Share

Kritis

Sentuhan Haram Suamiku

Aroma kayu putih samar terendus penciumanku. Perlahan aku membuka mata. Kepala masih sedikit terasa pusing.

"Yu, kamu kenapa?" Ibu terlihat cemas. Tangan beliau terus saja menggosok kakiku.

Pertanyaan ibu membuatku mengingat telepon yang baru saja aku terima.

"Mas Fajar, Bu." Aku menangis meraung-raung.

"Fajar, kenapa?" tanya ibu panik.

"Mas Fajar kecelakaan." 

Aku terus saja menangis, tak mempedulikan adanya anak-anak yang memperhatikan dengan mimik tak mengerti.

"Astaghfirullah, Yu. Terus sekarang gimana? Di mana?" tanya ibu lagi.

"Tadi polisi bilang, Mas Fajar sudah dibawa ke RS Mitra Husada."

"Kamu tenang. Tarik napas dalam-dalam, istighfar. Kamu harus ke sana sekarang. Tapi kami harus tenangkan diri dulu," ujar Ibu.

Aku pun menurut. Aku mengucap istighfar berkali-kali. Menghirup napas dalam-dalam kemudian mengembuskan perlahan. 

"Ini sudah malam, Bu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status