Adakah yang lebih menyakitkan daripada melihat pengkhianatan perempuan yang kita cintai? "Maaf, tapi aku masih terlalu takut untuk memulai cinta kembali." Rasanya sulit untuk bisa memulai dari awal. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk membangun sebuah tembok pembatas hatiku. Namun, ketika di titik terendahku, aku mengenal seorang perempuan yang ingin menghancurkan tembok pembatas itu. Berhasilkah perempuan itu menghancurkan tembok pembatas itu?
View More"Bagaimana? Sudah siap semua?"
"Beres bos. Tinggal penataan saja.""Bagus. Tiara Andini sudah datang?""Sudah bos. Sudah stay di hotel yang bos booking.""Oke baiklah. Terima kasih ya Cil?""Sama-sama bos."Rafri menelpon temannya Ucil yang ikut bekerja paruh waktu di EO untuk menanyakan persiapan acaranya nanti malam.Hari ini Rafri terlihat sangat bahagia dan bersemangat karena hubungannya dengan Ayu Kusuma sudah berjalan selama 3 Tahun. Hari ini Rafri berencana untuk melamar Ayu di hari Anniversary yang ke-3.Bahkan Rafri melakukan hal gila, mengundang artis yang disukai Ayu. Tiara Andini. Di tengah kesibukan Tiara Andini, untung saja dia mau datang di acara Anniversary sekaligus lamarannya dengan Ayu.Rafri tersenyum melihat cincin berlian yang telah dibeli minggu lalu. Rafri berharap Ayu akan menyukainya.Rafri segera menelpon Ayu memastikan Ayu sudah bersiap dan Rafri akan menjemputnya ke rumah."Ya?""Nanti aku jemput ya?""Tidak usah. Aku naik taksi saja."Rafri mendengar bicara Ayu yang tidak biasanya. Ayu seakan cuek dan marah padanya. Ada apakah sebenarnya dengan Ayu?"Sayang, kok naik taksi? Biar aku jemput saja ya?""Tidak usah. Kita bertemu saja di lokasi acara."Ayu langsung menutup telponnya tanpa bicara lagi. Rafri penasaran ada apa dengan Ayu. Dia berpikir mungkin Ayu akan memberikan sebuah kejutan dengan berpura-pura marah padanya."Oke. Akan aku mengikuti permainan kamu sayang, siapa yang akan terkejut duluan di acara ini."Rafri mengoceh sendiri di depan cermin sambil memperbaiki dasinya agar terlihat rapi.***"Wuaaah...Ganteng banget nih Aditya Rafri. Mau wisuda bro?"Rafri keluar kamar yang disambut oleh kakaknya Aditya Bayu yang sedang duduk di sofa sambil menonton bola.Sudah tidak asing lagi di telinganya, setiap hari kakaknya Bayu selalu menggodanya dan mengajaknya berantem. Memang wajar sih kakak adik terbiasa berantem seperti ini. Tapi Rafri berharap, tidak ada pertengkaran yang menjadikan dia dan kakaknya renggang dalam hubungan persaudaraan."Aku mau melamar pujaan hati kak."Dengan bangganya Rafri memberi tahu pada Kakaknya."Melamar Ayu? Cewek matre dan licik itu? Hahahahha....""Kak stop!"Rafri berteriak pada kakaknya yang selalu saja menjelek-jelekan Ayu di hadapannya."Jangan seperti itu sama Ayu kak. Dia itu calon adik ipar kak Bayu."Rafri mencoba meyakinkan kakaknya jika Ayu adalah gadis baik dan tidak seperti apa yang dikatakan kakaknya."Kamu yakin akan melamar dia? Yakin diterima? Raf, ada berita tentang perusahaannya papa yang diambang kebangrutan hari ini. Kamu bisa melihatnya di internet. Kakak takut Ayu akan mencampakkan kamu setelah tahu berita ini.""Kak, Ayu bukan cewek seperti itu. Dia gadis elegan. Setia. Dia tidak mungkin menolak seorang Aditya Rafri. Aku dengan Ayu sudah 3 Tahun. Kak Bayu sudah tahu hal itu kan?"Bayu yang sudah mengetahui akan jawaban adiknya itu hanya mengangguk.***Sesampainya di lokasi, Rafri melihat tempat yang didekor Ucil sangat bagus. Dia sangat yakin Ayu akan menyukai suasana romantis ini.Rafri duduk di meja makan cafe sambil menunggu Ayu datang. Tidak lama kemudian, datanglah Ayu. Dia benar-benar sangat cantik. Dengan dress warna merah dan jepit warna putih yang berada di rambutnya menambah elegan.Rafri melihat tanpa berkedip sedikitpun dengan penampilan Ayu malam ini."Sayang?"Rafri menyapa Ayu dengan lembut. Ayu langsung duduk di depan Rafri."Kamu yang menyiapkan ini semua?""Ini semua untukmu sayang.""Terima kasih ya. Tapi... Aku mau bicara sama kamu. Penting."Dari nada suaranya, Ayu kelihatan serius. Apa ini bagian dari Pranknya?Rafri mengira ini adalah permainannya Ayu untuk mengepranknya. Rafri bepikir Ayu yang akan terkejut duluan."Tunggu! Aku juga akan bicara penting sama kamu sayang. Aku duluan ya?""Raf..?""Raf? Apa? Kamu memanggilku Rafri?""Ya. Aku-""Stop."Rafri menjetikkan jarinya tanda agar Tiara Andini bernyanyi. Lampu lighting dinyalakan dan Tiara Andini muncul dari balik panggung dan mulai bernyanyi.Ayu yang melihat itu sangat terkejut. Ayu langsung berdiri dari tempat duduknya dan dia tidak menyangka jika Tiara Andini datang untuknya."Sayang? Kamu beneran mengundang Tiara Andini?""Iya..Ini semua untukmu."Ayu sudah terlihat tidak marah lagi."Waaah... Terima kasih ya sayang. Kamu tahu apa yang kuinginkan."Rafri tahu Ayu akan sebahagia ini. Ini waktu yang tepat untuk Rafri mengeluarkan cincinnya.Rafri memegang tangan kiri Ayu, sementara tangan kanannya menunjukkan cincin berlian pada Ayu. Namun, wajah Ayu seketika berubah saat Rafri mengeluarkan cincin itu."Sayang. Kita sudah 3 Tahun bersama. Susah senang sudah kita lewati bersama-sama. Setelah ini, aku mau kamu menjadi milikku selamanya. Apa kamu mau menerima lamaranku?"Tiba-tiba saja tangan Rafri dilepaskan oleh Ayu."Eemm...Raf... Kita akhiri di sini saja ya?"Dengan lembut Ayu mengatakan akan mengakhirinya di sini."Sayang, Maksud kamu apa?""Aku mau kita putus!"Rafri melihat keseriusan Ayu. Rafri lagi-lagi berpikir jika ini hanya Prank. Bahkan Rafri tidak mempercayai jika Ayu bicara seperti itu padanya."Kamu ngeprank aku kan? Kamu menyiapkan hadiah lain buat aku kan?""Tidak. Aku serius Raf. Aku ingin kita putus.""Tapi kenapa? Aku sudah melakukan ini semua untuk kamu sayang."Rafri masih bisa menahan emosinya. Dia masih yakin jika ini adalah pranknya Ayu."Terima kasih untuk semuanya Raf. Tapi aku malu jika masih bersamamu. Sudah banyak berita yang menyebar jika keluarga kamu bangrut.""APAA! Kamu minta putus hanya karena soal berita bodoh itu?"Rafri tidak mengerti lagi apa yang dibicarakan oleh Ayu. Tidak mungkin Ayu mengajaknya putus hanya karena berita bodoh itu.Rafri tahu Ayu takkan mungkin tega berbicara seperti ini padanya. Ayu takkan mungkin menyakitinya hanya karena harta."Itu bukan berita bodoh. Berita itu sudah tersebar ke mana-mana. Aku malu jika aku terlibat dengan hal ini. Apa kata teman-temanku nanti Raf?""Sayang, jangan dengarkan kata mereka. Aku yang akan membahagiakan kamu. Kamu minta apapun aku akan belikan, aku akan penuhi semua keinginanmu. Asal kita tidak putus.""Kamu mau belikan aku apapun pakai apa jika sudah bangrut? Aku tidak mau hidup susah Raf."Ayu meninggikan suaranya. Kata-katanya sungguh menyakiti Rafri. Rafri mencoba tenang menghadapi Ayu. Jika emosi dibalas emosi maka akan menjadi kobaran api."Ayu, kita sudah 3 tahun bersama. Kenapa tepat di hari anniversary kita kamu mengatakan ingin putus dengan alasan keluargaku diambang kebangrutan. Katakan! Ini semua tidak benar kan?""Tidak Raf. Mamaku juga malu jika nanti punya menantu bangrut.""APAAA?? Ayu! Aku tanya sama kamu. Siapa yang menyebarkan berita tidak benar seperti itu? Apa kamu tahu yang sebenarnya terjadi? Tidak kan? Jadi tolong jangan bicara seperti itu padaku bahwa keluargaku akan bangrut."Siapa yang sebenarnya menyebarkan berita bahwa keluarga Rafri akan bangrut? Kenapa tepat di hari Anniversarrynya? Apakah ada seseorang yang tidak suka dengan keluarga Rafri dan hubungannya dengan Ayu? Apakah mungkin ini bagian prank nya Ayu di hari anniversary?-Bersambung-Kedua perempuan yang berada di hadapan Rafri, kini tengah menatapnya selagi makan. Dia melihat Harum bertopang dagu menggunakan kedua tangannya, menatapnya seolah berkata 'apakah kue buatanku tidak enak? atau tidak ada rasanya?'Sambil mengunyah pelan, Rafri melihat raut wajah bingung dari kedua gadis itu sambil menyembunyikan senyumnya. Hal ini membuat jiwa tengilnya keluar."Kok rasa kuenya begini ya?"Harum mendongak ke atas menatap Dhea yang berdiri di sampingnya. Mereka saling memandang satu sama lain seolah berbicara lewat tatapan mata."Mm...me...memang rasanya bagaimana Raf? tidak enak ya?"Harum menanyakan rasa kuenya dengan kalimat yang terbata-bata pada lelaki yang berada di hadapannya dengan perasaan was-was.'benar saja. Dia bertanya seperti itu.'Rafri membenarkan feeling-nya jika Harum akan bertanya seperti itu. Namun Rafri hanya ingin Harum dan Dhea merasakannya. Rafri berpikir jika Harum dan Dhea belum mencoba kuenya."Coba deh kalian rasakan. Kalian belum mencobanya
"Ini kita hanya berdiri saja di sini?"Rafri mulai bersuara di saat mengetahui Harum melihatnya dengan mata bulatnya dan tanpa mempersilahkannya duduk."Ya ampun maaf. Iya...Silahkan duduk Raf."Kemudian, senyum itu melengkung dari bibir seorang ahli waris yang membuat Harum salah tingkah.Penampilan Rafri saat ini membuat Harum sangat penasaran siapa Rafri sebenarnya. Dengan rasa penasaran itu, Harum bertekad untuk mengenal Rafri lebih jauh lagi."Sebentar ya Raf, saya ambilkan minum terlebih dahulu.""Baiklah."Harum meninggalkan Rafri sendiri di ruang tengah dengan berbagai macam pertanyaan yang ada di pikirannya. Sesekali dia menengok ke arah belakang melihat Rafri yang sedang sibuk mempersiapkan bahan skripsinya.'Siapa Rafri sebenarnya? Penampilannya terkesan sangat rapi dan pakaiannya juga bermerk. Berbeda dengan kemarin saat dia datang ke cafe ini. Entahlah'***Mama Ayu membuka kamar putrinya saat putrinya tengah selesai mandi dan masih mengenakan kimono handuk."Mama!"Spont
"Tidak! Tidak! Meskipun Harum seorang wanita yang cantik, manis, ramah, mempunyai eye smile, aku sama sekali tidak mempunyai perasaan apapun terhadapnya."Rafri menggelengkan kepalanya meyakinkan dirinya sendiri di depan cermin jika dirinya tidak menyukai Harum.Took....Took...Tok....!"Den Rafri, bangun den. Sudah siang."Rafri menoleh ke arah pintu. Suara bi Ijah yang mengetuk pintu membuyarkan semua pikiran dan perasaan Rafri terhadap Harum."Den Rafri ayo bangun den."Hampir setiap hari bi Ijah menjadi alarm untuk membangunkan Rafri. Apalagi hari libur seperti ini, pasti bi Ijah mengira jika Rafri belum bangun dari tidurnya."Iya bi."Rafri berjalan untuk membuka pintu sambil tersenyum mendengar suara bi Ijah yang sangat keras dari dalam kamarnya. Pantas saja di hari biasa, Rafri segera terbangun. Alarm suara secara langsung dari bi Ijah tidak akan bisa mengalahkan alarm dari ponsel sang ahli waris itu.Segera mungkin Rafri membukakan pintu untuk bi Ijah agar bi Ijah tidak terlalu
Suara adzhan subuh terdengar samar-samar di telinga seseorang lelaki yang masih terlelap nyaman dari tidurnya."Ash-shalaatu khairum minan naum"Seiring waktu berjalan, suara adzhan terdengar jelas di telinganya. Seketika itu, dia membuka mata perlahan-lahan sambil mengusapnya.Pria itu menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya lalu menurunkan kakinya hingga menapak ke lantai. Dia duduk di pinggir kasur dengan mata yang dipaksakan terbuka.Sebelum beranjak, pria itu meminum air putih yang berada di meja dekat ranjangnya sambil mengecek ponselnya terlebih dahulu.Matanya masih belum sepenuhnya terbuka lebar, dia melihat satu notif nama yang belum dihapus dari contak ponselnya. 'Honey' Nama itu yang dahulu mengisi hari-harinya di saat akan tidur dan juga bangun tidur. Namun sekarang keadaannya sudah sangat jauh berbeda.Dia meletakkan gelas yang sudah diminumnya hingga habis. Sekali lagi dia mengucek matanya untuk memastikan apakah benar jika yang mengiriminya pesan adalah Ayu."Ayu! Ng
"Dengan kamu bertanya seperti itu, sama saja kamu menuduhku!"Suara Bayu yang terdengar berteriak di ponsel Ayu, seketika dijauhkan dari telinganya."Sayang! Kenapa kamu marah-marah? Aku hanya bertanya, bukan menuduhmu."Percakapan Bayu dan Ayu yang berada di telepon, membuat Ayu penasaran siapa sebenarnya yang menyebarkan video pertengkarannya dengan Rafri waktu lalu."Aku sama sekali tidak tahu tentang video itu. Bukan kamu, Bukan mama, sama saja menuduhku. Karena keinginan kamu, aku mempunyai masalah dengan mama"Bayu malah menyalahkan orang lain di saat dirinya ada masalah dengan keluarganya."Loh, kenapa kamu malah menyalahkanku? Itu salah kamu sendiri.""Kamu yang salah! Kamu memaksaku untuk bertemu denganmu. Jika tidak, aku tidak akan terlibat masalah dengan mamaku.""Seharusnya kamu bisa berpikir dong! Jangan seenaknya saja menyalahkanku. Mungkin alasan kamu selalu monoton dan jadul. Cobalah mencari alasan yang logis."Bayu mendengus kesal serta senyum menyeringai saat mendenga
"Aaahh...Tidak..tidak...! Mana mungkin aku tiba-tiba mendatangi mereka berdua dan langsung menanyakan perihal video tersebut kepada Rafri. Aku sama sekali tidak mengenal Rafri."Sedari tadi Dhea berdiri sambil membayangkan bagaimana jadinya jika dia tiba-tiba datang menghampiri kedua orang yang baru saja bertemu setelah beberapa minggu terpisah."Sudahlah. Biarkan saja mereka bersenang-senang terlebih dahulu. Mudah-mudahan Rafri seseorang yang baik yang tidak akan menyakiti Harum."Dhea berprasangka baik kepada Rafri. Meskipun dengan ketakutannya, Dhea harus tetap waspada dan tetap menjaga sahabatnya dari seseorang yang mencoba menjahatinya."Lebih baik aku menghampiri mereka dan berterima kasih pada Rafri telah menemukanku pada Harum. Sahabatku sejak di bangku SMP."Dengan membawa nampan yang berisi 2 makanan ringan serta 2 minuman, Dhea berjalan menghampiri Rafri dan juga Harum yang sedang bersenda gurau."Annyeong haseyo."Dhea menyapa mereka berdua dengan gaya khas bahasa koreanya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments