Dari kejauhan, Hizkia dapat melihat bahwa Ruth mulai lebih tenang dibandingkan awal kedatangannya. Ia berjalan mendekati makam abangnya.
Hizkia ikut duduk di pinggiran makam. Kemudian, Ruth mengambil Elkana dari gendongan Hizkia. Pria itu bercakap dalam hatinya dan memanjatkan doa. "Ayah... ini Elkana datang. Elkana mendoakan Ayah tenang di sana. Elkana di sini baik-baik Ayah." Ruth menirukan suara anak kecil sebagai ganti Elkana. "Kapan-kapan Elkana datang lagi, ya, Ayah." Sewaktu Ruth berdiri dan akan beranjak dari makam. Hizkia berbicara di hadapan makam abangnya, "Abang, terimakasih untuk semua kebaikan Abang padaku. Aku telah melamar Mama El, tinggal menunggu jawaban iya. Aku juga telah berjanji untuk menjaga Elkana dan mamanya."Hizkia berdiri menoleh pada Ruth. Perempuan itu melongo mendengar penuturan mantan adik iparnya itu. Dihadapan makam itu ia berani mengatakan hal seperti itu.
"Kita pulang," pernyataan Hizkia itu membuat Ruth malah dongkol. Ia menahan diri untuk tidak komplain.Sesampainya di mobil, Ruth tetap memilih duduk di bangku belakang. Hizkia geleng-geleng kepala saja melihat mantan kakak iparnya itu.
Mobil melaju dengan pelan keluar dari gerbang pemakaman. Kini mereka menuju rumah Ruth."Apa maksud kamu menunggu jawaban iya?" Pertanyaan Ruth membuat Hizkia melihatnya dari kaca spion dalam."Aku rasa pilihannya jelas kak. Pilihannya ada dua, pertama iya dan kedua iya," Hizkia terkekeh dengan candaannya sendiri.Ck! Hidup dengan pria ini, apa iya Ruth akan bahagia?
Saat tiba di gerbang rumah Ruth, sebenarnya Hizkia ingin ikut masuk. Hanya saja, Ruth tidak memberi izin dengan alasan tidak enak dengan tetangga. "Memangnya kita akan melakukan apa? Sampai tidak enak dengan tetangga, hm?" Hizkia merasa aneh dengan alasan yang diberikan oleh Ruth. "Iya namanya juga aku janda. Nanti, tetangga bisa bergosip yang tidak-tidak."Hizkia tidak habis pikir dengan alasan mantan kakak iparnya. Di kawasan elit ini, tetangga mana yang peduli dengan apa yang dilakukan tetangganya.
Tapi, Hizkia tidak membantah dan mengatakan akan datang lagi dan lagi, sampai kata iya keluar dari mama Elkana.
Ruth diminta tidak mengulur waktu sebab pilihannya ada dua, iya dan iya.
Ruth tampak kesal pada Hizkia dan mengatakan tidak akan membuka pagar dan pintu rumah untuk Hizkia bila memaksa terus.
Pria itu mengatakan tidak akan menjadi masalah baginya sebab yang akan bermasalah malah mama Elkana dengan para tetangga saat mereka melihat Hizkia berteriak memanggil Ruth seperti teriakan abang kurir pengantar paket.
Tidak butuh waktu terlalu lama, kegigihan Hizkia berbuah.
Pria itu bisa bertandang dua kali sehari, pagi, dan sore sepulang kerja ke rumah Ruth.
Mama Elkana akhirnya menerima pinangan mantan adik iparnya itu. Mama dan bundanya sungguh senang mendengar rencana pernikahan anak-anaknya. Mereka turut andil mempersiapkan pernikahan itu.
💕💕
Selesai Ruth berdiam diri, ia kembali dari kisah masa lalu.
Dirinya berpikir setiap rumah tangga pasti menjumpai tantangannya sendiri. Bila demikian apa yang harus ia lakukan?
Dalam masalah ini, Ruth lah yang hadir belakangan di antara mereka. Meski ia kini seorang istri, pernikahan ini tidak berdasar cinta melainkan wasiat semata.
Pesan dari mendiang suaminya yang tak lain abang Hizkia sendiri.
Apa yang menguatkan posisinya dalam perkawinan ini?
Ruth mendesah, lalu bangkit melakukan kerja rumah tangga seperti biasa. Ya, Ruth seorang ibu rumah tangga. Saat bersama mendiang suami, ia pernah bekerja di sebuah perusahaan.
Setelah menikah dengan Hizkia, suaminya itu meminta fokus pada tumbuh kembang Elkana agar dapat optimal perhatian dari dirinya sebagai mama. Ruth pun tidak keberatan sebab putranya memang prioritas dalam hidupnya.
Malam pun tiba terasa cepat.
Setelah makan dan bermain, Ruth dan anaknya kembali ke kamar Elkana.
Ruth membacakan buku hingga Elkana tertidur di pangkuannya.
Elkana anak yang manis dan rutinitas hariannya dapat ditebak karena Ruth membiasakan jadwal rutin bagi anaknya sedemikian.
Elkana tidak terlalu rewel, namun untuk sesuatu yang diinginkannya ia akan gigih menangis memintanya.
Sekitar pukul 21.00, Ruth kembali ke kamar dan ingin beristirahat.
Teringat janji suaminya akan pulang cepat, rupanya itu hanya lip service.
Sampai saat ini, belum ada tanda kepulangan suaminya bahkan sekedar mengirim pesan pun tidak.
Ruth putuskan tidak menunggu suaminya pulang, bahkan ia kembali memasukkan ke dalam kulkas semua makanan yang telah dihidang.
Ruth bertanya pada hatinya apakah kuat untuk kemungkinan yang tidak terduga ke depan.
Apa ia sanggup untuk kemungkinan terburuk setelah dirinya memergoki kemesraan suaminya dengan perempuan lain? Dengan mantan kekasih suaminya?
Ruth bersiap istirahat. Entah bagaimana rasa cemas melandanya. Ia berusaha untuk menenangkan hatinya yang tengah sedih. Air mata menjadi temannya memasuki ruang mimpi.
Di lain tempat, Hizkia masih bersama dengan seorang perempuan.
Perempuan itu masih ingin bermanja dan tidak bersedia ditinggal Hizkia. Akan tetapi, malam semakin larut. Bahkan, ia tidak menepati janji pulang cepat pada istrinya.
"Naomi, ini sudah malam. Kita harus pulang." Hizkia bangkit dari tempat duduknya. Namun, Naomi menariknya kembali untuk duduk.
"Kenapa sih harus buru-buru? Kangen istri kamu, ya?"
"Besok kita harus kerja kembali, Naomi. Kondisi tubuh harus dijaga." Hizkia melepaskan gandengan tangan Naomi yang bergayut manja di lengannya. Kali ini, ia benar-benar berdiri.
"Mari, kamu aku antar," tawar Hizkia sopan.
"Ngga usah, Kia. Aku bawa mobil, kok. Okelah, mari kita pulang." Mau tidak mau Naomi menuruti Hizkia untuk pulang.
Mereka berpisah di parkiran kantor. Sebelum Hizkia masuk ke dalam mobilnya, Naomi berbisik, "Mimpikan aku ya." Senyum merekah di wajahnya yang cantik. Tidak ada respon berarti dari Hizkia. Tubuh yang lelah memengaruhi ekspresinya malam ini. Hizkia melesat menuju rumahnya. Tiba di rumah, ia tidak mendengar suara istri dan anaknya. Pasti mereka telah tidur. Pria itu berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air di dalam kulkas. Didapatinya makanan yang dibuat oleh istrinya telah dingin. Ia tidak menepati janji untuk pulang lebih cepat. Hizkia ingin memakan masakan itu, tapi sayang perutnya telah kenyang. Tadi dirinya diajak makan malam oleh Naomi. Perutnya tak sanggup lagi menampung nasi dan lauk pauk. Hizkia menuju kamarnya. Saat ia masuk lampu telah remang. Ia melihat istrinya tidur meringkuk dalam selimut. Ia melangkah menuju kamar kecil, membasuh diri sebelum istirahat malam. Begitu melangkah keluar terasa se
Jelang sore hari Ruth telah menyiapkan barang bawaan untuk menjumpai bundanya, oma Elkana, di Palembang.Dia sempat sedikit kecewa karena Hizkia tidak menjelaskan kejadian tempo hari di kantor seperti apa. Padahal ia akan bersedia mendengarkan.Ruth juga enggan menanyakan langsung. Ini termasuk janji mereka sebelum menikah untuk tidak ikut campur dalam urusan pribadi pasangan.Ruth tersenyum melihat Elkana yang gembira bermain tanpa beban sedikit pun. Ia harus bertahan dalam pernikahan ini, sebab telah memilih maju sampai di titik ini.Hanya saja, ia perlu menepi untuk tahu sejauh mana hati telah terpengaruh oleh pesona suaminya. Dan bagaimana akan melanjutkan pernikahan ke depan."Sudah bersiap?" Tanpa disadari Ruth, Hizkia telah pulang saat ini berdiri di belakang tubuhnya."Sudah," jawab Ruth."Hari Sabtu aku akan menyusul kalian." Itu
"Ruth ya..." Mama Elkana memindai wajah pria di hadapannya ternyata teman lamanya sewaktu SMA di Palembang.Bunda yang mengenali sosok Kris membalas sapaan."Nak Kris... iya ini Ruth. Nak Kris, ketepatan jumpa di sini," sambut Magdalena."Iya Tante, saya sedang cari hadiah untuk kelahiran ponakan saya. Pas setelah jam meeting tadi saya ke sini," jawab Kris ramah sesekali melirik Ruth.Mama Elkana tidak banyak bicara hanya tersenyum samar. Dirinya tiba-tiba teringat pada masa lalu banyak peristiwa konyol sewaktu SMA yang mereka lakukan, seperti mengerjai teman sekelas yang berulang tahun atau yang terlambat masuk kelas."Kapan-kapan saya boleh main ke rumah, Tante?" tanya Kris dengan berani tanpa basa-basi.Tidak menunggu jawaban Kris melanjutkan, "Bos kecil ini anak kamu, Ruth?"Ah, hampir saja Elkana terabaikan dalam pembicaraan mereka. Setelah beberapa menit bercakap-cakap, mereka bertukar nomor ponsel dan melanjutkan langkah
Entah telah sejauh apa hubungan antara Hizkia dan Naomi. Kerja sama antarperusahaan akan membuat mereka hampir setiap hari bertemu. Menerka-nerka hal itu tidak baik bagi pikiran mama Elkana, rasa tidak percaya diri pun kian mendominasi Ruth.Ruth kembali ke kamarnya sekitar pukul dua puluh dua setelah menidurkan Elkana. Sempat ingin beristirahat bersama Elkana saja namun ia ingat ini bukan di rumah mereka. Tentu saja tidak tepat bersikap egois dan kekanakan saat ini.Ternyata Hizkia belum tidur dan sedang duduk melipat kaki dengan tangan terangkat di sandaran sofa kamar menunggu istrinya. Mama Elkana masuk lalu menutup pintu. Ia mengerling cepat dan menemukan suaminya tengah menatapnya.Ruth berjalan melewati suaminya menuju ranjang tanpa sapaan sedikit pun. Hizkia yang menunggu istrinya tapi dicuekin benar-benar habis kesabaran. Perlakuan mama Elkana semenjak di Jakarta sampai tiba di Palembang bikin Hizkia geram.Beranjak dari duduknya, Hizkia men
Kembali ke Jakarta membuat Ruth berpikir keras untuk menyusun rencana terkait pernikahannya. Ruth perlu mempertimbangkan perkataan bunda, ia telah memutuskan sesuatu hal dalam benaknya.Ruth kembali dalam aktivitas hariannya sebagai istri dan ibu. Ia mempersiapkan segala keperluan suami dan anaknya. Tetap irit bicara. Sementara perasaan Hizkia lebih tenang bila istrinya berada di rumah dalam pantauannya.Teringat tentang masakan, ternyata Hizkia telah melewati banyak hari untuk tidak mencicipi masakan istrinya yang lezat. Alasan kesibukan dipakainya dengan maksud supaya istrinya tidak perlu repot-repot memasak.Padahal Ruth tak pernah merasa kerepotan, ia memang senang memasak. Kali ke depan Hizkia tidak mau melewatkan kesempatan menikmati hidangan yang disajikan istrinya."Boleh siapin bekal makan siang buat aku, ngga?"Itu permintaan Hizkia telah beberapa minggu setelah kembali dari Palembang."Boleh." Ruth mengangguk.
"Hei! Kamu perempuan, tidak sadar yang kamu dekati pria beristri? Tidak laku atau tidak bermoral?" Ruth beralih melancarkan serangan pada Naomi. "Saya tahu kalian rekan kerja dan pernah menjalin hubungan romantis. Tapi sikap kalian sangat rendah dan tidak layak," berang Ruth pada Hizkia dan Naomi. Ruth menepis rasa hormat pada suaminya. Naomi seketika berdiri dan tersinggung dengan ucapan mama Elkana. "Yang tidak laku aku atau kamu. Menikah dengan pria jauh lebih muda, memangnya kamu mampu melayaninya?" Naomi yang dikenal lembut tersulut api amarah. "Hhh... sudah tanyakan pada pria ini, siapa yang meminta menjadi istrinya? Berkali-kali ditolak, tetap ingin menikahiku bahkan keluarga besarnya turut andil. Hhm... apa itu disebut tidak laku?" Ruth melirik respons Hizkia sebentar, ia berlagak sombong. Ruth melipat tangan di dada dan menegakkan dagunya menandakan ia lebih diinginkan dari Naomi meski sebenarnya dada Ruth berdetak cepat.
Di akhir bulan, pengasuh yang dicari telah dipekerjakan Ruth, sebenarnya tidak banyak kerja harian pengasuhnya. Hanya saja bila mereka bepergian lama ke luar rumah, peran pengasuh penting untuk membantu kebutuhan Elkana.Pengasuh tidak tinggal bersama mereka melainkan datang pagi pulang sore. Mama Elkana masih mengambil tanggungjawab untuk melayani suami dan anaknya. Ia merasa mampu.Jadwal kunjungan proyek tiba, Hizkia telah meminta Melina untuk memesan tiket menuju lokasi pembangunan resortnya. Ia akan turut serta meninjau lokasi. Naomi tentu saja turut serta dalam perjalanan karena ini kerjasama antara perusahaan mereka.Malam sebelum keberangkatan, Hizkia memberitahu Ruth jadwal penerbangan esok hari. Ruth tahu Naomi ikut serta di kunjungan kerja ini. Dari mana mama Elkana tahu? Melina. Melina telah menjadi sekutu baik Ruth. Sekalian menjadi mata-mata suaminya. Nampaknya, jiwa intelijen Ruth tumbuh bers
Untuk sampai ke lokasi pembangunan, mereka menggunakan tiga mobil. Satu mobil untuk Naomi dan asisten, Hizkia bersama istrinya di mobil yang lain, untuk Melina dan tim disediakan pula mobil berbeda. Bila saja Ruth tidak turut serta berkunjung ke lokasi, ia memastikan Naomi akan semobil dan menempel pada suaminya. Perempuan itu akan memanfaatkan waktu untuk menggoda Hizkia terus-menerus menggunakan tubuh dan kalimat rayuan manis. Sementara Hizkia cenderung tidak menolak aksi Naomi bila saling berdekatan. Apakah itu karena murni dorongan cinta pada Naomi, hasrat, atau untuk kepentingan perusahaan. Hal yang pasti, hati Ruth begitu senang sebab ia merasa menggagalkan rencana Naomi. Senyum sendiri di mobil, Ruth tidak mendengar panggilan suaminya. Hizkia menarik lengan Ruth agar beralih melihatnya. "Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Hizkia menaikkan satu alis matanya penasaran. Ketahuan begitu, wajah mama Elkana