Seserahan Yang Diminta Kembali.
"Ini semua permintaan Aira, dia sedang mengandung anak kami saat ini, dan ngidam seserahan yang pernah mas berikan kepadamu," Ujarnya tanpa berani menatapku.
"Baik Mas, aku akan mengembalikan seserahan itu," ujarku seraya berlalu dari hadapannya, kemudian memasuki kamarku untuk mengambil beberapa seserahan yang masih tersusun rapi di kamarku.
Pasti kalian merasa heran kan, kenapa lelaki itu meminta kembali seserahannya?
Tapi terlebih dahulu aku memperkenalkan diri, namaku Adiva Arsyila, usiaku saat ini 22 tahun, dan lelaki tadi itu mantan kekasihku, lebih tepatnya pernah menjadi calon suamiku.
Seharusnya statusku saat ini sudah resmi menjadi istrinya, namun siapa sangka, ketika menjelang hari pernikahan kami yang sebulan lagi, calon suamiku tertangkap basah sedang tidur dengan wanita lain, wanita yang begitu akrab denganku, bahkan kami sering berbagi kebersamaan, dialah sahabatku Aira Wardani.
"Adiva, apa yang sedang kamu lakukan dengan seserahan itu," tanya ibuku yang tiba-tiba sudah berada di kamarku.
"Mas Angga meminta seserahannya dikembalikan Bu," ujarku membuat ibu terbelalak.
"Kok bisa, bukannya dia yang menggagalkan rencana pernikahan ini, ya dihitung hangus dong, karena keluarga kita yang dipermalukan," ujarnya dengan berang, dan tanpa bisa aku cegah, ibu bergegas menemui Angga ke ruang tamu.
"Mau apa lagi kamu ke sini, apa belum puas mempermalukan keluarga kami, dan seserahan diminta kembali?!" Cecar ibuku yang membuat mas Angga terkejut.
"Maaf Bu, jangan ikut campur urusan saya dengan Adiva,"
Aku lantas mendekati ibuku, dan menyerahkan seserahan yang berupa mukena, sejadah dan sepasang sepatu.
"Kok cuma ini Dek," ujarnya mengajukan protes.
"Memang hanya ini mas barangnya," ujarnya setenang mungkin, membuatnya terlihat gelisah.
"Tapi Dek, seserahan yang mas hantar kemari kan banyak, ada sekotak emas yang isinya lengkap, ada gamis dan peralatan makeup, serta uang tunai sebesar dua puluh lima juta." ujarnya membuatku tersenyum sinis.
"Kamu benar Mas, saat mengantarkan seserahan ke sini, memang ada sekotak perhiasan emas serta barang-barang lainnya, tapi kamu tidak lupa kan Mas, barang-barang itu dibeli dengan menggunakan uangku?" jawabku membuat wajahnya pucat pasi.
"Tapi Dek bukannya..."
"Aku hanya meminjamkannya kepadamu Mas, agar tidak merasa malu membawa hantaran yang tidak seberapa itu, bukan memberikannya kepadamu," jawabku sambil tersenyum.
Lelaki itu pun hanya menatap beberapa barang seserahan yang aku kembalikan, yaitu seperangkat alat sholat serta kebutuhan untuk mandi.
Hanya barang-barang itulah yang menggunakan uangnya.
"Bawalah Mas, aku ikhlas kok mengembalikannya," ujarku yang membuatnya tertunduk lesu.
Aku ingin tahu seperti apa reaksi Aira, jika mengetahui bentuk seserahan yang dimintanya kembali, dengan alasan permintaan bayi yang sedang dikandungnya.
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 2Dengan wajah lesu, mas Angga beranjak dari tempat duduknya, kemudian berlalu dari hadapanku sambil membawa seserahan yang dimintanya kembali.Aku hanya menatapnya dari tempat dudukku, tanpa berniat mengantarnya keluar, sedangkan ibuku, beliau terlihat shock mengetahui yang sebenarnya."Jadi hantaran itu menggunakan uangmu Adiva," tanya ibuku yang memang baru mengetahuinya."Ya Bu, Adiva lah yang sebenarnya mengeluarkan uang, agar mas Angga tidak dipandang sebelah mata oleh keluarga kita," ujarku yang membuat ibu memijit pelipisnya."Syukurlah kamu tidak jadi dengannya Nak," ucap ibu yang langsung kuangguki. Mungkin ini takdirku, bertemu dengan mas Angga untuk menguji kesabaran ku, apakah aku mampu melewati ujian ini?Awalnya mas Angga memang pernah mengungkapkan isi hatinya kepada Aira, namun sahabatku menolaknya, dengan alasan jika mas Angga tidak memiliki apapun yang bisa dibanggakannya.Sahabatku lebih memilih berpacaran dengan pria kaya, meski
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 3"Mas, itu semua tidak benar kan?" ujarnya sambil menatap mas Angga, sedangkan aku hanya memperhatikan interaksi kedua orang tersebut.Mas Angga terlihat gugup, kala Aira terus saja mencecarnya, dengan pertanyaan seputar seserahan.Entah apa yang akan dijelaskan lelaki itu, pada istrinya, membuat Aira menatap kearahku dengan sorot tajam, kemudian beranjak pergi dari sini.Baguslah mereka pergi, itu artinya mas Angga sadar jika seserahan itu memang mutlak milikku.Setelah kepergian mereka, akupun bergegas masuk lalu menutup pintu."Bagaimana Nak, apa urusannya sudah selesai?" tanya ibu yang terlihat cemas."Sudah Bu," jawabku sambil menempatkan Boko*gku ke sofa."Kenapa kamu tidak memberitahu ibu, jika seserahan itu menggunakan uangmu, ibu pikir itu semua memang pemberian Angga,""Maafkan Adiva Bu, karena menyembunyikannya dari ibu dan juga bapak, Adiva melakukannya agar keluarga besar kita menghargai mas Angga, tapi nyatanya lelaki itu justru berkh
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 4Riana tertawa melihat perubahan ekspresi Angga, yang tadinya senyum semringah kini berubah masam."Kamu kenapa berubah sih Adiva, kemana sikap lembut dan murah hatinya kekasih mas yang dulu?" protesnya setelah mendengar jawabanku."Aku memang murah hati Mas, tapi tidak bo*oh, jika memang Aira mengidam ingin dibelikan emas, belikan dong pakai uangmu," sahutku tidak mau kalah."Adiva, beraninya kamu berkata seperti itu, apa kamu merendahkan ku?!" ujarnya dengan wajah merah padam. Mungkin dirinya mulai tersinggung dengan ucapanku."Aku tidak merendahkanmu Mas, hanya saja aku sedang mempertahankan milikku, emas itu dibeli dengan uangku, sudah tentu itu hakku!" "Benar itu, masa uang ceweknya mau dikuasai juga, kalau lelakinya setia sih mending, nah yang ini malah selingkuh," ejek Riana membuat wajah mas Angga semakin merah padam, bahkan kedua tangannya ikut terkepal."Awas kalian berdua, aku pasti bikin perhitungan," ancamnya sebelum berlalu pergi."S
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 5POV AiraDasar sia*, ternyata rencanaku tidak berjalan mulus, aku pikir dengan merebut mas Angga dari Adiva, maka kebutuhanku selama mengandung bayi sia*an ini akan terpenuhi.Seserahan yang seharusnya menjadi milikku, justru tetap ditahan oleh Adiva.Belum lagi mantan sahabatku itu memegang rahasiaku, kalau seperti ini bagaimana aku bisa menekannya untuk menyerahkan emas dan uang tunai itu?"Pergilah, jangan pernah mengusikku lagi," ujarnya terdengar ketus. Bahkan Adiva tidak sudi untuk melihatku."Aku tidak akan mengusikmu, jika kamu kembalikan semua seserahan itu kepadaku," ujarku bersikeras, bagaimanapun caranya, seserahan itu harus pindah ke tanganku hari ini juga."Aku sudah mengembalikannya, tanya saja pada suamimu, itupun kalau dia berkata jujur," ujar Adiva membuatku semakin geram.Entah apa tujuannya berkata seperti itu, jelas-jelas seserahan itu pemberian mas Angga, karena aku ikut menyaksikan acara lamaran itu."Kamu jangan serakah Adi
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 6Pov Angga.Haduh, kenapa sih Adiva tidak mau menyerahkan emas dan uang tunai itu, bukannya itu atas namaku saat memberikannya diacara lamaran waktu itu?Meskipun barang-barang itu menggunakan uangnya, tapi orang-orang tahunya seserahan dariku, seharusnya Adiva mengalah untukku, tapi dia malah bersikeras mempertahankannya, untung saja Aira langsung percaya dengan alasan yang kuberikan, jika tidak bisa saja dirinya menuntut pisah dariku."Mas, apa yang kamu katakan tadi benar, jika Adiva sudah menggugurkan kandungannya?" ujarnya seolah tidak percaya sambil menatap kearahku."Tentu saja, makanya mas tidak bisa menuntut emas dan uang itu dikembalikan, jika tidak, mereka akan melaporkan mas ke polisi, kamu mau melihat Mas di penjara?" ujarku yang membuatnya terdiam.Kenapa gelagat Aira terlihat berubah? Tadinya dia bersikap manja kepadaku, sekarang malah menjaga jarak denganku, apa dia menyesal karena menikah denganku?"Sayang, kamu marah, maafkan mas
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 7POV Author"Angga, sebaiknya kamu pulang saja dan jangan pernah temui Adiva lagi, karena sudah ada lelaki lain yang melamar dia," ucap Kirana membuat Angga terkejut."Ayo kita pergi sekarang, nanti keluarga Andrew kelamaan menunggu kita," ajak Erika yang tak lain ibu kandungnya Adiva dan Kirana.Sedangkan Angga masih terpaku di tempatnya, lelaki itu mencerna ucapan Kirana yang membuatnya sedikit shock. Benarkah Adiva dilamar oleh seseorang?"Hai Angga, kamu sudah budeg ya, disuruh pergi kok malah bengong?" ujar Kirana sedikit membentak, hingga pria itu tersadar dari lamunannya."Hahahaha, tidak mungkin, tidak mungkin ada yang melamar Adiva, itu cuma akal-akalan kalian saja kan?" ucapnya seperti tidak terima, jika Adiva telah menemukan pengganti dirinya.Plak.Kirana memukul pundak Angga, menatap lelaki itu dengan garangnya."Apa maksud ucapanmu, Adiva itu gadis yang baik, dia terpelajar dan pintar serta bisa menjaga dirinya dengan baik, sudah tent
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 8"Bagaimana Adiva, apa kamu bersedia menerima lamaran Andrew?" tanya Pak Baskoro yang merupakan orang tua laki-laki tersebut.Adiva menatap wajah kedua orang tuanya, hati gadis itu sedikit ragu, pasalnya ia pernah mengalaminya kegagalan dalam percintaan."Kamu jangan khawatir Nak, kedua orang tuamu sudah menceritakan semuanya, perihal kamu yang tidak jadi menikah," ucap Sinta seraya tersenyum."Adiva serahkan keputusannya di tangan ibu dan bapak, Tante. Karena merekalah yang tahu mana yang baik untuk Adiva," ujarnya dengan lembut, tanpa berani menatap wajah lelaki yang mengajukan lamaran kepadanya."Bagaimana pak Arman dengan Bu Erika, apa kalian setuju jika Andrew menjadikan Adiva istrinya?" tanya Bu Sinta seraya menatap kearah keduanya."Kami setuju saja Bu, asal Nak Andrew tidak keberatan dengan masa lalu putri saya Adiva, harap dimaklumi, yang namanya pernah mengalami kegagalan, pasti ada berita simpang siur yang memojokkan Adiva, apa nak Andre
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 9Angga terkejut mendengar perkataan Aira, yang menyatakan jika Adiva pernah mengandung lalu menggugurkan bayinya. Semua tamu yang hadir pun langsung berspekulasi tentang Adiva. Untungnya keluarga Baskoro sudah mengetahui dari awal tentang permasalahan Adiva sebelum acara lamaran."Sayang, kenapa kamu mengatakan hal itu?" bisik Angga dengan wajah pucat pasi, kemudian menarik tangan Aira agar beranjak dari tempat itu.Namun Aira malah memilih untuk bertahan, dan ingin melanjutkan untuk mempermalukan Adiva.Plak.Semua orang terkejut karena Adiva maju mendekati Aira lalu menamparnya, dan bukan itu saja, bahkan gadis itu menatap tajam kearah Angga yang kini tidak berani menatap wajahnya."Aku sudah duga Mas, kamu pasti tidak mau berterus terang kepada Aira, tapi malah menciptakan kebohongan seperti itu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.Jujur saja dirinya merasa kecewa, karena sikap Angga yang tidak berani mengatakan kebenarannya pada Aira."Aku tahu