gilang menarik tangan Rafri untuk mengajaknya pergi dari tempat maksiat itu. Rafri menepis tangan gilang dan malah meneguk segelas wisky yang berada di hadapannya."Ayolah kak kita minum bersama dan bersenang-senang."Para anggota geng motor itu tertawa yang diikuti oleh Rafri, seakan sang ahli waris sudah tidak memiliki beban yang dirasakan lagi.Andi dan Gilang akhirnya duduk bersebelahan dengan Rafri yang berhadapan dengan anggota geng motor."Minumlah bro."Salah satu anggota geng motor itu menyodorkan sebuah gelas kecil yang berisi wisky pada Andi dan gilang. Namun mereka menolaknya dengan halus."Kalian siapa? kenapa bisa
"Raf? Apa yang kamu bicarakan!" Teriak Andi tidak mengerti maksud Rafri yang menyuruh geng motor mencari seseorang lewat cctv."Kak. Ayu selingkuh dengan pria itu!. Makanya aku pengen tahu siapa selingkuhannya dia." Tanpa sadar, Rafri meneriaki kedua pria tampan yang berada di hadapan wajahnya hanya karena Ayu.Gilang memicingkan matanya dan sedikit berpikir tentang hubungan Rafri dan Ayu. Dia tidak mengerti kenapa Rafri sangat bucin dengan seorang wanita yang bernama Ayu. "Apa kamu tidak curiga dengan Bayu, kakakmu sendiri?"Rafri yang mendengar kakaknya disebut, spontan saja membuka lebar matanya tidak percaya Gilang bisa menuduh kakaknya berselingkuh dengan Ayu. Namun kenyataan itulah yang sebenarnya terjadi."Maksud kak Gilang apa menuduh kak Bayu selingkuh dengan Ayu?""Jika kenyataan itu benar, apa yang akan kamu lakukan Raf?"Andi mencoba meyakinkan Rafri jika kebenaran terungkap apa yang akan dilakukan Rafri untuk kakak kandungnya yang telah tega mengkhianati dirinya.Andi d
Rafri dan bi Ijah menoleh bersama ke arah sumber suara. Mereka berdua mondar-mandir mencari dan memikirkan di mana Rafri akan bersembunyi. "Den.. Sembunyi den."Bi Ijah mendorong-dorong tubuh Rafri menyuruhnya untuk bersembunyi, tetapi dia sendiri tidak tahu di mana tempat yang aman untuk menyembunyikan majikannya di dapur.Rafri yang juga kebingungan melihat bi Ijah yang antusias terhadap dirinya. Rafri mengangkat tangan dan bahunya secara bersamaan bingung di mana dia akan bersembunyi."Den. Di sini den. Semoga aman."Bi Ijah langsung mendorong tubuh Rafri untuk bersembunyi di balik tembok yang tidak terlihat dari arah depan."Bi, ada apa?"Tiba-tiba saja mama Rafri sudah berada di dapur melihat bi Ijah yang sedang menyembunyikan Rafri."Tikus nyonya, ada tikus."Bi Ijah langsung berteriak ketika melihat mama Rafri masuk ke dalam dapur. Bi Ijah berpura-pura melihat ke arah bawah kompor dengan menggunakan pisaunya. Dia menunjukkan jika di bawah kompor ada tikus yang sedang berkeliar
Bibi berjalan perlahan menuju lantai atas. Setelah sampai di ujung tangga bagian atas, tatapan matanya lurus ke arah pintu bercat coklat yang di dalamnya ada seorang pria tampan sedang tertidur nyenyak.Took....took....took.....!Bibi mengetuk pintu dengan perlahan."Deen....! Den Rafri. Bangun den..!"Bibi berteriak memanggil Rafri, namun tidak ada jawaban dari dalam. Sekali lagi bibi mengetuk pintu dengan keras.Tookkk...tookk...tookk..!Bibi mencoba menempelkan telinganya di pintu berharap mendengar Rafri bangun dan membuka pintu. Namun lagi-lagi bibi tak mendengar suara dari dalam."Tookk....toookkk...!""Deeen...! Bangun deeen...!"Kini bibi sudah menyerah membangunkan pria tampan itu dengan cara mengetuk pintu. Akhirnya bibi memutar knop pintu dan membuka pintu kamar Rafri. Untung saja pintu kamar tidak dikunci.Bibi masuk kamar dan mendapati pria tampan itu sedang berbaring miring ke kanan di alam mimpinya dengan berselimut putih yang menutupi seluruh badannya. Hanya mata indah
'Kak Bayu'Notifikasi berkali-kali yang membuat Rafri terkejut itu adalah dari kakaknya, Bayu.'Ada apa kak Bayu mengirimiku pesan begitu banyak?'Rafri membatin dan berpikir apakah terjadi sesuatu dengan kakaknya atau ada kepentingan lain yang mendesak. Tidak biasa kakaknya mengirimi pesan sebanyak itu.Rafri duduk di pinggir ranjangnya dan menekan layar ponselnya lalu membuka 4 pesan dalam satu aplikasi yang berwarna hijau membentuk tanda chat itu.(Sudah bangun belum Raf? Maaf jika aku lancang menanyakan hal ini padamu.)(Beberapa hari lalu, antara kamu, papa dan mama bertengkar soal video lamaranmu dengan Ayu. Memangnya dari mana asal video itu?)(Apakah setelah kejadian video itu kamu masih bertemu dengan Ayu?)(Gara-gara video itu, tadi pagi papa dan mama sempat bertengkar kecil karena ulah kamu.)Secara bersamaan, Rafri menutup matanya dan menghela napas dengan ponsel yang masih digenggam erat di tangannya.Secara bersamaan juga matanya terbuka sambil mengeluarkan napas panjan
Bayu berdiri dari tempat duduknya untuk mendekati Vina. Dia melihat Vina dari ujung kaki sampai ujung kepala."Kamu benar-benar seksi loh Vin memakai baju itu. Bagiku malah terlalu seksi. Apa kamu sengaja berpakaian seperti itu di kantor?"Mata Bayu tidak bisa berbohong jika dirinya tertarik dengan keseksian Vina. dengan sambil berjalan, Bayu menggigit bibirnya tanda dia mulai tergoda oleh Vina."Terima kasih pak atas pujian bapak terhadap saya. Dulu pak Bayu pernah bilang sama saya, jika di kantor harus terlihat menarik."Vina masih terlihat polos di hadapan Bayu yang berjalan pelan mendekatinya. Sebenarnya Vina sangat resah dan takut jika seandainya Bayu benar-benar tergoda olehnya."Vin, apa kamu sadar? Aku sudah tergoda olehmu."Benar saja. Di pikiran Vina, Bayu sudah tergoda olehnya.'Pak Bayu benar-benar jago gombal. Jangan-jangan dia benar playboy?'Vina mencoba menggoda Bayu sekali lagi dengan menggigit ujung bibir bawahnya agar terlihat selalu menggoda di mata Bayu.Sekarang,
Ayu membuka pintu mobil dengan raut wajah yang cemberut."Oke..Aku keluar sekarang."Ayu baru saja melangkahkan kaki kirinya keluar mobil, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Bayu untuk duduk kembali ke dalam mobil."Iiisshhh...Ada apa lagi?"Ayu berteriak dan berdecih menepis tangan Bayu yang memegang erat tangan kanannya. Namun, Ayu terlalu lemah untuk melepaskan tangan Bayu dari tangannya.Bayu menatap Ayu sangat dalam. Dia meneliti setiap inci wajah Ayu. Bayu sangat tertarik dengan mata indah Ayu yang terlihat lembut.Seketika tatapan mata mereka bertemu membuat mereka saling pandang dalam diam.Dengan cepat, Bayu menarik tangan Ayu dan memeluknya dengan erat. Ayu dibuat terkejut dengan sikap Bayu yang tiba-tiba saja memeluknya."Tarik kata-kata kamu yang selalu membandingkanku dengan Rafri. Aku minta maaf untuk ini. Maafkan aku."Dalam pelukan Ayu, Bayu terlihat menyesal telah mengusir Ayu dari mobilnya."Aku sayang kamu Yu. Aku tahu perbuatanku salah. Aku pun juga tidak tahu kenapa