Seserahan Yang Diminta Kembali.
Bab 2
Dengan wajah lesu, mas Angga beranjak dari tempat duduknya, kemudian berlalu dari hadapanku sambil membawa seserahan yang dimintanya kembali.
Aku hanya menatapnya dari tempat dudukku, tanpa berniat mengantarnya keluar, sedangkan ibuku, beliau terlihat shock mengetahui yang sebenarnya.
"Jadi hantaran itu menggunakan uangmu Adiva," tanya ibuku yang memang baru mengetahuinya.
"Ya Bu, Adiva lah yang sebenarnya mengeluarkan uang, agar mas Angga tidak dipandang sebelah mata oleh keluarga kita," ujarku yang membuat ibu memijit pelipisnya.
"Syukurlah kamu tidak jadi dengannya Nak," ucap ibu yang langsung kuangguki. Mungkin ini takdirku, bertemu dengan mas Angga untuk menguji kesabaran ku, apakah aku mampu melewati ujian ini?
Awalnya mas Angga memang pernah mengungkapkan isi hatinya kepada Aira, namun sahabatku menolaknya, dengan alasan jika mas Angga tidak memiliki apapun yang bisa dibanggakannya.
Sahabatku lebih memilih berpacaran dengan pria kaya, meskipun telah beristri. Yang terpenting baginya, pria itu bisa memenuhi segala keinginannya.
Dan entah kenapa aku merasa kasihan kepada mas Angga, pria itu sebenarnya baik, hanya saja keadaan ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Mungkin karena rasa ibaku itulah yang membuat kami akhirnya dekat.
Tanpa pernah terpikirkan olehku, mas Angga tiba-tiba menyatakan perasaannya kepadaku, dia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Melihat perhatiannya yang tulus, akupun menerimanya.
Lalu mas Angga pun memberanikan diri untuk datang melamarku yang tentu saja diterima kedua orang tuaku.
Disaat itulah, mas Angga mengungkapkan kepadaku jika dirinya hanya bisa memberikan seserahan sederhana, yaitu seperangkat alat sholat dan perlengkapan mandi.
Aku katakan kepadanya, jika aku tidak keberatan sama sekali, yang terpenting niatnya tulus ingin menikahiku.
Tanpa sepengetahuan keluarga besarku, kecuali kak Kirana. Aku diam-diam menambah jumlah seserahan seperti sekotak perhiasan emas yang berupa kalung, gelang, cincin serta anting-anting, totalnya ada 50 gram.
Lalu membeli peralatan make-up yang komplit, beberapa stell gamis, tas, parsel buah serta aneka kue tradisional, sebagai pelengkap.
Dalam seserahan itu, aku juga menyertakan uang tunai sebesar dua puluh lima juta, hingga orang-orang yang menyaksikan acara lamaran tersebut merasa takjub, mereka berpikir jika mas Angga adalah sosok yang mampu.
Mungkin hal itulah yang membuat Aira berpikir, untuk mendekati mas Angga, dirinya tergiur dengan bentuk seserahan yang diberikan kepadaku.
"Adiva,"
Aku tersentak dari lamunanku, karena ibu mengguncang tubuhku.
"Ya Bu," sahutku sedikit terkejut.
"Lihat tuh, siapa yang datang ke sini," ujarnya yang membuatku menggeleng.
"Mau apa dia datang ke sini?" gumamku sedikit malas melihat kehadirannya ke rumahku.
"Adiva, keluar kamu, dasar wanita tamak," ujarnya setengah berteriak.
Akupun terpaksa beranjak dari tempat dudukku, untuk menghadapinya.
"Ada apa Aira, kenapa kamu berkata seperti itu?"
"Kembalikan semua seserahan yang diberikan mas Angga kepadamu, harusnya kamu tahu diri, jika mas Angga lebih memilihku," ujarnya dengan angkuh.
"Aku sudah mengembalikannya," ujarku dengan santai, membuat kedua matanya terbelalak.
"Sudah mengembalikannya, kenapa hanya ada perlengkapan sholat dan mandi? Mana seserahan yang lainnya? Cepat berikan kepadaku, akulah yang berhak mendapatkannya,"
"Aku sudah katakan kepadamu, jika aku sudah mengembalikannya,"
"Tapi kenapa sedikit, mana perhiasan emas dan uang tunai sebesar dua puluh lima jutanya?" pekiknya seraya mengulurkan tangannya.
"Mas Angga, apa kamu tidak menjelaskan kepadanya?" ujarku kepada pria yang berdiri di belakang Aira.
"Menjelaskan apa?!"
"Hanya seserahan itulah yang menggunakan uang pribadinya," ujarku yang membuatnya merasa shock.
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 3"Mas, itu semua tidak benar kan?" ujarnya sambil menatap mas Angga, sedangkan aku hanya memperhatikan interaksi kedua orang tersebut.Mas Angga terlihat gugup, kala Aira terus saja mencecarnya, dengan pertanyaan seputar seserahan.Entah apa yang akan dijelaskan lelaki itu, pada istrinya, membuat Aira menatap kearahku dengan sorot tajam, kemudian beranjak pergi dari sini.Baguslah mereka pergi, itu artinya mas Angga sadar jika seserahan itu memang mutlak milikku.Setelah kepergian mereka, akupun bergegas masuk lalu menutup pintu."Bagaimana Nak, apa urusannya sudah selesai?" tanya ibu yang terlihat cemas."Sudah Bu," jawabku sambil menempatkan Boko*gku ke sofa."Kenapa kamu tidak memberitahu ibu, jika seserahan itu menggunakan uangmu, ibu pikir itu semua memang pemberian Angga,""Maafkan Adiva Bu, karena menyembunyikannya dari ibu dan juga bapak, Adiva melakukannya agar keluarga besar kita menghargai mas Angga, tapi nyatanya lelaki itu justru berkh
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 4Riana tertawa melihat perubahan ekspresi Angga, yang tadinya senyum semringah kini berubah masam."Kamu kenapa berubah sih Adiva, kemana sikap lembut dan murah hatinya kekasih mas yang dulu?" protesnya setelah mendengar jawabanku."Aku memang murah hati Mas, tapi tidak bo*oh, jika memang Aira mengidam ingin dibelikan emas, belikan dong pakai uangmu," sahutku tidak mau kalah."Adiva, beraninya kamu berkata seperti itu, apa kamu merendahkan ku?!" ujarnya dengan wajah merah padam. Mungkin dirinya mulai tersinggung dengan ucapanku."Aku tidak merendahkanmu Mas, hanya saja aku sedang mempertahankan milikku, emas itu dibeli dengan uangku, sudah tentu itu hakku!" "Benar itu, masa uang ceweknya mau dikuasai juga, kalau lelakinya setia sih mending, nah yang ini malah selingkuh," ejek Riana membuat wajah mas Angga semakin merah padam, bahkan kedua tangannya ikut terkepal."Awas kalian berdua, aku pasti bikin perhitungan," ancamnya sebelum berlalu pergi."S
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 5POV AiraDasar sia*, ternyata rencanaku tidak berjalan mulus, aku pikir dengan merebut mas Angga dari Adiva, maka kebutuhanku selama mengandung bayi sia*an ini akan terpenuhi.Seserahan yang seharusnya menjadi milikku, justru tetap ditahan oleh Adiva.Belum lagi mantan sahabatku itu memegang rahasiaku, kalau seperti ini bagaimana aku bisa menekannya untuk menyerahkan emas dan uang tunai itu?"Pergilah, jangan pernah mengusikku lagi," ujarnya terdengar ketus. Bahkan Adiva tidak sudi untuk melihatku."Aku tidak akan mengusikmu, jika kamu kembalikan semua seserahan itu kepadaku," ujarku bersikeras, bagaimanapun caranya, seserahan itu harus pindah ke tanganku hari ini juga."Aku sudah mengembalikannya, tanya saja pada suamimu, itupun kalau dia berkata jujur," ujar Adiva membuatku semakin geram.Entah apa tujuannya berkata seperti itu, jelas-jelas seserahan itu pemberian mas Angga, karena aku ikut menyaksikan acara lamaran itu."Kamu jangan serakah Adi
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 6Pov Angga.Haduh, kenapa sih Adiva tidak mau menyerahkan emas dan uang tunai itu, bukannya itu atas namaku saat memberikannya diacara lamaran waktu itu?Meskipun barang-barang itu menggunakan uangnya, tapi orang-orang tahunya seserahan dariku, seharusnya Adiva mengalah untukku, tapi dia malah bersikeras mempertahankannya, untung saja Aira langsung percaya dengan alasan yang kuberikan, jika tidak bisa saja dirinya menuntut pisah dariku."Mas, apa yang kamu katakan tadi benar, jika Adiva sudah menggugurkan kandungannya?" ujarnya seolah tidak percaya sambil menatap kearahku."Tentu saja, makanya mas tidak bisa menuntut emas dan uang itu dikembalikan, jika tidak, mereka akan melaporkan mas ke polisi, kamu mau melihat Mas di penjara?" ujarku yang membuatnya terdiam.Kenapa gelagat Aira terlihat berubah? Tadinya dia bersikap manja kepadaku, sekarang malah menjaga jarak denganku, apa dia menyesal karena menikah denganku?"Sayang, kamu marah, maafkan mas
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 7POV Author"Angga, sebaiknya kamu pulang saja dan jangan pernah temui Adiva lagi, karena sudah ada lelaki lain yang melamar dia," ucap Kirana membuat Angga terkejut."Ayo kita pergi sekarang, nanti keluarga Andrew kelamaan menunggu kita," ajak Erika yang tak lain ibu kandungnya Adiva dan Kirana.Sedangkan Angga masih terpaku di tempatnya, lelaki itu mencerna ucapan Kirana yang membuatnya sedikit shock. Benarkah Adiva dilamar oleh seseorang?"Hai Angga, kamu sudah budeg ya, disuruh pergi kok malah bengong?" ujar Kirana sedikit membentak, hingga pria itu tersadar dari lamunannya."Hahahaha, tidak mungkin, tidak mungkin ada yang melamar Adiva, itu cuma akal-akalan kalian saja kan?" ucapnya seperti tidak terima, jika Adiva telah menemukan pengganti dirinya.Plak.Kirana memukul pundak Angga, menatap lelaki itu dengan garangnya."Apa maksud ucapanmu, Adiva itu gadis yang baik, dia terpelajar dan pintar serta bisa menjaga dirinya dengan baik, sudah tent
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 8"Bagaimana Adiva, apa kamu bersedia menerima lamaran Andrew?" tanya Pak Baskoro yang merupakan orang tua laki-laki tersebut.Adiva menatap wajah kedua orang tuanya, hati gadis itu sedikit ragu, pasalnya ia pernah mengalaminya kegagalan dalam percintaan."Kamu jangan khawatir Nak, kedua orang tuamu sudah menceritakan semuanya, perihal kamu yang tidak jadi menikah," ucap Sinta seraya tersenyum."Adiva serahkan keputusannya di tangan ibu dan bapak, Tante. Karena merekalah yang tahu mana yang baik untuk Adiva," ujarnya dengan lembut, tanpa berani menatap wajah lelaki yang mengajukan lamaran kepadanya."Bagaimana pak Arman dengan Bu Erika, apa kalian setuju jika Andrew menjadikan Adiva istrinya?" tanya Bu Sinta seraya menatap kearah keduanya."Kami setuju saja Bu, asal Nak Andrew tidak keberatan dengan masa lalu putri saya Adiva, harap dimaklumi, yang namanya pernah mengalami kegagalan, pasti ada berita simpang siur yang memojokkan Adiva, apa nak Andre
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 9Angga terkejut mendengar perkataan Aira, yang menyatakan jika Adiva pernah mengandung lalu menggugurkan bayinya. Semua tamu yang hadir pun langsung berspekulasi tentang Adiva. Untungnya keluarga Baskoro sudah mengetahui dari awal tentang permasalahan Adiva sebelum acara lamaran."Sayang, kenapa kamu mengatakan hal itu?" bisik Angga dengan wajah pucat pasi, kemudian menarik tangan Aira agar beranjak dari tempat itu.Namun Aira malah memilih untuk bertahan, dan ingin melanjutkan untuk mempermalukan Adiva.Plak.Semua orang terkejut karena Adiva maju mendekati Aira lalu menamparnya, dan bukan itu saja, bahkan gadis itu menatap tajam kearah Angga yang kini tidak berani menatap wajahnya."Aku sudah duga Mas, kamu pasti tidak mau berterus terang kepada Aira, tapi malah menciptakan kebohongan seperti itu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.Jujur saja dirinya merasa kecewa, karena sikap Angga yang tidak berani mengatakan kebenarannya pada Aira."Aku tahu
Seserahan Yang Diminta Kembali.Bab 10Angga berusaha menghalangi polisi yang ingin membawa istrinya Aira, namun pria berseragam coklat itu tidak mempedulikannya sama sekali, bahkan mereka malah menghardik Angga, jika terus menghalangi tugas mereka, maka dirinya pun akan ikut dibawa ke kantor polisi, membuat nyali lelaki itu langsung menciut."Mas Angga tolong aku, aku tidak mau di penjara!" teriak Aira dengan deraian air mata.Angga tidak tega melihat keadaan istrinya, dibawa secara paksa oleh dua pria berseragam coklat, bahkan menjadi tontonan para warga sekitarnya."Bubar semuanya, ini bukan tontonan!" ujarnya sambil berteriak membubarkan para warga, tentu saja tindakan Angga mendapat ejekan serta sorakan."Inilah karma akibat memfitnah orang," seru seorang ibu yang memang sudah lama merasa gemas, dengan tingkah keduanya.Angga berniat menjenguk istrinya ke kantor polisi, bila perlu lelaki itu memohon bahkan berlutut demi kebebasan Aira.💞💞💞💞💞"Maaf Pak, saya ingin menjenguk i