Home / Romansa / SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU / Bab 22 Kebohongan Raga

Share

Bab 22 Kebohongan Raga

Author: Aries grils
last update Last Updated: 2025-08-14 20:50:24

Caca membuka pintu dengan langkah gontai, napasnya masih tersengal, tangannya sedikit bergetar ketika menarik pintu kamar Satya. Ia tidak tahu apakah Satya benar-benar akan mempercayainya, atau hanya membiarkannya hidup untuk sementara waktu.

Begitu pintu terbuka, sosok Raga sudah berdiri di depan kamar itu. Wajahnya pucat, mata gelisah menatap Caca dari ujung kaki hingga kepala. Begitu melihat Caca keluar, ia langsung melangkah cepat dan menggenggam tangan gadis itu erat.

“Nona Caca… Anda tidak apa-apa?” suara Raga lirih, nyaris berbisik tapi penuh kecemasan.

Caca tersenyum tipis, berusaha menenangkan, meski jantungnya masih berdegup kencang. “Aku baik-baik saja, Pak Raga. Tidak perlu khawatir.”

Raga belum melepaskan genggamannya, pandangannya masih menyapu wajah Caca mencari tanda-tanda bahaya. “Syukurlah… saya khawatir sekali. Tuan Muda Satya… dia tidak—”

“Tidak melakukan apa-apa padaku,” potong Caca cepat, menggeleng. “Tenang saja. Tapi aku perlu tahu… di mana Nyonya Ratna sekaran
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 28 Aku Lebih Suka Gelap

    Biasanya dalam sebuah film, para gadis akan terpesona ketika melihat seorang laki-laki keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk. Namun tidak dengan Caca. Begitu pintu terbuka dan Satya melangkah keluar, tubuhnya yang basah meneteskan air, mata Caca justru memerah. Ada rasa perih yang sulit dijelaskan ketika melihat tulang-tulang Satya begitu menonjol, kulit pucatnya terlihat kontras dengan rambut hitam yang basah menempel di dahi.Caca merasa hidupnya selama ini begitu sulit, apalagi dengan perlakuan ibu tirinya, namun ia bahkan tak sekurus Satya. Sejenak Caca tak mengalihkan pandangannya, sorot matanya dipenuhi sedih sekaligus iba pada keadaan. Seberapa besar luka yang Satya pendam hingga ia tega membiarkan dirinya hancur seperti ini? Sebegitu cintanyakah Satya pada gadis itu, sampai mengabaikan dirinya sendiri?Tatapan itu membuat Satya menajamkan mata, langkahnya melebar mendekat, membawa hawa dingin dari tubuhnya yang baru selesai mandi.“Apa yang kau lihat?” desisnya pela

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 27 Ada Apa Dengannya

    Kini setiap pagi menjadi rutinitas baru bagi Caca. Seperti hari ini, begitu jam menunjukkan pukul tujuh, ia melangkah masuk ke kamar Satya tanpa banyak bicara. Aroma bau busuk dan pengap menyambut Caca seperti biasa, namun sekarang ia sudah terbiasa, perlahan ia akan mencoba membuat Satya mau mendengarkan nasehatnya. Meski ia tahu itu hal yang tak mudah.Dengan gerakan ringan namun tegas, Caca langsung menyalakan lampu, membuat Satya yang duduk di tepi ranjang spontan menyipitkan mata.Satya memperhatikannya diam-diam. Ada sesuatu pada gadis itu yang berbeda dari orang-orang sebelumnya. Tidak ada raut takut yang berlebihan, tidak pula senyum dibuat-buat yang memuakkan. Caca berjalan seperti biasa saja, seolah memasuki kamar orang normal, bukan kamar “monster” yang selalu dicap oleh orang-orang di rumah itu.Selama beberapa waktu, keduanya hanya terdiam. Satya masih duduk di ranjang dengan kaus hitam kusut dan rambut sedikit acak-acakan. Tatapannya kosong, tetapi jelas pikirannya beker

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 26 Waspada

    Caca melangkah keluar kamar Satya dengan langkah ringan. Untuk pertama kalinya sejak bekerja di rumah besar itu, ia bisa menghela napas tanpa beban di depan pintu kamar Tuan Muda, laki-laki yang sudah ia nikahi hanya sebagai formalitas. Senyum tipis mengembang di bibirnya, bukan kemenangan, tapi rasa lega.Raga, yang sudah menunggu sejak tadi, langsung menghampirinya."Anda berhasil, Nona," ucapnya pelan, namun suaranya sarat emosi. "Anda sudah bertahan sejauh ini… dulu, setiap perawatan maupun orang pilihan nyonya Ratna, tidak bisa melakukan ini, jangankan keluar kamar dalam keadaan tersenyum, bisa keluar dalam keadaan sadar saja sudah sangat beruntung. Anda memang hebat, Nona Caca."Caca hanya tersenyum kecil."Kehidupan yang pahit mengajarkan saya banyak hal, Pak Raga," jawabnya singkat. Matanya sedikit menerawang, mengingat perjalanan hidupnya yang tidak kalah berat. Ada luka lama yang tak ia ceritakan, tapi justru luka itu membuatnya kini berdiri tegak.Ia menoleh lagi pada Raga

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 25 Sebuah Nasihat

    “Tuan muda Satya…”Suara Caca terdengar pelan namun jelas saat ia melangkah masuk ke kamar itu. Tidak ada jeda ragu seperti biasanya, tidak ada tubuh gemetar yang terbiasa ia rasakan setiap kali bertemu Satya. Kali ini, langkahnya mantap, meskipun jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.Tanpa menunggu sahutan, Caca segera berjalan ke arah saklar lampu dan menyalakannya. Seketika, ruangan yang semula gelap gulita tersapu cahaya.Satya yang duduk bersandar di tepi ranjang langsung mengangkat wajahnya, menatap tajam ke arah Caca. Sorot matanya menusuk, penuh curiga sekaligus terkejut.“Apa yang kau lakukan?” suaranya rendah namun keras, nyaris seperti desis. “Siapa yang memberimu keberanian untuk seenaknya menyalakan lampu di sini?” ucap Satya dengan suara tajamnya. Caca tidak langsung menjawab. Ia hanya menoleh, menatap Satya dengan wajah tenang, meski dadanya sedikit berdebar. Tidak ada ketakutan berlebihan seperti sebelumnya, hanya sedikit rasa canggung yang berusaha ia semb

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 24 Cobalah Lagi

    Langkah Caca terasa berat saat ia menaiki tangga menuju kamarnya. Setiap anak tangga seperti membawa beban lebih di punggungnya. Hatinya kacau, pikirannya terus berputar pada wajah Satya, pada sorot matanya saat memintanya jangan bilang siapa pun.“Maafkan aku, Tuan Muda…” bisik Caca dalam hati. “Aku tak bermaksud mengkhianatimu.”Tangannya menggenggam pagar tangga kuat-kuat, seolah berusaha menahan air mata yang sudah memenuhi pelupuk matanya. Ia tahu, apa yang ia lakukan tadi adalah satu-satunya cara untuk membuat nyonya Ratna percaya… tapi ia juga sadar, ia telah mengingkari janji. Janji yang bahkan belum sempat diucapkan sepenuh hati.Begitu sampai di kamar, Caca langsung menutup pintu dan menyandarkan diri di baliknya. Kepalanya menunduk dalam, napasnya berat. Lalu perlahan, ia berjalan ke ranjang, membiarkan tubuhnya rebah di atas kasur, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.Tangannya terangkat, mengusap pipi kirinya yang masih terasa panas, bekas tamparan Nyonya Ra

  • SETELAH DIJUAL IBU TIRIKU   Bab 23 Tamparan Yang Cukup Menyakitkan

    Caca dibawa oleh Raga ke ruang pribadi Nyonya Ratna. Begitu pintu terbuka, Ratna menatap gadis itu dengan mata penuh amarah dan kekecewaan. Tanpa aba-aba, tamparan keras melayang menghantam pipi Caca. Gadis itu terkejut, tubuhnya terhuyung dan tersungkur ke belakang, pandangannya buram sejenak.Saat ia mulai menyesuaikan diri, tatapan tajam Ratna menembus ke dalam dirinya. “Mengapa kau berani membantah perintahku? Mengapa kau masuk ke kamar Satya tanpa izin?” suara Ratna bergetar penuh kemarahan, namun tetap terkendali.Caca terdiam, dadanya terasa sesak. Ia mengangkat kepala perlahan, berusaha menatap balik mata Ratna. “Saya… saya hanya.. Saya ingin membantu Tuan Muda Satya. Bukankah itu yang nyonya perintahkan?”Ratna menatapnya lama, penuh pertimbangan. “Aku tidak memintamu melanggar aturan! Beraninya kamu bermain-main di belakangku?” Ia melangkah mendekat, wajahnya begitu dekat dengan Caca, menuntut kejujuran.Caca menunduk sejenak, kemudian menatap kembali. “Saya tidak bermaksud

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status